Indonesia.go.id - Mewujudkan Ibu Kota yang Layak Huni dan Dicintai

Mewujudkan Ibu Kota yang Layak Huni dan Dicintai

  • Administrator
  • Jumat, 2 Februari 2024 | 07:38 WIB
IBU KOTA NEGARA
  Suasana pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (12/2/2024). ANTARA FOTO
Total investasi yang telah masuk untuk pembangunan IKN tahap 1 mencapai Rp47,5 triliun, dengan porsi investasi swasta mencapai Rp35,9 triliun.

Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur tahap 1, yang berlangsung pada kurun 2022—2024, dinilai sesuai dengan target. Pemerintah tancap gas di IKN sepanjang 2023.  Hasilnya, pembangunan IKN tahap 1 terdiri dari empat groundbreaking 1 hingga 4 yang telah dilaksanakan pada September, November, Desember 2023, dan Januari 2024. Delapan sektor utama yang dibangun termasuk hotel, hunian, ritel dan logistik, perkantoran, pendidikan, kesehatan, energi dan transportasi, serta area hijau.

“Sampai akhir Januari 2024, pembangunan IKN telah mencapai 71,47 persen dari target yang ditetapkan pada tahap 1, angka ini juga melebihi target. Ini membuktikan komitmen kami untuk terus bekerja mewujudkan Ibu Kota Nusantara sebagai kota yang layak huni dan dicintai atau liveable and loveable city,” kata Kepala Otorita IKN Bambang Susantono, dalam konferensi pers Forum Merdeka Barat (FMB) 9, pada Selasa (30/1/2024), di Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

Menurut Bambang Susantono, total investasi yang telah masuk untuk pembangunan IKN tahap 1 mencapai Rp47,5 triliun, dengan porsi investasi swasta mencapai Rp35,9 triliun. Lebih lanjut, saat ini sudah ada sekitar 350 letter of intent (LoI) yang diterima oleh Otorita IKN dan tengah dikaji. Proses yang mendetail dilakukan untuk dapat memberikan kerja sama yang saling menguntungkan, terutama bagi pembangunan IKN.

Pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) juga terus memberikan progres yang baik. Pembangunan Istana Presiden dan Lapangan Upacara telah mencapai 54,7 persen. Area Sumbu Kebangsaan Fase 1 juga sudah mencapai 96,41 persen sementara Bendungan Sepaku Semoi untuk suplai air baku IKN sudah 100 persen.

Akselerasi penyelesaian berbagai sarana dan prasarana ini sesuai dengan target untuk mengukir sejarah baru, yaitu merayakan Upacara 17 Agustus 2024 di IKN. Tidak hanya itu, pembangunan IKN juga menunjukkan dampak positif bagi area sekitar sehingga saat ini, pembangunan menjangkau area-area di luar KIPP.

Satu hal, IKN dibangun dengan perencanaan yang matang berdasarkan kajian, studi, dan juga diskusi dengan berbagai ahli di bidang-bidangnya. Hal ini ditujukan agar masyarakat yang tinggal di IKN merasa betah dan nyaman karena IKN adalah liveable and lovable city. Pelibatan masyarakat lokal dalam peningkatan peluang ekonomi, pendidikan vokasi, literasi digital, pengelolaan lingkungan, pengembangan ekowisata, dan sosial budaya menjadi kunci.

Bambang Susantono juga menyampaikan, "Kami ingin IKN punya ekosistem yang lengkap, tidak hanya fasilitas publik atau kantor pemerintah, melainkan juga tempat untuk UMKM, tempat hangout, tempat stand-up comedy, atau tempat olahraga. Ini yang ingin kami ciptakan agar kota ini tidak hanya layak huni, melainkan juga dicintai."

Adapun, Rumah Teknologi Nusantara yang ada di IKN akan menjadi wadah untuk melakukan proof of concept dan pengunjung dapat melihat secara langsung berbagai teknologi yang akan diterapkan di IKN. Sebagai kota pertama di Indonesia dengan perangkat keberlanjutan yang komprehensif, komitmen OIKN dalam memastikan pembangunan yang berkelanjutan juga penting, terutama untuk memberikan international confidence dan juga pembangunan yang berdampak positif.

“Dari 252.000 hektare luas IKN itu yang jadi bangunan atau yang dibangun hanya 25 persen. Sebanyak 65 persen nanti akan menjadi area hutan kembali," jelas Bambang.

Adapun 10 persen untuk area produksi pangan. Penghutanan kembali (reforestasi) telah dilakukan di IKN yang juga turut didukung oleh komunitas-komunitas yang ingin terlibat dalam 'Green Movement: Sabuk Hijau Nusantara'. Mengenai desain kawasan kota keberlanjutan, Otorita IKN juga telah meluncurkan Nusantara Net Zero Strategy 2045 di COP-28 di Dubai. Dalam waktu dekat juga akan meluncurkan Nusantara Nature Positive Plan (Rencana Induk Keanekaragaman Hayati) yang selaras dengan Kunming Montreal Global Biodiversity Framework.

Di samping itu, Otorita IKN juga membentuk Komite ESG untuk memandu pembangunan IKN agar terus sejalan dengan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola internasional. Selain itu, pembangunan IKN juga telah mendapat dukungan dari dunia internasional. Dukungan ini termasuk dukungan dari 13 badan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan dukungan pembangunan IKN sesuai bidang keahlian masing-masing, seperti UN HABITAT, UNDP, UNICEF, UNESCAP, dan UN Women.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Otorita IKN juga mengungkapkan keseriusan pemerintah menjadikan kawasan Penajam Paser Utara dan sekitarnya, lokasi utama IKN, sebagai kota yang layak huni, modern. dan ramah lingkungan. IKN Nusantara akan dikembangkan sebagai sponge city atau kota spons.

Konsep sponge city diperkenalkan pertama kali pada tahun 2000 oleh arsitek asal Tiongkok, Kongjian Yu. Kota dengan konsep ini memanfaatkan sumber daya airnya dengan pengelolaan yang inovatif dan berkelanjutan. Kota ini akan mampu menyerap, menyimpan, dan mengelola air hujan secara efektif, sehingga menjadi penting di era perubahan iklim. Salah satu tujuannya adalah mengurangi risiko banjir, meningkatkan kualitas air, dan mempromosikan penggunaan sumber daya air yang bijaksana dalam lingkungan perkotaan.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari