Indonesia.go.id - Sentuh Kawan Selatan untuk Dongkrak Perdagangan

Sentuh Kawan Selatan untuk Dongkrak Perdagangan

  • Administrator
  • Kamis, 7 Maret 2024 | 13:12 WIB
ASEAN
  Presiden Joko Widodo berdiri bersama Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese dalam rangka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN-Australia di Melbourne Convention and Exhibition Center (MCEC), Melbourne, Australia pada Selasa, 5 Maret 2024. SETPRES
Presiden Jokowi berharap Australia dapat membuka lebih lebar lagi kesempatan investasi di Asean.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba di tanah air pada pukul 19.00 WIB Rabu (6/3/2024), setelah menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus Asean-Australia 4 Maret--6 Maret 2024. Perjalanan panjang Kepala Negara dari Bandar Udara Melbourne Jet Base menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 untuk menghadiri KTT Khusus Asean-Australia, sekaligus peringatan 50 tahun kemitraan Asean-Australia, telah menghasilkan sejumlah kesepakatan.

Beberapa kesepakatan itu, antara lain, Presiden mendorong penguatan kerja sama ekonomi dengan memperkuat integrasi ekonomi, salah satunya melalui Strategi Ekonomi Asia Tenggara Australia 2040 untuk mendorong investasi Australia di Asia Tenggara. Presiden Jokowi juga berharap Australia dapat membuka lebih lebar lagi kesempatan investasi dari Australia ke Asean dengan mengoptimalkan beberapa kerja sama seperti RCEP ASEAN-Australia-New Zealand FTA dan AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific).

“Saya apresiasi kehadiran PM Albanese pada AOIP tahun lalu di Jakarta dan saya harap komitmen Australia di AIPF senilai USD28,1 miliar dapat segera direalisasikan," ujarnya, dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (6/3/2024).

Turut mendampingi presiden dalam kunjungan kali ini, selain Menlu Retno Marsudi, adalah Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.

Kemudian, dalam pertemuan itu turut disoroti pentingnya investasi dan dukungan Australia di Asean dalam menghadapi perubahan iklim serta kerja sama dalam bidang ekonomi digital. Menurutnya, dukungan Australia sangat diperlukan khususnya dalam bentuk investasi, kemudahan akses pembiayaan inovatif, serta transfer teknologi.

Oleh sebab itu, presiden juga mendorong pelaku bisnis Australia untuk dukung pembangunan EV ecosystem Asean seperti perusahaan nikel Australia Nickel Industries yang telah berinvestasi di Morowali, Sulawesi. Bahkan, dia menegaskan bahwa Indonesia menentang kampanye hitam dan diskriminatif yang menggunakan dalih lingkungan hidup yang tidak berdasarkan bukti-bukti saintifik.  

Pada kesempatan itu juga dibahas juga terkait dengan kerja sama transformasi digital, dengan mengapresiasi dimulainya perundingan Asean Digital Economy Framework Agreement pada 2023. Presiden Jokowi berharap, Australia dapat memberikan dukungan melalui pengembangan kemampuan dan pengetahuan, serta kemitraan publik dan privat yang kuat.  

 

Hubungan Bilateral

Dalam kunjungannya tersebut, Jokowi juga tak lupa dalam tugasnya meningkatkan hubungan diplomatik terhadap sejumlah pemimpin Negara, antara lain, dengan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Norman Albanese, PM Selandia Baru Christopher Luxon, dan PM Kamboja Hun Manet. Pertemuan bilateral itu dilakukan di Melbourne Convention and Exhibition Centre (MCEC), Melbourne, Australia, pada Selasa (5/3/2024).

Saat bertemu dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, kedua kepala pemerintahan menggarisbawahi komitmen kedua negara untuk memperkuat kerja sama strategis di kawasan Indo-Pasifik. Presiden Jokowi menekankan empat poin utama untuk memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Australia. Pertama, penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) tentang Kolaborasi Kendaraan Listrik.

Harapannya, MoU dapat segera diimplementasikan melalui pembentukan joint steering committee dan penyusunan work plan. Bahkan, pembahasan khusus terkait nikel juga disampaikan olehnya dengan mendorong kedua negara dapat lebih mengedepankan kolaborasi daripada berkompetisi.

Presiden yang akan mengakhiri masa tugasnya pada Oktober 2024 ini juga menekankan pentingnya kerja sama di sektor jasa keuangan dan mengumumkan rencana pembukaan kantor perwakilan Bank Negara Indonesia (BNI) di Sydney. Bahkan, dia juga menyambut baik penandatanganan MoU antara Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) dan National Capital Authority pada Februari lalu.

Kedua, Presiden Jokowi menyoroti pentingnya perluasan akses pasar untuk menciptakan perdagangan yang lebih berimbang. Salah satunya, dia menyambut baik izin impor daging dan ternak sapi dari Australia. Tak ingin berhenti di sana, Presien Jokowi mendorong agar kerja sama bidang biosecurity untuk produk-produk Indonesia utamanya buah-buahan dan perikanan perlu terus digalakkan, utamanya terkait aspek inspeksi dan karantina.

Ketiga, dalam hal hubungan antarmasyarakat, orang nomor satu di Indonesia itu menyatakan kegembiraannya atas popularitas Tanah Air sebagai tujuan bagi pelajar Australia dalam skema New Colombo Plan. Sehingga, dengan tangan terbuka pemerintah mengundang lebih banyak pemuda Australia untuk berkunjung dan belajar di Nusantara, termasuk mempelajari budaya dan bahasa Indonesia.

Selanjutnya, saat bertemu dengan Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon, keduanya membahas berbagai isu strategis dan kerja sama dalam berbagai bidang. Salah satu fokus diskusi adalah penurunan nilai perdagangan antara kedua negara yang mencapai 18,82 persen  tahun lalu, yakni dari USD2.128,7 juta pada 2022 menjadi USD1.728 juta pada 2023.

Preside Jokowi juga menekankan perlunya menciptakan peluang baru untuk meningkatkan interaksi antarpelaku usaha dan perdagangan, termasuk di sektor halal. Lalu dalam bidang energi, Presiden mendorong komitmen pendanaan 15,6 juta dolar New Zealand atau sekitar Rp149,47 miliar (dalam kurs 1 dolar New Zealand setara Rp9.582) dalam program Indonesia-Aotearoa New Zealand Geothermal Energy Programme (PINZ).

“Saya harap investasi dapat terus ditingkatkan utamanya untuk dukung percepatan pengembangan energi geotermal dan upaya transisi energi di Indonesia,” lanjutnya.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari