Rusak parah akibat kebakaran, upaya pemulihan ekosistem kawasan Gunung Bromo diperkirakan membutuhkan biaya hingga Rp3,5 miliar. Butuh waktu 3--5 tahun.
Sempat ditutup, buntut kebakaran yang disebabkan flare rombongan foto prewedding, kawasan wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) akhirnya kembali dibuka untuk umum. Merujuk laman resmi TNBTS, kawasan Gunung Bromo dibuka sejak Selasa (19/9/2023) dini hari, atau mulai pukul 00.01 WIB.
Ada empat pintu masuk ke kawasan wisata ini yaitu melalui pintu masuk Coban Trisula Kabupaten Malang, Wonokitri Kabupaten Pasuruan, Cemorolawang Kabupaten Probolinggo, dan Senduro Kabupaten Lumajang. Untuk pembelian tiket masuk hanya bisa dilakukan secara daring melalui link berikut: http://bookingbromo.bromotenggersemeru.org.
Pihak pengelola kawasan wisata TNBTS juga menyampaikan peringatan kepada pengunjung agar mematuhi prosedur masuk, peraturan, dan larangan yang berlaku di kawasan wisata TNBTS mengingat saat ini masih dalam masa waspada kebakaran hutan. Pengunjung diminta tidak membuat api unggun dan dilarang membawa benda-benda yang dapat memicu kebakaran seperti kembang api, petasan, dan flare (https://bromotenggersemeru.org/)
Pemulihan Puluhan Tahun
Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) Luthfiralda Sjahfirdi mengatakan, pemulihan ekosistem hutan pascakebakaran sangat bergantung pada lanskap, tingkat kerusakan, dan spesies yang terdapat di dalamnya.
“Campur tangan manusia dalam proses pemulihan amat dibutuhkan agar proses pemulihan dapat berjalan lebih cepat,” ujar Luthfiralda dilansir laman resmi UI pada Rabu (20/9/2023).
Luthfiralda mengungkapkan, banyak ahli telah mengadakan penelitian mengenai pemulihan kembali lahan akibat kebakaran. Menurut para ahli tersebut butuh waktu cukup lama, bahkan sampai puluhan tahun untuk mengembalikan lingkungan ke kondisi seperti semula.
Hutan yang berusia satu tahun akan memiliki kumpulan tumbuhan dan hewan yang beragam dibandingkan hutan yang berusia puluhan tahun. Di daerah tropis, wilayah yang hangus terbakar dapat memulai proses suksesi apabila datang musim penghujan.
Mengutip pernyataan Patricia Kennedy, ahli biologi satwa liar dari Oregon State University, Luthfiralda menyampaikan, kebakaran hutan dapat berfungsi sebagai tombol ‘reset’ untuk membiarkan hutan tua terlahir kembali. Namun, proses suksesi ini sangat bergantung pada faktor biotik dan abiotik, termasuk di antaranya adalah lingkungan dan ketersediaan benih.
Untuk mengembalikan fungsi lahan pascakebakaran ada beberapa langkah yang harus diambil, salah satunya adalah dengan mendata vegetasi apa saja yang terdampak serta memahami biologi spesies vegetasi maupun sifat-sifat hutan. Beberapa spesies tumbuhan memiliki biji yang gemar panas. Kebakaran kerap kali mendorong biji yang tertidur untuk bertunas. Suhu yang tinggi penting bagi perkembangbiakan banyak spesies tumbuhan yang bijinya tidak hanya bereaksi terhadap air, tetapi juga terhadap api.
Secara terpisah, Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) Hendro Widjanarko menyatakan, butuh waktu hingga lima tahun agar ekosistem Kawasan Gunung Bromo di Jawa Timur bisa pulih akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan.
"Untuk pohon-pohon asli di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru seperti cemara gunung, kesek, tutup, pasang, yang terdampak kebakaran, itu kurang lebih diperkirakan membutuhkan waktu tiga sampai lima tahun," jelas Hendro, Kamis (21/9/2023).
Hendro menyebutkan ada tiga mekanisme pemulihan kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yaitu alam, rehabilitasi, restorasi. Pertama, pemulihan secara alami khususnya untuk area savana atau padang rumput yang berada di kawasan tersebut. Kedua, rehabilitasi dengan melakukan penanaman pohon kembali. Ketiga, restorasi atau upaya mengembalikan unsur hayati.
Menurut Hendro upaya pemulihan ekosistem kawasan Gunung Bromo tersebut, diperkirakan membutuhkan biaya hingga Rp3,5 miliar.
Dampak Buruk
Mengutip berbagai pemberitaan media nasional, kawasan TNBTS mengalami kebakaran hutan dan lahan akibat flare yang digunakan sekelompok orang untuk melakukan pengambilan foto prewedding, pada 6 September 2023. Akibatnya, kawasan wisata Gunung Bromo terpaksa ditutup total selama kurun 6--18 September 2023. Area seluas 504 hektare di kawasan TNBTS dilaporkan mengalami kerusakan akibat peristiwa kebakaran yang terjadi.
Kawasan TNBTS, yang tersebar di empat kabupaten di Jawa Timur, yakni Malang, Probolinggo, Pasuruan, dan Lumajang, merupakan wilayah konservasi yang masuk daftar UNESCO sebagai World Network of Biosphere Reserves. Untuk diketahui, kawasan TNBTS yang meliputi ekosistem gurun atau lautan pasir sekaligus padang savana merupakan ekosistem yang unik.
Pada ekosistem savana dijumpai hamparan padang rumput atau yang dikenal sebagai Bukit Teletubbies, lokasi dilakukan pengambilan gambar oleh para pelaku. Kawasan yang menjadi mayoritas area yang rusak akibat kabakaran merupakan savana tersebut.
Peristiwa kebakaran dapat menimbulkan dampak jangka pendek dan panjang bagi biodiversitas di TNBTS. Dalam jangka pendek, sejumlah vegetasi endemik, seperti rumput malela, edelweis, hingga anggrek tosari yang merupakan spesies endemik pegunungan Jawa, hangus terbakar ( https://www.ui.ac.id/butuh-waktu-lama-pulihkan-ekosistem-di-kawasan-gunung-bromo-pasca-kebakaran-hutan-dan-lahan/).
Menurut pendapat para ahli, kebakaran cenderung “menyiangi” tumbuhan tertentu dan mendukung pertumbuhan tumbuhan lain, terutama rumput. Dalam jangka panjang area bekas kebakaran dapat berubah menjadi kawasan yang didominasi rumput dikarenakan keleluasaan pertumbuhan rumput yang relatif cepat.
Selain itu, dampak jangka panjang akibat kebakaran hutan dan lahan bagi kehidupan satwa di kawasan Gunung Bromo dapat menimbulkan kepunahan. Hewan muda dan kecil sangat berisiko mati saat menghadapi bencana karena beberapa strategi alamiah untuk melarikan diri justru tidak berhasil. Spesies hewan yang sangat lemah untuk bergerak dan bersembunyi juga akan mati dilahap api. Beberapa spesies hewan dengan proses perpindahan dari satu tempat ke tempat yang lain (lokomosi) lambat memilih berdiam dan bersembunyi di pohon, namun pada akhirnya terperangkap dilahap api.
Bagi sebagian spesies hewan yang mampu menghindari kobaran api dan selamat kemungkinan tidak dapat bertahan. Hewan herbivora bakal kesulitan bertahan hidup disebabkan hilangnya sejumlah tumbuhan atau pohon sumber makanan. Sedangkan hewan karnivora juga belum tentu mampu bertahan hidup apabila tidak ada spesies yang dapat dimangsa.
Berbagai laporan penelitian menyebutkan peristiwa kebakaran memicu serangkaian perubahan pada tanaman, mikroba, jamur, dan organisme lain yang mendiami area hutan bekas lokasi kebakaran. Menurut Luthfiralda tak hanya makhluk hidup, kebakaran juga berdampak pada lingkungan.
“Aliran air, seperti sungai, dapat mengalami perubahan bergantung pada faktor kekeruhan, kandungan kimia, dan struktur sungai. Hal tersebut akan mengakibatkan kematian spesies invertebrata air yang berpengaruh pada kehidupan hewan di darat dan selanjutnya akan berdampak pada rantai makanan,” jelasnya.
Total Kerugian 5,4 M
Total kerugian akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan di kawasan Gunung Bromo ditaksir mencapai Rp5,4 miliar. Kawasan Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. Pada 2022, tercatat dikunjungi sebanyak 318.919 wisatawan, yang terbagi dari 310.418 pengunjung merupakan wisatawan nusantara dan sebanyak 8.501 merupakan wisatawan asing.
Dari total jumlah kunjungan wisatawan ke Bromo sepanjang 2022, ada Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp11,65 miliar, yang meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya, sebanyak Rp4,85 miliar.
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari
Penulis: Dwitri Waluyo