Ramadan mendorong optimalisasi penyerapan produk industri. Meningkatnya nilai Indeks Kepercayaan Industri memicu optimistis pelaku usaha hingga enam bulan ke depan.
Ramadan membawa berkah. Begitulah yang dirasakan dunia industri pengolahan di tanah air pada Maret 2024 yang bertepatan dengan bulan Ramadan dalam kalender Islam. Pada bulan itu, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Sebagaimana rilis Kementerian Perindustrian, angka IKI Maret 2024 mencapai 53,05. Nilai tersebut meningkat sebesar 0,49 poin dibandingkan Februari 2024, sebesar 52,56. Kenaikan nilai IKI pada Maret 2024 tersebut dipengaruhi oleh peningkatan nilai IKI pada variabel persediaan produk dan pesanan, yang meningkat 1,35 poin atau mengalami ekspansi tinggi sebesar 55,63 dan merupakan yang tertinggi sejak IKI dirilis pada November 2022.
Kondisi tersebut, kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta, Rabu (27/3/2023), menunjukkan produk industri pengolahan terserap optimal di pasar terutama pasar domestik. Momen Ramadan merupakan salah satu pendorong penyerapan produk industri dengan optimal, mengingat sejak awal 2024 ketidakstabilan kondisi perekonomian global menekan pesanan dan produksi industri pengolahan Indonesia.
Selain itu, nilai IKI variabel pesanan baru juga mengalami peningkatan ekspansi sebesar 1,11 poin menjadi 54,25. Mulai stabilnya kondisi Amerika Serikat dan Tiongkok sebagai mitra utama diduga mendorong pesanan mengalami peningkatan. Berbeda dengan nilai IKI, kedua variabel lainnya, variabel produksi justru mengalami penurunan sebesar 1,12 poin atau menjadi kontraksi pada level 49,33, pertama kali terjadi sejak IKI dirilis. Hal itu diduga terjadi karena keputusan produsen untuk menghabiskan persediaan produk yang menumpuk sejak akhir 2023.
Paling Ekspansif
Jika dilihat berdasarkan subsektornya, peningkatan nilai IKI pada Maret ini dipengaruhi oleh peningkatan nilai IKI pada 15 subsektor industri pengolahan, serta adanya empat subsektor yang berubah level menjadi ekspansi. Keempat subsektor tersebut antara lain subsektor industri komputer, barang elektronik dan optik; industri peralatan listrik; industri alat angkutan lainnya; dan industri pengolahan lainnya.
“Dengan demikian, jumlah subsektor yang mengalami ekspansi menjadi 21 subsektor dengan kontribusi terhadap PDB tahun 2023 sebesar 96,20%. Adapun subsektor yang mengalami kontraksi adalah subsektor industri tekstil dan industri kayu, barang kayu dan gabus,” jelas Febri.
Lebih detail, nilai IKI terbesar (ekspansi terbesar) masih dialami oleh industri minuman walaupun mengalami penurunan nilai IKI sebesar 0,59 poin akibat penurunan nilai IKI produksi sebesar 3,49 poin, disusul oleh industri makanan yang mengalami kenaikan nilai IKI sebesar 0,94 poin melampaui industri farmasi, obat kimia dan tradisional.
Sedangkan kenaikan nilai IKI terbesar dialami oleh beberapa subsektor, antara lain industri pengolahan lainnya sebesar 5,91 poin dikarenakan adanya peningkatan pesanan luar negeri dan domestik; subsektor industri alat angkutan lainnya sebesar 4,37 poin disebabkan peningkatan pesanan domestik, serta subsektor industri komputer, barang elektronik dan optik sebesar 4,02 poin didukung oleh peningkatan produksi dan peningkatan serapan produk ke pasar luar negeri dan domestik.
Optimisme Pelaku Usaha
Kondisi umum kegiatan usaha pada Maret 2024 sedikit menurun dibanding Februari 2024. Hal ini terlihat dari persentase jawaban responden yang menjawab kondisi usahanya meningkat dan stabil, turun dari 76,8% menjadi 76,4%. Meskipun demikian, optimisme pelaku usaha enam bulan ke depan terus naik dari 71,0% menjadi 72,3%, nilai ini tertinggi sejak IKI dirilis.
Subsektor industri kertas dan barang kertas memiliki optimisme tertinggi, diikuti industri pencetakan dan reproduksi media rekaman dan industri makanan. Beberapa faktor dominan optimisme pelaku usaha adalah adanya kebijakan/regulasi pemerintah pusat, kondisi ekonomi/pasar global juga kondisi ekonomi/pasar domestik yang lebih baik. Selain itu, faktor musiman bulan Ramadan dan libur Idulfitri mendatang juga mendukung naiknya optimisme para pelaku industri.
Penulis: Dwitri Waluyo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari