Indonesia.go.id - Beringin Sila Siap Mendukung Ketahanan Pangan NTB

Beringin Sila Siap Mendukung Ketahanan Pangan NTB

  • Administrator
  • Kamis, 12 Januari 2023 | 21:55 WIB
INFRASTRUKTUR
  Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Beringin Sila yang terletak di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis, 29 Desember 2022. Bendungan Beringin Sila merupakan bendungan keempat di Provinsi NTB yang diresmikan oleh Presiden Jokowi. SETPRES
Kunci pembangunan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah ketersediaan air. Dengan adanya suplai air yang kontinyu dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi dua hingga tiga kali tanam.

Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo meresmikan Bendungan Beringin Sila yang terletak di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis, 29 Desember 2022. Bendungan Beringin Sila merupakan bendungan keempat di Provinsi NTB yang diresmikan Presiden.

"Untuk di Provinsi NTB ada enam bendungan, ini bendungan yang keempat. Masih ada dua lagi yang Insyaallah akan diselesaikan tahun depan," kata Presiden Joko Widodo.

Presiden berpesan kepada masyarakat dan jajarannya agar dapat mengoptimalkan pemanfaatan Bendungan Beringin Sila, utamanya untuk ketahanan air dan ketahanan pangan.

Presiden berharap, kehadiran bendungan tersebut mampu meningkatkan produktivitas pertanian daerah, khususnya di Kabupaten Sumbawa.

"Kita harapkan di Kabupaten Sumbawa khususnya, yang dulu bisa panen sekali, nanti para petani bisa jadi panen dua atau bahkan tiga kali. Harapan kita, produktivitas pertanian di NTB bisa meningkat secara drastis sebagai dampak dari anggaran pembangunan yang tidak sedikit. Jadi ada return atau manfaat nyatanya," kata Presiden.

Bendungan yang dibangun dengan anggaran Rp1,7 triliun itu, mempunyai luas genangan 126 hektare (ha) dan akan mengairi sawah kurang lebih 3.500 ha.

“Jadi ada return-nya pada masyarakat, pada provinsi, dan juga kepada negara utamanya untuk ketahanan air dan ketahanan pangan kita,” lanjutnya.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono yang hadir saat peresmian mengatakan, Beringin Sila bertujuan untuk mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan irigasi dan air baku khususnya di wilayah Kecamatan Utan dan Kecamatan Buer, Kabupaten Sumbawa.

"Kunci pembangunan di NTB adalah ketersediaan air. Dengan adanya suplai air yang kontinyu dari bendungan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menjadi dua hingga tiga kali tanam,” kata Menteri Basuki.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengatakan, Bendungan Beringin Sila selain difungsikan untuk irigasi, juga menghasilkan air baku sebesar 76 liter/detik untuk Kabupaten Sumbawa. Selain itu, bendungan tersebut juga bermanfaat untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 1,4 MW, reduksi banjir sebesar 85 m3/detik atau sekitar 32,7%, serta potensi sebagai tempat pariwisata.

Jarot Widyoko berharap, sejumlah manfaat dari Beringin Sila dapat dirasakan langsung baik oleh masyarakat maupun untuk sektor pertanian. Tidak hanya sebagai fungsi irigasi, bendungan tersebut juga memiliki fungsi untuk air baku, destinasi wisata, dan reduksi banjir.

“Retensi atau reduksi banjir kurang lebih 32,75 persen di mana tadi kami sampaikan bahwa titik ini adalah di tengah-tengah, sehingga yang tadinya kurang lebih 832 hektare daerah terdampak banjir, sekarang kurang lebih masih 500-an (hektare),” ucap Jarot.

Bendungan Beringin Sila telah dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPA) berkapasitas 40 liter/detik dengan resevoir 600 m3. "Selain itu juga tersedia Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 35 KW yang digunakan untuk operasi bendungan sebagai alternatif PLN. Bendungan ini juga yang pertama menggunakan teknologi buka tutup pintu air jarak jauh dengan jaringan internet," kata Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I Hendra Ahyadi.

Pembangunan Bendungan Beringin Sila dilakukan dalam dua paket, di mana Paket I dilaksanakan oleh PT Brantas Abipraya-PT Mina (KSO), sedangkan Paket II oleh PT Nindya Karya-PT Lestari (KSO) dan supervisi dilaksanakan oleh PT Indra Karya-PT Bina Karya-Tuah (KSO).

 

Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari