Indonesia.go.id - Ekonomi Kreatif Negara G20 Jadi Motor Pemulihan via Transformasi Digital

Ekonomi Kreatif Negara G20 Jadi Motor Pemulihan via Transformasi Digital

  • Administrator
  • Rabu, 16 Maret 2022 | 06:48 WIB
G20
  Pengunjung memindai QR code planogram digital produk kreatif UMKM. Digitalisasi ekonomi kreatif menjadi hal penting bagi kebangkitan ekonomi kreatif. ANTARA FOTO/ Ahmad Subaidi
Sumber daya manusia (SDM) Indonesia harus mumpuni di bidang ekonomi kreatif. Melalui SDM yang kreatif dan inovatif, mereka bisa menjawab tantangan ke depan.

Wabah Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun telah mendorong sejumlah negara di berbagai belahan dunia untuk lebih memacu perkembangan ekonomi kreatif dan menjadikan sektor itu sebagai mesin pertumbuhan baru. Tidak terkecuali Indonesia.

Bahkan, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan ekonomi kreatif berbasiskan kearifan lokal yang dimilikinya sehingga produk tersebut mampu bersaing dengan produk kreatif dari negara lainnya di pasar global.

Meskipun demikian, pelaku produk ekonomi kreatif Indonesia perlu terus diasah untuk menghasilkan inovasi produk yang unggul dan berdaya saing. Pasalnya, harus diakui produk kreatif Indonesia memiliki keunikan dibandingkan produk sejenis di negara lain.

Wajar saja, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mempunyai mimpi menjadikan Indonesia sebagai pemain utama di ekonomi kreatif. “Saya berharap, Indonesia dapat berkontribusi hingga 20 persen di ekonomi kreatif global,” ujarnya, dalam satu kesempatan berkaitan dengan Indonesia Outlook 2022, belum lama ini.

Sebagai gambaran, nilai ekspor ekonomi kreatif Indonesia sepanjang 2021 telah mencapai USD20,58 miliar. Diharapkan pada 2022, nilai ekonomi itu menjadi USD21,28 miliar. “Saya berharap nilai ekspor ekonomi kreatif ada di perbaikan yang cukup signifikan menjadi USD21,28 miliar," jelas Sandiaga.

Dengan nilai sebesar itu, tambah Sandi, Indonesia kini berada di posisi ketiga di dunia. Sementara, nomor satu diduduki oleh Amerika Serikat (AS) dengan industri perfilman Hollywood dan peringkat kedua ditempati Korea Selatan dengan industri musik K-Pop dan drama.

“Oleh karena itu, SDM Indonesia harus mumpuni di bidang ekonomi kreatif. Melalui SDM yang kreatif dan inovatif, mereka bisa menjawab tantangan ke depan,” ujarnya.

 

Digitalisasi Ekonomi

Untuk meningkatkan potensi tersebut, Sandiaga Uno menilai, digitalisasi ekonomi kreatif menjadi hal penting. Walau sebanyak 70 persen--75 persen ekonomi kreatif masih ditopang oleh industri kuliner, kriya, dan fesyen, dia meyakini, industrialisasi ekonomi kreatif di bidang lainnya dapat dikembangkan.

"Tapi yang sekarang prospek ada bidang aplikasi, gim, televisi, radio, animasi, serta beberapa sub sektor yang terakselerasi digitalisasinya oleh pandemi," tambahnya.

Dia pun melihat prospek tersebut sebagai sebuah peluang yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh pemangku kepentingan. Namun, Sandi menilai, diperlukan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi antarlembaga untuk mensukseskan ekonomi kreatif tanah air.

Provinsi Jawa Barat adalah salah satu provinsi yang cukup serius dan gencar mempromosikan produk ekonomi kreatifnya. Pada Senin-Selasa (14--15/3/2022), mereka menyelenggarakan Connecticity 2022. Mengambil tema “Mendorong Kebangkitan Ekonomi Pascapandemi, terutama Ekonomi Kreatif” di Gedung Merdeka Kota Bandung.

Bahkan, kegiatan Connecticity 2022 merupakan event yang ketiga kalinya sejak 2019. Tidak itu saja, penyelenggaraan konferensi bertaraf internasional itu juga menjadi side event Presidensi Indonesia pada U20, rangkaian dari G20. 

Sebagai keynote speaker di acara tersebut, Wakil Menparekraf Angela Tanoesoedibjo mengatakan, di tengah situasi tidak menentu seperti sekarang ini, sektor ekonomi kreatif akan memainkan peran penting dalam mempercepat pemulihan, terutama melalui transformasi digital.

“Tahun 2022 akan menjadi tahun pemulihan global ketika banyak orang belajar untuk menjadi lebih gesit, proaktif, dan berkolaborasi di tengah situasi tidak menentu, dan sektor ekonomi kreatif akan memainkan peran penting, terlebih melalui transformasi digital," ujarnya.

Artinya, inovasi teknologi perannya sangat penting. Bila peranti itu dikombinasikan dengan bakat seseorang, maka akan menghasilkan pengaruh yang besar pada ekonomi Indonesia. Kemenparekraf telah berkomitmen pada Agenda World Conference on Creative Economy (WCCE) 2021 untuk pengembangan ekonomi kreatif di masa depan yang didukung oleh kreativitas dan inovasi.

"Semangat ini berasal dari kepercayaan bahwa industri kreatif telah mendatangkan era bisnis yang baru," terangnya.

Pada kesempatan itu, Angela juga menjelaskan WCCE 2021 telah merekomendasikan tahun ini sebagai tahun untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang tangguh dan kreatif, mendukung aktor Indonesia yang tangguh dan kreatif, dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.

"Inisiatif yang kedua telah berhasil dilaksanakan melalui penetapan resolusi PBB yang berjudul 'International Year of Creative Economy for Sustainable Development, (IYCE) 2021' di majelis umum PBB ke-73," ucapnya.

Proposal inisiatif ini mengakui perlunya mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, mendorong inovasi dan memberikan kesempatan, manfaat dan pemberdayaan bagi semua dan respek terhadap hak asasi manusia.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja berharap, berbagai rekomendasi yang dibahas dalam “Connecticity 2022, International Conference on Creative Economy”, dapat mendorong kebangkitan ekonomi pascapandemi, terutama sektor ekonomi kreatif.

Setiawan menambahkan, ekonomi kreatif dapat menjadi penopang kebangkitan ekonomi, yang luluh lantak akibat pandemi Covid-19, bukan hanya di Indonesia, melainkan juga di belahan dunia lainnya.

Oleh karena itu, tambahnya, Pemerintah Provinsi Jabar akan mempromosikan ekonomi kreatif secara inklusif, dan berkelanjutan di masa pandemi sebagai bagian untuk mendorong kebangkitan ekonomi di daerah itu. Ini juga sejalan dengan Presidensi Indonesia pada G20 yang mengusung slogan “Recover Together, Recover Stronger”.

Setiawan menambahkan, ada sekitar 17 subsektor ekenomi kreatif yang menjadi topik kegiatan tersebut, mulai dari pengembangan ekonomi kreatif, digitalisasi, desain, fesyen, kuliner dan lainnya.

“Ekonomi kreatif akan menjadi salah satu penopang di semua perkotaan, untuk tetap bertahan. Output-nya rekomendasi yang ini. Rekomendasi untuk di bawa ke U20 nantinya,” ujarnya.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari