Kementerian Kominfo mendapat tugas untuk menyiapkan media center berkapasitas 1.000 jurnalis di World Water Forum ke-10.
Gaung dari ajang World Water Forum (WWF) ke-10 yang digelar di Bali 18 Mei sampai 25 Mei 2024 tidak akan meluas tanpa dukungan dari media massa. Karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebagai bagian dari penyelenggara WWF menyiapkan dukungan berupa penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) hingga fasilitas media center untuk awak media.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi saat menerima kunjungan Presiden World Water Council (WWC) Loic Fauchon. Dalam pertemuan itu, Menteri Budi Arie membahas persiapan dan dukungan Kementerian Kominfo menyukseskan World Water Forum ke-10 yang akan berlangsung di Bali pada bulan Mei mendatang.
“Kominfo mendapat tugas untuk menyiapkan media center dan juga bagaimana persiapan infrastruktrur telekomunikasi. Nanti ada 7.000 orang peserta dari berbagai negara (berjaga-jaga) kalau sinyalnya mati, paling tidak dari sisi infrastruktur telekomunikasinya, media center dan juga bagaimana ikut menggaungkan World Water Forum ke-10 ini supaya menjadi event yang menggema di seluruh dunia,” jelas Menkominfo.
Kementerian Kominfo mendapat tugas untuk menyiapkan media center berkapasitas 1.000 jurnalis. Selain itu juga memastikan kelancaran infrastruktur telekomunikasi.
Selama World Water Forum ke-10, Kominfo akan mengkonsolidasikan semua operator seluler yang beroperasi di Indonesia seperti XL Axiata, Indosat Ooredoo Hutchison, Smartfren hingga Telkomsel. Menurutnya infrastruktur telekomunikasi harus benar-benar siap mengingat acara akan diikuti oleh 7.000 delegasi dari 44 negara.
World Water Forum sendiri merupakan forum lintas batas terbesar di dunia yang fokus dalam pembahasan isu-isu air dan mencari solusi global sebagai jawaban atas isu-isu tersebut. Pada gelaran di Bali kali ini akan membahas enam isu utama.
Enam isu tersebut mencakup Water Quality Assessment and Ekosistem Health, Water Quality Improvement, Public Health, Protection of Fresh Water, Ground Water and Marine Ecosystem, Source Control (Point & Diffuse Source Pollution), dan Ecohydrological Nature-Based Solutions (EH-NBS).
Presiden World Water Council Loic Fauchon menyampaikan apresiasi atas sambutan masyarakat Indonesia khususnya di Bali dan Jakarta. Menurutnya, lokasi diselenggarakannya WWF 2024 yang dihadiri ribuan delegasi akan disiapkan dalam waktu dua bulan mendatang.
“Sekitar 7.000 sampai 10.000 delegasi akan berpartisipasi dalam forum ini dan saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Indonesia yang telah menjadi tuan rumah bagi satu-satunya organisasi profesi yang menjadi penyelenggara forum ini selama dua tahun terakhir. Saya berharap forum ini akan menunjukkan keahlian Indonesia di bidang air,” jelasnya.
Generasi Muda
Pada kesempatan berbeda, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendorong partisipasi dan kontribusi para generasi muda di seluruh dunia dalam menyukseskan penyelenggaraan World Water Forum ke-10.
Menteri Basuki mengatakan, beberapa tantangan menjadi ancaman terhadap ketersediaan pasokan air bersih yang memadai karena pertumbuhan penduduk yang pesat, pembangunan yang tidak terkendali, dan perubahan iklim. Secara global, sekitar 2,1 miliar orang masih hidup tanpa akses terhadap air dan 80% penduduk yang tinggal di daerah pedesaan masih menggunakan air dari sumber yang tidak memadai.
“Tantangan seperti meningkatnya permintaan air, polusi air, bencana terkait air, dan ketidakadilan air. Seringkali kita menyebutnya 'Too Much, Too Little, and Too Dirty'. Kita melihat kekeringan panjang tahun lalu karena El Nino, yang memberikan dampak kelangkaan beras di tanah air saat ini. Kita juga melihat karena cuaca ekstrem, tanggul yang jebol di Demak dan Kudus baru-baru ini. Masalah ini telah berlangsung sejak beberapa dekade yang lalu dan akan terus berlanjut jika kita hanya menjalankan solusi seperti biasa,” kata Menteri Basuki pada webinar Young Water Sustainability Leader’s Summit 2024, Sabtu (23/3/2024).
Dalam mengatasi tantangan ini, sangat penting untuk menerapkan pengelolaan sumber daya air yang terintegrasi melalui kolaborasi yang kuat antara pemerintah, parlementer, sektor swasta, akademisi, komunitas, dan generasi muda. Salah satu pendorong manajemen sumber daya air terpadu yang paling signifikan adalah sumber daya manusia, terutama generasi muda.
Young Water Sustainability Leaders (YWSL) adalah salah satu rangkaian kegiatan yang diselenggarakan untuk menyambut gelaran World Water Forum ke-10 tahun 2024 di Bali. Kegiatan YWSL dimulai dengan Online Bootcamp yang melibatkan 300 peserta muda di seluruh dunia. Seri YWSL akan segera ditutup dengan pemilihan pemenang yang akan menjadi delegasi pada World Water Forum 2024.
Acara ini merupakan platform bagi para pemimpin masa depan untuk mengatasi berbagai tantangan sumber daya air dan mendiskusikannya secara mendalam dengan para ahli. Indonesia sebagai tuan rumah WWF berharap inisiatif ini akan berkontribusi dalam mengembangkan generasi muda yang terampil dan responsif di bidang sumber daya air.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Elvira Inda Sari