Tonggak sejarah ketika kabel bawah laut yang menghubungkan Batam dan Pulau Buluh, Kepulauan Riau, berhasil diaktifkan. Warga di kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) dapat pasokan listrik berkualitas.
Awal 2024, PT PLN (Persero) memberikan hadiah tahun baru istimewa bagi warga Kecamatan Bulang Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, khususnya yang berada di wilayah Kelurahan Pulau Buluh: pasokan listrik 24 jam.
Fasilitas itu secara resmi mulai dinikmati warga di daerah yang masuk kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), seiring dengan pengaktifan saluran kabel listrik bawah laut tegangan 20 Kv (kilovolt), di Pulau Buluh, oleh Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, pada Minggu (24/12/2023).
Sebelum terhubung kabel bawah laut ini, PLN di Pulau Buluh ini hanya menyala selama 14 jam menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Itu pun dengan kondisi kritis. “Dengan beroperasinya kabel bawah laut ini, ke depan listrik di sini, insyaallah akan menyala 24 jam. Pelan-pelan semua pulau di Kepri (Kepulauan Riau) kita terangi dengan listrik PLN,” ujar Ansar, seperti dikutip antaranews.com.
Realisasi penyediaan jaringan listrik ini dinilai sebagai langkah signifikan untuk memperkuat infrastruktur energi di wilayah tersebut. Hal ini memberikan dampak positif pada kehidupan sehari-hari dan perkembangan ekonomi masyarakat setempat di kawasan 3T tersebut. Selain itu juga sebagai bagian dari program dedieselisasi untuk menonaktifkan PLTD yang sebelumnya menjadi sumber pasokan listrik di Pulau Buluh
Walhasil, pasokan listrik di Pulau Buluh mengalami peningkatan signifikan. Daya terpasang mencapai 360 kW (kilowatt) dengan daya mampu 220 kW dan beban puncak 204 kW. Saat ini, terdapat 646 pelanggan rumah tangga, dan 100% dari mereka telah menerima pasokan listrik. Kehadiran kabel bawah laut juga meningkatkan pelayanan listrik di Pulau Buluh, memungkinkan listrik dapat tersedia 24 jam.
Program PT PLN dan PT PLN Batam ini sejalan dengan program Provinsi Kepulauan Riau yakni Kepri Terang yang melaksanakan kegiatan seperti Program Bantuan Pemasangan Baru Listrik (BPBL). Selain itu, jumlah Penerima Manfaat penduduk kurang mampu pada 2023 yang sudah terealisasi mencapai 9.507 rumah tangga,” katanya.
Rasio Elektrifikasi
Proyek penerangan di Pulau Buluh ini diklaim meningkatkan rasio elektrifikasi (RE) 2023 pada Provinsi Kepulauan Riau sebesar 97,5%. Dampaknya, lanjut Ansar, dapat meningkatkan kinerja para pengusaha usaha kecil menengah (UMKM), industri rumah tangga, hingga aktivitas pendidikan di malam hari.
Para warga Pulau Buluh tentu menyambut pencapaian ini dengan suka cita. “Dulu kami hanya menikmati listrik selama 14 jam per harinya, yaitu mulai pukul 17.00 hingga 07.00 pagi. Tetapi sekarang listrik sudah menyala 24 jam. Terima kasih kepada PLN yang telah mewujudkan listrik 24 jam di daerah kami,” kata Zaleha, 51 tahun, salah satu ibu rumah tangga di Pulau Buluh seperti dikutip kabarbumn.com, Jumat (29/12/2023).
Seorang pedagang Pulau Buluh, Dayang, 40 tahun, juga mengucapkan rasa syukurnya. “Selama ini kami tak pernah merasakan listrik 24 jam, tapi sekarang listrik terus menyala siang dan malam tanpa henti. Terima kasih kami sampaikan,” katanya kepada pers.
Atas kolaborasi yang dilakukan oleh PLN dengan menghadirkan listrik berkualitas bagi masyarakat, Pemprov Kepri juga memberikan penghargaan kepada PLN. “PLN berhasil mengoperasikan saluran kabel laut tegangan menengah bertegangan 20 kV yang menghubungkan Batam dan Pulau Buluh. Ini merupakan suatu usaha dan pemerataan di bidang tenaga listrik. Kami sangat mengapresiasi dan tentu akan terus membangun sinergi dan kolaborasi bersama antara pemerintah dan PLN,” kata Ansar.
Realisasi Listrik di 3T
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan bahwa PLN terus berkomitmen untuk menyediakan pasokan listrik yang handal dan merata, hingga ke daerah-daerah 3T. Darmawan menekankan bahwa upaya ini merupakan wujud dari kontribusi PLN sebagai bagian integral dari negara dalam mewujudkan prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Memberikan akses listrik yang andal di berbagai wilayah, termasuk yang mungkin sebelumnya sulit dijangkau, diharapkan dapat menjadi pilar penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Berikut beberapa fakta terkait pemerataan listrik di kawasan 3T yang dihimpun redaksi Indonesia.go.id:
- PT PLN (Persero) telah merealisasikan rasio desa berlistrik di wilayah 3T melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) mencapai 90,79% per Oktober 2022.
- PLN membutuhkan Rp25--45 juta per pelanggan untuk membangun infrastruktur kelistrikan di wilayah 3T. Maka tanpa kehadiran kebijakan penyertaan modal negara (PMN), akses listrik untuk seluruh masyarakat dapat sulit terwujud.
- PLN akan mengejar target rasio desa berlistrik meningkat mencapai 93,83% pada 2024. Untuk itu, PLN sangat membutuhkan dukungan seluruh pihak terkait untuk bisa bersama-sama mewujudkan listrik berkeadilan.
- PLN juga akan memfokuskan pembangunan akses listrik di wilayah perbatasan, seperti di Kalimantan Barat, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.
- Sepanjang 2022, sebanyak 31 desa baru dan lama serta 38 dusun baru dan lama telah terlistrikan. Hingga Mei 2023, realisasi rasio elektrifikasi Sumatra Utara mencapai 99,80%, sedangkan rasio desa berlistrik mencapai 98,97%3.
Teknologi Kabel
Penerapan teknologi kabel bawah laut memiliki beberapa manfaat yang signifikan, terutama dalam konteks penyediaan layanan listrik dan komunikasi. Beberapa manfaat utama dari kegunaan kabel bawah laut, yaitu:
- Stabilitas dan keandalan
Kabel bawah laut cenderung lebih stabil dan tahan terhadap gangguan cuaca dan bencana alam dibandingkan dengan kabel udara. Hal ini membuatnya lebih andal dalam penyediaan layanan listrik dan komunikasi.
- Dinilai lebih ramah lingkungan
Penggunaan kabel bawah laut mengurangi kebutuhan untuk membangun struktur di permukaan tanah atau di udara. Ini membantu mengonservasi ruang dan menjaga kelestarian lingkungan.
- Pengantaran energi dan data jarak jauh:
Kabel bawah laut memungkinkan pengantaran energi listrik dan data jarak jauh antar pulau atau daratan dengan lebih efektif dan efisien. Ini dapat meningkatkan konektivitas antar wilayah.
- Keamanan dan perlindungan:
Kabel bawah laut cenderung lebih terlindung dari aksi perusakan atau cuaca ekstrem dibandingkan dengan kabel yang terpapar di permukaan tanah. Ini membuatnya lebih aman dan nyaman.
- Mendukung pertumbuhan ekonomi
Ketersediaan infrastruktur kabel bawah laut dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dengan menyediakan konektivitas listrik dan komunikasi yang andal. Ini menciptakan peluang baru untuk bisnis dan perkembangan ekonomi lokal.
- Kemudahan perawatan dan pemeliharaan
Kabel bawah laut biasanya lebih mudah diakses untuk perawatan dan pemeliharaan daripada kabel yang terletak di permukaan tanah atau udara. Hal ini dapat memudahkan proses inspeksi dan perbaikan.
- Konektivitas internasional
Kabel bawah laut sering digunakan untuk menyediakan konektivitas internasional, baik dalam hal listrik maupun komunikasi. Ini mendukung hubungan antarnegara dan memperluas jangkauan sumber daya.
- Kualitas layanan yang lebih baik
Kabel bawah laut dapat memberikan kualitas layanan yang lebih baik, terutama dalam hal kecepatan dan keandalan, dalam pengiriman listrik atau data.
Tarif Token
Dalam hal pemerataan dan penyediaan listrik berkualitas, PT PLN juga memperhatikan tarif dan harga listrik yang memadai dan ekonomis. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan tarif listrik untuk triwulan I atau Januari-Maret 2024.
“Tarif listrik Januari sampai Maret 2024 diputuskan tetap untuk menjaga daya saing pelaku usaha, menjaga daya beli masyarakat dan menjaga tingkat inflasi di tahun yang baru,” kata Jisman P Hutajulu, Direktur Jenderal (Dirjen) Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, seperti dikutip dari laman Kementerian ESDM, Rabu (27/12/2023).
Berikut daftar akhir tarif token listrik PLN yang resmi ditetapkan seperti dilansir dari laman PLN, Januari-Maret 2024.
- Golongan R-1/TR daya 900 VA, Rp 1.352 per kWh
- Golongan R-1/ TR daya 1.300 VA, Rp 1.444,70 per kWh
- Golongan R-1/ TR daya 2.200 VA, Rp 1.444,70 per kWh
- Golongan R-2/ TR daya 3.500-5.500 VA, Rp 1.699,53 per kWh
- Golongan R-3/ TR daya 6.600 VA ke atas, Rp 1.699,53 per kWh
- Golongan B-2/ TR daya 6.600 VA-200 kVA, Rp 1.444,70 per kWh
- Golongan B-3/ Tegangan Menengah (TM) daya di atas 200 kVA, Rp 1.114,74 per kWh
- Golongan I-3/ TM daya di atas 200 kVA, Rp 1.114,74 per kWh
- Golongan I-4/ Tegangan Tinggi (TT) daya 30.000 kVA ke atas, Rp 996,74 per kWh
- Golongan P-1/ TR daya 6.600 VA-200 kVA, Rp 1.699,53 per kWh
- Golongan P-2/ TM daya di atas 200 kVA, Rp 1.522,88 per kWh
- Golongan P-3/ TR untuk penerangan jalan umum, Rp 1.699,53 per kWh
- Golongan L/ TR, TM, TT, Rp 1.644,52 per kWh.(*)
Penulis: Dwitri Waluyo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari