Indonesia.go.id - Asa Indonesia Jadi Pusat Wisata Kebugaran Dunia

Asa Indonesia Jadi Pusat Wisata Kebugaran Dunia

  • Administrator
  • Kamis, 9 Februari 2023 | 09:35 WIB
PARIWISATA
  Indonesia secara umum kaya akan alam, budaya, dan tradisi yang menjadi aset penting bagi wisata kebugaran seperti produk herbal, jamu, produk aromaterapi, klub meditasi, pusat retret, makanan sehat, dan alam geotermal. KEMENPAREKRAF
Indonesia tak hanya kaya oleh keindahan alam dan keluhuran budaya, tapi juga memiliki pusat relaksasi dan spa berbasis produk tradisional.

Wisata kebugaran atau wellness tourism jadi incaran wisatawan saat ini selain alam terbuka atau seni budaya. Wisata kebugaran merujuk pada kegiatan untuk mempertahankan gaya hidup sehat, mengurangi stres, mencegah penyakit, dan meningkatkan kesejahteraan jiwa raga.

Wisata kebugaran kerap juga disandingkan dengan wisata medis atau medical tourism. Namun pada praktiknya, kedua hal itu memiliki perbedaan.

Wisata medis biasanya merupakan bagian dari upaya melakukan perawatan kesehatan di negara lain, dengan berbagai alasan. Misalnya, teknologi lebih canggih, ada rumah sakit atau klinik khusus perawatan tertentu yang diinginkan, atau harga lebih terjangkau.

Malaysia, Singapura, Thailand, Tiongkok, dan Korea Selatan merupakan negara-negara yang selama ini dinilai sebagai destinasi berdaya tarik kuat untuk jenis wisata medis. Cukup banyak orang Indonesia yang datang ke sana untuk menjalani perawatan medis penyakit tertentu, baik di RS maupun treatment di klinik khusus.

Banyak titik di Indonesia yang berpotensi sangat besar jika dikembangkan sebagai lokasi wisata kebugaran dan kesehatan. Selain mempunyai suasana alam yang mendukung, juga memiliki pusat relaksasi dan spa berbasis produk tradisional. Beberapa daerah di Indonesia bahkan memiliki resor khusus untuk pegiat meditasi dan yoga, klinik kecantikan, maupun rumah sakit dengan fasilitas perawatan penyakit berat.

Mengacu pada kategori wellness economy, setidaknya ada delapan jenis aktivitas wisata kebugaran/kesehatan, yakni personal care and beauty, healthy eating and nutritious weight loss, physical activities, wellness tourism spa and spring, traditional complementary medicine, public health preventive and personalized medicine, wellness real estate, dan mental health.

Seperti dikatakan Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono, wellness tourism di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, terutama pascapandemi Covid-19. Konsep berwisata yang menyeimbangkan antara tubuh, pikiran, dan jiwa ini diminati karena diyakini mampu meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup seseorang menjadi lebih baik.

“Sekarang ini beberapa RS di Indonesia telah tersedia outlet jamu tradisional, pelayanan pijat tradisional untuk kebugaran serta paket wisata yang terintegrasi dengan wisata alam, wisata artifisial, lalu diakhiri dengan wisata belanja dan kuliner,” jelas Wamenkes, beberapa waktu silam.

Menyikapi potensi itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus mendorong pembangunan destinasi wisata kesehatan dan kebugaran. Wisata Kesehatan Indonesia merupakan salah satu strategi pengembangan pariwisata nasional karena sangat berpotensi dalam “menahan” kepergian orang Indonesia ke luar negeri, maupun mendatangkan wisatawan mancanegara.

Setidaknya setiap tahun diketahui sejumlah orang Indonesia mengeluarkan dana hingga USD1 miliar untuk berobat ke luar negeri. Utamanya ke Malaysia. Menurut Kemenparekraf/Baparekraf RI, istilah yang mereka gunakan adalah wisata kesehatan, yang terbagi ke dalam empat pilar, yaitu Wisata Medis, Wisata Kebugaran, Wisata Olahraga Kesehatan (berbasis event olahraga), dan Wisata Ilmiah Kesehatan (berbasis MICE).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menilai, wisata kebugaran merupakan kunci pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) Indonesia, bahkan dunia. “Saya yakin industri yang tahan terhadap krisis adalah industri wellness (tourism), terutama setelah pandemi, kesehatan pun menjadi prioritas semua orang,” kata Menteri Sandiaga.

Adapun fenomena meningkatnya kepedulian akan kesehatan usai pandemi Covid-19 dinilai sebagai bukti bahwa wellness tourism menjadi salah satu industri yang tangguh, inklusif, dan responsif terhadap krisis. Indonesia memiliki potensi pasar yang besar terkait wellness tourism global.

Menurut Global Wellness Institute, sebuah organisasi nirlaba dengan misi memberdayakan kebugaran di seluruh dunia, pada 2017, menempatkan Indonesia berada di posisi ke-17 sebagai pasar tujuan wisata kebugaran. Indonesia juga menjadi pasar terbesar kedua se-Asia Tenggara yang menciptakan 1,31 juta tenaga kerja.

Saat menyampaikan rencana kerja Kemenparekraf 2023 di Komisi X DPR RI, Rabu (25/1/2023), Wakil Menparekraf Angela Tanoesoedibjo mengungkapkan, pengembangan wisata kebugaran diharapkan turut meningkatkan kunjungan pelancong mancanegara/domestik maupun nilai tambah industri ekraf yang diproyeksikan pada 2023 sebesar Rp1.279 triliun.

Isu wisata kesehatan menjadi hal yang sangat menjanjikan, pada 2017, diperkirakan bahwa wisata kesehatan global senilai USD639 miliar. Tahun 2022 diperkirakan meningkat menjadi USD919 miliar, dan diperkirakan akan menembus angka USD1,6 triliun di 2030.

Oleh sebab itu, pariwisata jenis ini harus terus dikembangkan dengan pengelolaan yang profesional, lalu dipromosikan ke wisatawan nusantara dan mancanegara. Saat ini dilakukan pengembangan destinasi wisata kebugaran di tiga daerah, yakni Solo, Yogyakarta, dan Bali. Menurut Menparekraf Sandiaga Uno, ketiga daerah prioritas pengembangan wisata kebugaran itu memiliki aset wellness yang luar biasa. Potensi luar biasa tiga daerah itulah yang layak dikenal wisatawan internasional.

Mengingat secara khusus di daerah itu dan Indonesia secara umumnya kaya akan alam, budaya, dan tradisi yang menjadi aset penting bagi wisata kebugaran seperti produk herbal, jamu, produk aromaterapi, klub meditasi, pusat retret, makanan sehat, dan alam geotermal.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari