Dengan curah hujan yang ada, diharapkan pada Oktober 2023 Bendungan Cipanas sudah bisa mencapai level intake.
Pemerintah terus mempercepat pembangunan bendungan agar masalah ketahanan pangan dan ketersediaan air baku tanah teratasi. Selain juga bendungan berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Berdasarkan alasan itulah, Pemerintah gencar membangun bendungan. Sejak 2015, di era Presiden Joko Widodo telah dibangun dan tuntas diselesaikan sebanyak 29 bendungan.
Hingga 2024, kepala negara pun menargetkan bisa menuntaskan 57 bendungan baru di seluruh Indonesia. Salah satu bendungan baru itu adalah Bendungan Cipanas yang berlokasi di Kabupaten Sumedang.
Infrastruktur itu merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN). Informasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), rencananya proyek itu siap diresmikan pada September 2023. Menurut Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan, sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja, sejak Mei 2023 konstruksi Bendungan Cipanas sudah selesai fisiknya mencapai 98 persen.
"Sudah mulai digenangi air. Dengan curah hujan yang ada, diharapkan pada Oktober 2023 sudah bisa mencapai level intake," kata Endra dalam keterangan tertulisnya, Minggu (16/7/2023).
Seiring dengan hal itu, Endra menambahkan, Bendungan yang dibangun dengan total anggaran sebesar Rp2,03 triliun tersebut ditargetkan akan siap diresmikan pada kuartal III-2023 atau tepatnya pada September tahun ini.
Sebagaimana diketahui, kelak Bendungan Cipanas akan memasok kebutuhan air baku sebesar 850 liter per detik bagi bandara Kertajati serta kawasan permukiman dan kawasan industri di Cirebon-Patimban-Kertajati (Rebana). "Kita tunggu tentunya informasi dari Istana untuk kunjungan kerja berikutnya ke Jawa Barat, antara lain, untuk agenda peresmian Bendungan Cipanas yang sangat penting ini, terutama untuk menjamin pasokan air ke daerah-daerah irigasi, permukiman dan industri," ujarnya.
Sebagai informasi, pembangunan Bendungan Cipanas dikerjakan oleh PT Wijaya Karya-PT Jaya Konstruksi KSO yang fokus pada pembangunan tubuh bendungan. Sementara itu, PT Brantas Abipraya (Persero) membangun infrastruktur pendukung.
Dengan luas genangan 1.315,95 hektare (ha), bendungan tipe urugan inti tegak ini juga dapat dimanfaatkan sebagai tampungan air pengendali banjir untuk wilayah Indramayu dan sekitarnya karena mampu mengurangi debit banjir sebesar 488 meter kubik per detik serta memiliki potensi pembangkit listrik sebesar 3 mega watt (MW).
Selain Bendungan Cipanas, PUPR juga sebelumnya sempat mengumumkan 14 bendungan lainnya yang diproyeksi akan rampung pada tahun ini. Informasi tersebut disampaikan Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko.
Jarot membeberkan, sebanyak 15 dari 32 proyek bendungan yang saat ini tengah berlangsung ditargetkan akan rampung pada tahun ini. "Sebanyak 15 bendungan yang on going dan insyaallah selesai tahun 2023," ujar Jarot dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi V bersama Kementerian PUPR beberapa waktu lalu.
Secara lebih rinci, ke-15 proyek bendungan yang dimaksud yaitu Keurto, Rukoh, Lau Simeme, Margatiga, Karian, Cipanas, Leuwikeris, Jlantah, Sepaku Semoi, Sidan, Tiu Suntuk, Temef, Lolak, Pamukkulu, dan Ameroro.
Melalui pembangunan sejumlah bendungan itu, Kementerian PUPR terus melanjutkan pembangunan bendungan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pada periode 2015-2025, Kementerian PUPR menargetkan penyelesaian pembangunan 57 bendungan.
Dari sejumlah bendungan yang dibangun itu, pemerintah mengharapkan pasokan air irigasi premium meningkat dari semula 10,6 persen menjadi 19,3 persen. Selain itu, bendungan baru akan menambah daerah irigasi produktif seluas 234.741 ha sebagai bagian dari peningkatan luasan jaringan irigasi 1,12 juta ha, dan rehabilitasi jaringan irigasi seluas 3,84 juta ha.
Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nurani/Elvira Inda Sari