Indonesia adalah negara yang memiliki sekitar 72 juta ton cadangan nikel atau sekitar 52% cadangan nikel dunia, di mana Sulawesi Tenggara merupakan penghasil nikel terbesar di Indonesia.
Pada Kamis, 19 Mei 2022, Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin datang ke Bumi Oheo sebutan bagi Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara dalam rangka peletakan batu pertama Kawasan Industri PT Nusantara Industri Sejati (PT NIS) di Desa Motui.
Wapres Ma’ruf datang dengan menggunakan heli milik TNI-Angkatan Udara (AU). Terlihat ikut mendampingi Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Gubernur Sulawesi Tenggara H Ali Mazi, Panglima Kodam XIV/Hasanuddin serta Kapolda Sulawesi Tenggara.
Wapres Ma’ruf Amin dalam sambutannya mengungkapkan bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki sekitar 72 juta ton cadangan nikel atau sekitar 52% cadangan nikel dunia, di mana Sulawesi Tenggara merupakan penghasil nikel terbesar di Indonesia. Namun beliau mengimbau agar dalam eksplorasi sumber daya alam jangan dilakukan secara berlebihan. Tapi harus memperhatikan aspek kesinambungan agar pengelolaan sumber daya alam tidak hanya dinikmati pada masa sekarang.
Wakil Presiden Ma’ruf menyampaikan keinginan pemerintah untuk mengembangkan ekosistem kawasan industri modern yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Untuk itu, pemerintah mendukung penuh agar iklim investasi di Indonesia semakin baik, dengan terus meningkatkan daya tarik investasi, melalui pemberian kemudahan perizinan, fasilitas insentif fiskal dan nonfiskal, hingga pemberlakuan larangan ekspor bahan mentah.
“Pesan saya kepada pengelola Kawasan Industri NIS, agar segera menyiapkan daya dukung dan daya tampung di dalam kawasan industri untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing ekspor,” kata Wapres Ma’ruf. Selain itu, partisipasi investor sangat diperlukan dalam membangun ekosistem industri yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Kawasan Industri NIS akan membangun smelter dengan teknologi RKEF. Kapasitas produksi di tahap awal sebesar 70.000 ton, dengan kadar Nikel 10-12 persen. Smelter ini akan dibangun dengan menggunakan luas area tahap pertama, yaitu 375 hektare.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong berdirinya kawasan-kawasan industri untuk menjalankan aktivitas hilirisasi industri, termasuk yang berbasis nikel. Dengan memiliki cadangan nikel sebesar 72 juta ton, atau mencapai 52% dari total cadangan nikel dunia (data 2020), Indonesia punya daya tarik besar bagi investasi di sektor industri tersebut.
“Kemenperin telah menyusun pengembangan perwilayahan industri hingga 2035 yang mencakup peningkatan peran wilayah luar Jawa dalam menciptakan nilai tambah sektor industri pengolahan nonmigas sebesar 40% dari total nilai tambah sektor industri pengolahan nonmigas nasional,” kata Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Iklim Usaha dan Investasi Andi Rizaldi ketika berada di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, 19 Mei 2022.
Target tersebut meliputi pembangunan 36 kawasan industri dengan prioritas pengembangan di luar Pulau Jawa yang didukung dengan penyediaan lahan sekitar 50.000 ha dan pembangunan sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) baru, minimal satu Sentra IKM di setiap kabupaten/kota.
Di Provinsi Sulawesi Tenggara, yang merupakan satu dari 22 wilayah pusat pertumbuhan industri (WPPI) sesuai Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional tahun 2015-2035, terdapat Kawasan Peruntukan Industri (KPI) seluas 4.244,68 hektare, dengan empat kawasan industri, termasuk di antaranya Kawasan Industri Nusantara Industri Sejati.
Presiden Komisaris NT Corp Nurdin Tampubolon menyampaikan, smelter nikel yang dibangun akan menghasilkan Ferro Nickel sebagai bahan baku untuk pabrik lainnya, dalam bentuk produk turunan seperti nickel metal, ni powder, batteries, hingga aplikasi untuk industri otomotif, alat rumah tangga, dan peralatan kesehatan.
Kebutuhan infrastruktur pendukung dalam WPPI Sulawesi Tenggara meliputi jalan, gas, dan air baku. Untuk meningkatkan daya dukung kawasan industri di WPPI Sulawesi Tenggara, Kemenperin telah menyampaikan usulan kepada Bappenas agar perbaikan jalan nasional dari Pohara menuju Kabupaten Konawe Utara sepanjang 15 kilometer masuk ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2023 kepada Bappenas.
“Kami juga melihat perlunya pembangunan jaringan gas bumi di Provinsi Sulawesi Tenggara,” ujar Staf Ahli Menteri Perindustrian Andi Rizaldi.
Produksi bijih nikel di dalam negeri ditujukan untuk mendukung kebutuhan bahan baku industri dalam negeri dengan memperhatikan environmental social governance, artinya sektor industri turut memperhatikan pengelolaan lingkungan hidup dan keberlanjutannya (sustainability), serta pengembangan wilayah dan masyarakat.
Pada Desember 2021, Presiden Joko Widodo pernah meresmikan pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) nikel PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Konawe. Pabrik smelter itu memiliki kapasitas produks feronikel hingga 1,8 juta ton per tahun.
Hilirisasi menciptakan nilai tambah berkali-kali lipat. Nilai tambah pengolahan bijih nikel ke feronikel mencapai 14 kali, sedangkan jika ke billet SS mencapai 19 kali. Saat ini, smelter nikel yang beroperasi di Indonesia menelan investasi USD15,7 miliar, dengan kapasitas feronikel 969 ribu ton per tahun. Ekspor produk feronikel juga meningkat sangat pesat dari tahun ke tahun. Pada 2020, nilainya mencapai USD4,7 miliar, sedangkan Januari--Oktober 2021 mencapai USD5,6 miliar.
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari