Indonesia.go.id - Mari Lengkapi Imunisasi Anak

Mari Lengkapi Imunisasi Anak

  • Administrator
  • Selasa, 24 Januari 2023 | 17:51 WIB
IMUNISASI
  Petugas kesehatan memberikan vaksin polio tetes (Oral Poliomyelitis Vaccine) kepada anak berkebutuhan khusus (ABK) di Sekolah Luar Biasa (SLB) Cinta Mandiri di Desa Panggoi, Lhokseumawe, Aceh, Jumat (16/12/2022). ANTARA FOTO/ Rahmad
Kementerian Kesehatan memperkecil kemungkinan terjadinya perluasan Kejadian Luar Biasa (KLB) atau peningkatan kasus yang bisa dicegah dengan imunisasi.

Persoalan kesehatan di Indonesia beberapa tahun terakhir bukan cuma pandemi Covid-19. Potensi penyakit tak menular, rendahnya tumbuh kembang anak, dan asupan gizi masih menjadi prioritas utama bagi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Mengingat situasi pandemi Covid-19 yang mulai terkendali, menjadi landasan bagi Kementerian Kesehatan untuk fokus pada program imunisasi dasar lengkap pada anak. “Masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan, yang utama adalah melindungi generasi kita dari kecacatan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan cara yang paling efektif yaitu dengan imunisasi,” ujar Juru bicara Kemenkes dr M Syahril di Jakarta, Rabu (11/1/2023).

Selama 2022, capaian imunisasi kejar nasional belum memuaskan. Bahkan capaian imunisasi dasar untuk anak di luar Jawa-Bali per provinsi rata-rata masih di bawah 35 persen. Salah satunya ditandai dengan adanya kejadian luar biasa (KLB) polio di Kabupaten Pidie, Aceh. Meski pada akhirnya, dalam seminggu, Kemenkes bergerak cepat dengan menggeber cakupan imunisasi polio kejar di Pidie hingga 95 persen.

Ada beberapa jenis imunisasi dasar rutin yang diberikan secara gratis oleh pemerintah, yakni:

  1. Imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-11 bulan
  • 1 Bulan: BCG Polio 1, mencegah penularan tuberculosis dan polio;
  • 2 Bulan: DPT-HB-Hib 1 Polio 2, mencegah polio, difteri, batuk rejan, tetanus, hepatitis B, meningitis, dan pneumonia;
  • 3 Bulan: DPT-HB-Hib 2 Polio 3;
  • 4 Bulan: DPT-HB-Hib 3 Polio 4;
  • 9 Bulan: Campak, mencegah campak.
  1. Imunisasi lanjutan bayi usia 18-24 bulan
  • Imunisasi DPT-HB-Hib 1 dosis, berfungsi untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis;
  • Imunisasi campak rubella 1 dosis.
  1. Imunisasi lanjutan anak sekolah dasar pada program tahunan Bulan Imunisasi Nasional
  • Imunisasi campak rubella dan DT pada anak kelas 1
  • Imunisasi tethanus diphteria td pada anak kelas 2 dan kelas 5
  1. Vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV), vaksin Rotavirus, dan vaksin Human Papilloma Virus (HPV).

Vaksin PCV bertujuan untuk mencegah penyakit radang paru, radang selaput otak, radang telinga yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus. Vaksin Rotavirus untuk mencegah diare berat dan komplikasinya yang disebabkan oleh virus Rota. Sedangkan vaksin HPV untuk mencegah kanker leher rahim (kanker serviks) pada wanita.

Adapun vaksin PCV mulai 2022 sudah diberikan secara nasional. Vaksin HPV diberikan di 131 kabupaten/kota di delapan provinsi, terdiri dari empat provinsi di Pulau Jawa dan empat provinsi di luar Pulau Jawa (Provinsi DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Bali).

Direncanakan pada 2023 sudah dilaksanakan di seluruh provinsi dan kabupaten/kota. Sementara itu, imunisasi dengan vaksin Rotavirus akan dimulai pada 2022 di 21 kabupaten/kota yang mewakili tiap pulau, dan akan diberikan secara nasional di 2024.

Imunisasi Kejar

Kemenkes menggelar Imunisasi Kejar Nasional di sejumlah daerah pada Mei hingga November 2022. Imunisasi kejar baik dikhususkan pada Polio, Pentavalen DPT, HB-HiB, maupun campak rubella. Imunisasi Kejar adalah imunisasi tambahan untuk mengejar cakupan imunisasi rutin yang masih rendah, sehingga anak-anak dapat terlindungi dari kematian dan kecacatan akibat penyakit.

Sebanyak 72,7 persen atau 26,5 juta anak Indonesia mendapatkan imunisasi kejar campak rubella dari target anak 36,4 juta. Sejauh ini, capaian rata-rata imunisasi kejar campak-rubella semua provinsi di regional Jawa-Bali yang sudah menembus target 95 persen meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Timur. Sementara hanya satu provinsi di luar Jawa-Bali yang bisa mencapai target tersebut yaitu Sulawesi Selatan.

Secara rerata dari sejumlah provinsi di luar regional Jawa-Bali baru tiga provinsi yang mampu memenuhi target 80 persen yaitu Kepulauan Riau, Sumatra Selatan, dan Lampung. Sementara untuk Regional Jawa-Bali hanya DKI Jakarta yang belum mencapai target.

Demikian pula untuk cakupan imunisasi polio suntik (IPV), di mana hanya Provinsi Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, dan Jawa Timur yang sudah memenuhi target, sementara 29 provinsi lainnya belum. Pemberian imunisasi polio diberikan dalam bentuk polio tetes (oral olio vaccine/OPV) atau polio suntik (inactivated polio vaccine/IPV).

Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang dilaksanakan Mei 2022 merupakan upaya yang dilakukan Kemenkes untuk menyikapi adanya gap imunitas serta memperkecil kemungkinan terjadinya perluasan KLB atau peningkatan kasus yang bisa dicegah dengan imunisasi.

Pada tahap pertama BIAN dilaksanakan pada Mei 2022 untuk 27 propinsi di luar regional Jawa dan Bali. Sementara putaran kedua dilaksanakan pada Agustus 2022 untuk provinsi di Regional Jawa dan Bali.

Imunisasi atau vaksinasi adalah metode intervensi kesehatan di hulu yang cost-effective untuk menurunkan kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Sejarah membuktikan bahwa Indonesia telah bebas dari penyakit cacar dan polio, mengeliminasi tetanus pada ibu dan bayi, serta menurunkan kasus campak dan rubella, salah satunya karena keberhasilan imunisasi. Mari ajak si buah hati untuk ikut imunisasi.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari