Indonesia.go.id - Optimistis Perekonomian Indonesia di 2024 Terjaga

Optimistis Perekonomian Indonesia di 2024 Terjaga

  • Administrator
  • Jumat, 29 Desember 2023 | 07:04 WIB
EKONOMI
  Presiden Joko Widodo berikan sambutan pada acara Outlook Perekonomian Indonesia yang diselenggarakan di Hotel St. Regis, Jakarta, Jumat, 22 Desember 2023. SETPRES
Kepala Negara optimistis pertumbuhan ekonomi pada 2024 masih berada di kisaran 5 persen

Proyeksi perekonomian Indonesia 2024 masih dihantui kondisi global yang mengalami tekanan akibat imbas dari lonjakan inflasi dan suku bunga. Selain, lantaran tingginya tensi geopolitik.

Meski ada kekhawatiran soal pemilihan umum (pemilu), baik pemilihan legislatif dan pilpres yang damai, terpilihnya presiden dengan legitimasi yang kuat berpeluang mendorong momentum pertumbuhan ekonomi 2024. Sejumlah asumsi di atas bisa jadi benar dan memberikan sikap optimisme yang kuat di kalangan pengambil keputusan negeri ini, seperti diungkapkan Presiden Joko Widodo.

Presiden Joko Widodo menyampaikan optimismenya memasuki 2024 dengan modal ekonomi dan politik yang dinilai baik. “Ekonomi outlook 2024 Indonesia sangat optimis. Optimisme karena melihat kinerja ekonomi kita dan optimis karena situasi politik yang dingin menjelang pemilu 2024,” ujar Kepala Negara, dalam sambutannya pada acara Outlook Perekonomian Indonesia di Jakarta, Jumat (22/12/2023).

Apa saja parameter yang digunakan Presiden yang memunculkan optimisme terhadap kondisi perekonomian yang masih cukup baik di 2024? Dari sisi ekonomi, Presiden menyampaikan bahwa sepanjang triwulan 2023, ekonomi Indonesia masih tumbuh baik dalam rentang angka lima persen dan nilai inflasi yang jauh di bawah rata-rata inflasi global.

Presiden Jokowi pun membeberkan sejumlah keberhasilan ekonomi Indonesia. Misalnya, soal penyerapan tenaga kerja yang naik 4,5 juta orang dari Agustus 2022 hingga Agustus 2023 (year on year/yoy).

Berikutnya, Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur di November 2023 yang masih berada di level ekspansif yaitu 51,7 persen, neraca perdagangan yang surplus 43 bulan berturut-turut, Indeks Keyakinan Konsumen pada November juga berada di angka 123,6. “Dari gambaran di atas, masih ada keyakinan kuat terhadap kondisi ekonomi kita,” lanjutnya.

Di samping itu, Kepala Negara juga optimistis pertumbuhan ekonomi pada 2024 masih berada di kisaran 5 persen. Meski demikian, Presiden Jokowi mengingatkan agar tetap berhati-hati dan waspada dengan situasi ketidakpastian global yang masih berlanjut hingga saat ini.

Dalam kesempatan yang sama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah akan menggerakkan tiga mesin ekonomi untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tetap di atas 5 persen pada 2024. Mesin ekonomi itu digerakkan untuk mengantisipasi tekanan ekonomi global yang tak kunjung mereda tahun depan.

Tiga mesin ekonomi itu, pertama, mesin ekonomi konvensional yang perlu direvitalisasi dan diperbesar kapasitasnya sehingga mampu mendorong peningkatan produktivitas, memperbesar investasi baru, dan meningkatkan ekspor. Kedua, mesin ekonomi baru yang nantinya akan berfungsi sebagai akselerator pertumbuhan di masa depan, perlu dikuatkan, seperti penerapan aplikasi digital dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dalam berbagai sektor ekonomi, pengembangan industri semikonduktor, serta pengembangan ekonomi hijau dan energi terbarukan.

Sedangkan yang ketiga, dengan menyempurnakan mesin ekonomi Pancasila yaitu ekonomi yang berkeadilan diharapkan dapat mengejar target pertumbuhan ekonomi ke depan. "Ketiga poin di atas menjadi penting untuk terus didorong ke depan. Indonesia adalah salah satu negara yang berhasil meredam gejolak fluktuasi dari berbagai krisis geopolitik, kemudian climate change, dan menggunakan APBN sebagai shock absorber," ujar Airlangga.

Segendang seirama dengan pernyatan Presiden Joko Widodo, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga tetap memberikan keyakinan dan optimismenya terhadap prospek perekonomian 2024. Bahkan, prediksi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, penyelenggaraan Pemilu 2024 turut menjadi pendorong positif terhadap pertumbuhaan ekonomi Indonesia pada tahun depan. 

Pada tahun depan atau 2024, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat pada kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen. “Pada 2024, kinerja konsumsi, baik swasta maupun pemerintah, dan investasi diperkirakan terus meningkat sejalan dengan keyakinan konsumsi masyarakat yang tetap kuat, dampak positif pelaksanaan Pemilu, serta keberlanjutan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN),” katanya Kamis (21/12/2023). 

Di sisi lain, Sri Mulyani Indrawati menilai, perekonomian Indonesia 2024 memberikan gambaran optimis dan waspada. Pasalnya, kondisi ekonomi global masih mengalami tekanan yang besar imbas lonjakan inflasi dan suku bunga hingga memanasnya tensi geopolitik. “Meski memberi dampak ke Indonesia namun pertumbuhan tetap di kisaran 5 persen,” ujarnya.

Sri Mulyani menyakini bahwa suku bunga global akan mengalami penurunan dan menjadi harapan bagi pemulihan 2024 karena situasi terburuk sudah dilewati di 2023. Menghadapi tekanan eksternal, pemerintah terus berupaya memastikan terjaganya konsumsi domestik utamanya kelompok menengah bawah serta mendorong pertumbuhan kredit.

Di sisi lain, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar berpendapat Indonesia harus tetap fokus kepada mesin pertumbuhan ekonomi pada 2024, terutama di tengah pesta demokrasi ini.

Menurut dia, meski pemilu akan berlangsung, pemerintah harus tetap berfokus pada strategi untuk mencapai pertumbuhan perekonomian.

"Sebenarnya dukungan dan kesiapan sektor jasa keuangan menopang apa yang menjadi fokus prioritas 2024 juga baik," tambahnya.

Mahendra menegaskan bahwa sektor jasa keuangan dapat menjadi akselerator pertumbuhan perekonomian. Di antaranya meliputi bursa karbon, pemanfaatan teknologi digital, inovasi produk dan jasa keuangan, hingga inklusi keuangan.

"Ini merupakan prioritas-prioritas konkret dalam sektor jasa keuangan yang secara berkelanjutan bisa semakin menumbuhkan kesempatan perekonomian," tambah Mahendra.

Oleh karena itu, lanjut dia, sektor jasa keuangan sudah siap dalam menghadapi tahun politik di 2024. "Jadi untuk kita, kondisi seperti itu dan apa yang ada di depan, kita fokus saja melakukan yang betul-betul menjadi basis optimis kita direalisasikan dengan langkah-langkah yang konkret," pungkasnya.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari