Indonesia.go.id - Libur Nataru dan Perputaran Ekonomi Daerah

Libur Nataru dan Perputaran Ekonomi Daerah

  • Administrator
  • Rabu, 3 Januari 2024 | 08:02 WIB
PARIWISATA
  Kepadatan kendaraan saat keluar Tol Ciawi menuju jalur wisata Puncak, Gadog, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (25/12/2023). ANTARA FOTO/ Yulius Satria Wijaya
Kementerian Perhubungan mendata, lebih dari 7 juta orang yang melakukan perjalanan hingga 27 Desember 2023.

Pergerakan penduduk pada libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 terpantau meningkat. Tingginya mobilitas ini diharapkan jadi momentum percepatan perputaran roda ekonomi karena masifnya peredaran uang di masyarakat.

Tidak itu saja, kue liburan ini turut berdampak pada kemajuan ekonomi nasional dan juga daerah dari adanya mobilitas masyarakat ke sejumlah destinasi di daerah selama libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Indikator adanya mobilitas masyarakat dan potensi bergeraknya roda ekonomi itu bisa terlihat dari data yang dirilis Kementerian Perhubungan yang menyebutkan, terdapat lebih dari 7 juta orang yang melakukan perjalanan hingga 27 Desember 2023.

Berkaitan dengan itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan, lonjakan pergerakan masyarakat yang terjadi di masa libur Natal dan Tahun Baru hingga saat ini masih terkendali. Hal itu disampaikan Menhub usai memantau Posko Pusat Angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Senin (25/12/2023).

Dari pantauan, terutama di hari puncak pertama yang terjadi pada Jumat (22/12/2023) dan Sabtu (23/12/2023), terjadi lonjakan pergerakan di beberapa titik, khususnya di tempat wisata.

“Di hari puncak kemarin, di beberapa tempat objek wisata terjadi lonjakan, di antaranya, Puncak, Dieng, dan destinasi sejumlah kota wisata di Jawa Timur, dan tempat lainnya," ujar Menhub.

Data yang diungkapkan Menhub Budi Karya Sumadi terkonfirmasi dengan jumlah kendaraan yang meninggalkan wilayah Jabodetabek ada H-7 hingga H-1 Natal 2023 yang dirilis PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

BUMN infrastruktur itu mencatat sebanyak 1.272.434 kendaraan meninggalkan wilayah Jabodetabek pada H-7 hingga H-1 Natal 2023. Angka ini merupakan kenaikan 27,6 persen dari lalu lintas normal.

Saat lalu lintas normal, jumlah kendaraan yang keluar lewat empat gerbang tol Jasa Marga mencapai 996.555 kendaraan. Angka kendaraan yang keluar pada Natal 2023 juga meningkat 10,2 persen  dari 1,1 juta pada Natal 2022.

"Angka itu berasal dari empat Gerbang Tol (GT) Utama yaitu GT Cikupa (menuju Merak), GT Ciawi (menuju Puncak), GT Cikampek Utama (menuju Trans Jawa), dan GT Kalihurip Utama (menuju Bandung)," kata Corporate Communication and Communitu Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana di Jakarta, Senin (25/12/2023) seperti dikutip dari Antara.

Berkaitan dengan titik-titik yang berpotensi mengalami kemacetan, Menhub pun menambahkan titik-titik yang diantisipasi akan mengalami kemacetan yang tinggi yaitu di Merak, Ketapang, Cipali, dan Bandara Soekarno – Hatta. “Di sejumlah titik itu  memang terjadi lonjakan namun tetap terkendali.”

“Ada satu titik yang agak krusial dan padat sekali yaitu di Cikupa menuju ke Tangerang. Kami telah berkoordinasi dengan pihak Kepolisian dan operator jalan tol untuk melakukan rekayasa lalu lintas, apakah contra flow maupun cara bertindak lainnya," ucap Menhub.

Berdasarkan data dari Posko Pusat Nataru jumlah penumpang pada tanggal 22 Desember 2023 adalah 948.940 dan tanggal 23 Desember 2023 sebanyak 982.136 orang sehingga kedua hari tersebut menjadi puncak libur Natal.

Berdasarkan pengamatan Kementerian Perhubungan, puncak arus mudik Nataru akan terjadi dua sesi. Pertama, periode pada 22-23 Desember 2023, dan puncak arus balik pada 26--27 Desember 2023. Sementara itu, puncak arus mudik periode kedua pada 29--30 Desember 2023 dan arus balik pada 1--2 Januari 2024.

Cerita seperti disampaikan Abdurrahman, seorang PNS yang memanfaatkan libur Nataru untuk berkunjung ke Yogyakarta dan Jawa Timur bisa menjadi gambaran fenomena wisatawan domestik melakukan aktivitas libur Nataru.

Menurutnya, dirinya bersama istri dan dua anaknya memanfaatkan libur Nataru dengan menggunakan kendaraan pribadi selama lima hari untuk mengenalkan sejumlah destinasi di seputaran Yogyakarta, seperti Malioboro, Candi Borobudur.

Setelah itu, mereka pun bergerak ke Jawa Timur untuk mengunjungi destinasi wisata di seputaran Malang dan Batu, seperti menikmati sunrise di Gunung Bromo, kuliner di Kota Malang dan destinasi wisata di Kota Batu. “Semua itu sangat nyaman dilakukan karena akses infratruktur jalan tol yang sudah tersambung dari Jakarta hingga Jawa Timur,” ujar Abdurrahman.

Berkaitan dengan dampak perputaran ekonomi libur Nataru 2023, Ekonom yang juga Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memproyeksikan, uang beredar dalam arti luas (M2) pada libur Nataru 2023 sebesar Rp8.643 triliun. Tahun lalu, Bank Indonesia melaporkan posisi M2 pada Desember 2022 tercatat sebesar Rp8.525,5 triliun.

Di sisi lain, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo mengatakan, momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) merupakan peak season bagi sektor pariwisata. Tahun lalu, pergerakan masyarakat saat Nataru tercatat kurang lebih 44 juta. 

 “Libur Nataru menjadi momen bagi kebangkitan bagi pariwisata domestik,” ujar Angela.

Menurut dia, momen Nataru 2023-2024 merupakan peluang besar untuk memenuhi prediksi yang sudah ditentukan. Adapun pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 8,5 juta orang dan pergerakan wisatawan Nusantara mencapai 1,2–1,4 miliar. “Tentu ya momen Nataru ini sangat penting bagi kami bisa mencapai (target),” tuturnya. 

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari