Jumlah wisatawan mancanegara dan nusantara menunjukkan bahwa pariwisata Indonesia telah pulih dengan cepat.
Tahun ini capaian pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) amat menggembirakan. Mengingat posisi Indonesia di tengah situasi transisi dari pandemi Covid-19 ke endemi serta situasi global yang tidak menentu. Jumlah wisatawan nusantara (wisnus) tercatat meningkat dari masa sebelum pandemi.
Sejumlah indikator positif capaian sektor tersebut disampaikan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) dalam "Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) 2023" di Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Uno memaparkan dari kunjungan wisatawan mancanegara saja, sampai Oktober 2023 jumlahnya mencapai sudah hampir 9,5 juta. Angka tersebut jauh di atas target sebesar 8,5 juta.
“Mudah-mudahan kita bisa mencapai target di atas 11 juta kunjungan wisatawan di akhir tahun 2023,” kata Menparekraf Sandiaga.
Sementara itu, untuk nilai devisa pariwisata hingga September 2023 tercatat USD10,46 miliar dengan kontribusi produk domestik bruto (PDB) dari pariwisata diperkirakan mencapai angka 3,8 persen, nilai tambah ekraf sebesar Rp1.050 triliun, nilai ekspor ekraf sebesar USD17,38 miliar, dan jumlah pergerakan wisatawan nusantara sebesar 688,78 juta perjalanan hingga Oktober 2023. Jumlah pergerakan wisnus ini telah melampaui pergerakan di 2019 atau sebelum pandemi yang menunjukkan bahwa pariwisata Indonesia telah pulih dengan sangat kuat.
Capaian-capaian tersebut berdampak pada masyarakat parekraf mendapatkan lapangan kerja kembali. Tercatat jumlah tenaga kerja pariwisata hampir 22 juta dan jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif sebesar 24,3 juta. Setidaknya ada irisan lapangan usaha pariwisata dan ekonomi kreatif yang jumlahnya sebesar 38 juta rakyat Indonesia. Mereka itulah yang menggantungkan hidupnya pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Berkat itu, posisi pariwisata Indonesia di dunia internasional pun meningkat. Dari laporan Travel and Touris Development Index (TTDI) terbaru dari World Economic Forum menempatkan Indonesia naik 12 peringkat menjadi posisi 32 di atas Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina. Indonesia juga berhasil berada di urutan pertama dalam Global Muslim Travel Index.
Dalam kesempatan itu, Menparekraf Sandiaga juga menyampaikan realisasi investasi di sektor parekraf tahun 2023. Tercatat penanaman modal asing telah mencapai Rp8,70 triliun dan untuk penanaman modal dalam negeri sebesar Rp14,99 triliun. Total investasi pada semester pertama 2023 sebesar Rp23,70 triliun.
Sementara itu, untuk indikator pariwisata dan ekonomi kreatif berkelanjutan, Kemenparekraf menjalankan program Karisma Event Nusantara yang sepanjang 2023 dari seluruh event yang berlangsung mampu mendorong pergerakan 7,4 juta wisatawan dengan perputaran uang mencapai Rp12,4 triliun dan lebih dari 11.400 UMKM yang tersentuh serta kurang lebih 143.200 pelaku seni/event terlibat.
“Peningkatan produksi barang dan jasa di Indonesia mencapai Rp212,9 miliar dan harapannya ini akan semakin kita perluas di tahun 2024,” ujar Menteri Sandiaga.
Kemenparekraf juga menggulirkan program Aksi Selaras Sinergi (Aksilarasi) yakni program pendampingan dan peningkatan kebermanfaatan di 12 produk unggulan di lima destinasi pariwisata super prioritas.
Selanjutnya, untuk indikator peningkatan daya saing, Kemenparekraf menjalankan program dengan konsep-konsep yang langsung menyentuh pilar-pilar penguatan. Salah satunya adalah melalui penerbitan Indeks Pembangunan Kepariwisataan Nasional (IPKN), peningkatan SDM pariwisata melalui upskilling, reskilling, dan new skilling yang telah diikuti lebih dari 13 ribu untuk pelaku pariwisata dan lebih dari 13 ribu pelaku ekonomi kreatif.
Tren Parekraf 2024
Pada kesempatan yang sama, Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo menjelaskan, ada empat tren pariwisata pada tahun 2024 yakni bleisure, wellness experience, deep and meaningful, dan set-jetting.
Wamen Angela mengungkapkan, kembali pulihnya perjalanan bisnis secara global dan tumbuhnya kebebasan untuk bekerja jarak jauh meningkatkan fleksibilitas untuk berwisata di sela rutinitas pekerjaan, pelaku perjalanan bisnis terus menginkorporasi aktivitas leisure dalam komitmen pekerjaannya, sehingga menjadikan bleisure (business and leisure) sebagai tren yang akan terus tumbuh pascapandemi.
“Ini akan semakin meningkat ya bagaimana orang akan menggabungkan bisnis dan leisure menjadi satu, ini sebetulnya menguntungkan untuk kita, karena Jakarta menjadi pusat untuk bisnis, dan ini kita bisa bawa dari Jakarta untuk para wisatawan yang tadinya berbisnis untuk bisa berwisata ke Bali, ke Labuan Bajo, ke Borobudur,” kata Wamenparekraf.
Peluang pun dapat diambil dengan menggabungkan paket-paket gabungan antara bisnis dengan wisata. Adapun, tren pengalaman wisata kebugaran (wellness experience) yang diproyeksikan bakal semakin diminati, hal ini berkaitan dengan pergeseran perilaku wisatawan usai pandemi Covid-19 yang semakin menyadari pentingnya kesehatan jiwa dan pengalaman spiritual.
“Wellness experience ini menjadi penting maka kita mengembangkan wisata kesehatan, ini sedang kita garap, yang kita tahu di Bali ada KEK Sanur kesehatan yang sedang dibangun, kita harapkan ini menjadi salah satu yang menjadi point of interest dari wisata kesehatan kita,” imbuh Wamenparekraf Angela.
Ada juga, tren pariwisata deep and meaningful. Ketidakpastian selama pandemi membuat lebih dari 3/4 wisatawan dalam survei booking.com menginginkan pengalaman wisata yang lebih berkualitas dan bermakna. Indonesia memiliki ciri khas alam, dan budaya yang kental, tentunya hal itu dapat dikemas lewat story telling menarik. Dengan begitu, wisatawan dapat menikmati pengalaman wisata yang berkualitas dan bermakna.
Tren lainnya yakni wisata set jetting (tempat-tempat syuting film) yang bakal digandrungi dan dikunjungi untuk berwisata. Sedangkan di sektor ekonomi kreatif, juga ada empat tren pada 2024, yaitu audio visual, mobile game, musik, dan kolaborasi.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari