Indonesia.go.id - Mengurangi Potensi Banjir Jakarta

Mengurangi Potensi Banjir Jakarta

  • Administrator
  • Selasa, 27 Desember 2022 | 09:23 WIB
INFRASTRUKTUR
  Presiden Joko Widodo saat meresmikan Bendungan Sukamahi di Kabupaten Bogor. SETPRES
Bendungan Ciawi dan Sukamahi diharapkan bisa mengurangi banjir yang ada di Jakarta kurang lebih hingga 30,6 persen.

Pada Jumat, 23 Desember 2022, Presiden Joko Widodo meresmikan bendungan demi mengendalikan banjir di Jakarta. Bendungan itu bernama Sukamahi yang terletak di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Bendungan Sukamahi dibangun sejak 2016, merupakan salah satu bendungan kering yang memiliki manfaat mereduksi banjir sebesar 30,5 meter kubik per detik. “Dua bendungan ini, yakni Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi, adalah bendungan kering. (Bendungan) Ciawi dan Sukamahi ini kita harapkan bisa mengurangi banjir yang ada di Jakarta kurang lebih 30,6 persen,” ujar Presiden saat peresmian.

Presiden menyatakan, bendungan yang menghabiskan anggaran sebesar Rp1,3 triliun itu dapat mereduksi 318 juta meter kubik air dari 464 juta meter kubik air yang masuk ke wilayah Jakarta dan sekitarnya. "Kurang lebih nanti ada 12 kelurahan yang tidak lagi terdampak banjir, karena adanya bendungan Ciawi dan Sukamahi," katanya.

Bendungan Ciawi memiliki volume tampung 6,05 juta m3 dan luas area genangan 39,40 hektare untuk mereduksi banjir sebesar 111,75 m3/detik. Kontrak pembangunannya senilai Rp798,70 miliar dengan kontraktor pelaksana adalah PT Brantas Abipraya dan PT Sacna (KSO).

Sedangkan Bendungan Sukamahi memiliki daya tampung 1,68 juta m3 dan luas area genangan 5,23 hektare dengan manfaat mereduksi banjir sebesar 15,47 m3/detik. Pembangunan Bendungan Sukamahi sebenarnya sudah direncanakan sejak 1990-an. Kontrak pembangunannya senilai Rp464,93 miliar dengan kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya-Basuki KSO.

Kontrak Pembangunan Bendungan Ciawi ditandatangani pada 23 November 2016 antara pihak SNVT PJSA Ciliwung Cisadane dan Abipraya-Sacna KSO sebagai pihak kontraktor. Bendungan Ciawi memiliki volume tampung 6,45 juta m3 dan luas area genangan 29,22 hektare.

Selain kedua bendungan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan pengendalian banjir di Jakarta akan lebih baik apabila proyek sodetan kali Ciliwung ke Banjir Kanal Timur (BKT) telah selesai dilakukan. Kombinasi dua bendungan tersebut ditambah sodetan akan mengurangi separuh wilayah yang tergenang air di Jakarta.

“Kita harapkan Maret juga sudah selesai (proyek sodetan kali Ciliwung ke BKT). Itu akan mengurangi banyak sekali wilayah yang sebelumnya tergenang menjadi tidak, dari 468 hektare menjadi 211 hektare, kurangnya separuh, hampir separuh lebih,” tambahnya.

Terkait air laut yang sudah mulai masuk ke daratan, Presiden Joko Widodo mengatakan, untuk sementara pemerintah telah memulai pengerjaan tanggul laut di kawasan pesisir Jakarta. Namun, perlu rencana jangka panjang berupa tembok laut raksasa atau giant sea wall yang harus segera dikalkulasi secara matang.

“Urusan air laut yang masuk ke darat, untuk sementara, saya kira tanggul laut sudah dikerjakan. Tapi dalam jangka panjang memang giant sea wall itu juga harus segera dikalkulasi dan juga segera dimulai,” lanjutnya.

Pada kesempatan terpisah, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengungkapkan bahwa Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama-sama menyelesaikan proyek pembangunan tanggul laut di pesisir Jakarta. Menurut Heru, hingga saat ini, proses pembangunan tanggul oleh pemerintah daerah sudah berjalan 1,5 kilometer.

“Dari PUPR kalau tidak salah 11,5 kilometer dan (pemerintah) DKI sudah juga berjalan 1,56 kilometer,” kata Heru.

 

Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari