Industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya jadi sektor incaran investor dengan nilai Rp200,3 T.
World Bank (Bank Dunia) telah mengeluarkan proyeksinya berkaitan dengan perekonomian global. Lembaga itu memberikan penilaian bahwa kondisi perekonomian dunia tahun ini membaik, bahkan lebih baik dibandingkan dengan kondisi tahun lalu.
Sejumlah indikator yang menunjang ramalan itu, salah satunya adalah potensi terjadinya risiko resesi global mulai berkurang seiring menguatnya perekonomian Amerika Serikat. Namun bagi negara berkembang jangan bergembira terlebih dahulu.
Perekonomian dunia tetap berpotensi terguncang akibat masih terus terjadinya eskalasi ketegangan geopolitik yang dapat jadi peringatan yang memperlambat pertumbuhan perekonomian dunia dalam jangka pendek. Di tengah masih belum kondusifnya perekonomian global, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi sepanjang 2023 mencapai Rp1.418,9 triliun.
Realisasi itu mencapai 101,3 persen dari target investasi 2023 yang sebesar Rp1.400 triliun. Menurut laporan lembaga itu, bila dilihat dari sektornya, investasi paling banyak ada pada Industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya mencapai Rp200,3 triliun.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan rasa syukurnya terhadap realisasi investasi periode tahun lalu. “Dari Januari sampai Desember 2023 Industri logam dasar dan lainnya mencapai Rp200,3 triliun,” tutur Bahlil dalam konferensi pers, Rabu (24/1/2024).
Di posisi kedua yang yang investasinya paling banyak diminati adalah pada sektor transportasi, Gudang dan telekomunikasi mencapai Rp159,8 triliun, sektor pertambangan Rp156,5 triliun, perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp115,2 triliun, dan industri kimia dan farmasi Rp105 triliun.
Jika dilihat berdasarkan sumber investasinya, untuk penanaman modal asing (PMA), realisasi tertinggi tercatat pada sektor industri logam dasar barang logam, bukan mesin dan peralatannya yang sebesar USD11,8 miliar. Kemudian, transportasi gudang, dan telekomunikasi USD5,6 miliar, serta sektor industri kimia dan farmasi senilai USD4,8 miliar.
Untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat realisasi investasi tertinggi pada sektor pertambangan sebesar Rp86,7 triliun, sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sebesar Rp77,1 triliun, serta transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar Rp76,7 triliun. Berkaitan dengan target investasi 2024, Bahlil Lahadalia menegaskan, dirinya tidak akan melakukan penyesuaian target investasi 2024 sebesar Rp1.650 triliun meskipun investor cenderung wait and see di tahun politik ini.
Keputusan ini diambil setelah dirinya melakukan rapat koordinasi (rakor) bersama jajarannya di Kementerian Investasi/BKPM beberapa waktu lalu. “Tahun ini Rp1.650 triliun saya dan tim setelah rakor kemarin, mereka (tim) katakan bahwa tidak akan melakukan penyesuaian target,” ujar Bahlil.
Meski begitu, ia mengungkapkan, target investasi Rp1.650 triliun tersebut akan tercapai dengan syarat pemilu berlangsung dengan damai, dan tidak ada saling fitnah, apalagi kepada pemerintahan. “Syaratnya cuma satu, dalam pemilu ini jangan bakufitnah, jangan terlalu menjatuhkan negara kita, supaya stabil,” ungkapnya.
Bahlil menyampaikan, pihaknya akan mendorong sektor-sektor peluang investasi yang masih bisa diandalkan tahun ini. Seperti sektor infrastruktur dan jasa, serta sektor-sektor di hilirisasi.
Dia menargetkan, sektor hilirisasi yang saat ini sudah mencapai hampir 40 persen, akan mencapai 45 hingga 50 persen pada akhir 2024. “Selain itu, hirilisasi juga akan diperluas, tidak hanya di pertambangan saja dan calon-calon investornya juga sudah mulai kelihatan,” ungkapnya.
Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari