Indonesia.go.id - Mengurangi Kematian Ibu dengan Strategi Integrasi Anggaran

Mengurangi Kematian Ibu dengan Strategi Integrasi Anggaran

  • Administrator
  • Kamis, 13 Juni 2024 | 22:43 WIB
KESEHATAN
  Petugas kesehatan memberikan obat penambah darah dan suplemen kepada ibu hamil di Posyandu Merak, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. ANTARA FOTO/ Julius Satria Wijaya
Kematian ibu tidak hanya berisiko terjadi selama masa kehamilan. Melainkan, merupakan komplikasi medis dari serentetan peristiwa dalam siklus hidup seorang perempuan.

Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kemendagri Restuardy Daud, dalam diskusi tentang program perencanaan dan penganggaran terintegrasi kesehatan reproduksi (PPT Kespro) di Jakarta, Kamis (6/6/2024), membeberkan bahwa pihaknya tengah merancang strategi kesehatan reproduksi untuk menekan angka kematian ibu (AKI). Program itu akan berjalan dengan kolaborasi lintas kementerian dan lembaga, melalui program perencanaan dan penganggaran terintegrasi kesehatan reproduksi (PPT Kespro).

“Pemerintah ingin mendorong langkah-langkah advokasi kepada pemerintah daerah untuk sama-sama membangun dan meningkatkan kesepahaman terhadap pentingnya dukungan pemerintah daerah untuk menurunkan angka kematian ibu melalui pendekatan perencanaan dan penganggaran terintegrasi kesehatan reproduksi,” ujar Dirjen Restuardy Daud.

Program PPT Kespro tersebut, menurut Restuardy, merupakan hasil kolaborasi pihaknya dengan Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan pemerintah kabupaten/kota se-Indonesia. Restuardy menyoroti, kini AKI di Indonesia yang masih tinggi (berdasarkan data Kementerian Kesehatan 2023, sebanyak 305 per 100.000 kelahiran hidup). Sedangkan, target di 2024 yakni 183 per 100.000 kelahiran hidup.

Restuardy menyebutkan, AKI tidak hanya berisiko terjadi selama masa kehamilan. Melainkan, merupakan komplikasi medis dari serentetan peristiwa dalam siklus hidup seorang perempuan. “Faktor medis memang berkontribusi besar pada kematian ibu, di antaranya pendarahan, hipertensi, kehamilan, infeksi, komplikasi, ada abortus (keguguran), yang berkaitan dengan kesehatan pada ibu hamil yang berlangsung selama masa kehamilan," katanya.

Namun, menurut Restuardy, komplikasi medis itu terjadi juga karena serentetan proses atau peristiwa sebelum itu dalam siklus hidup seorang perempuan. Sehingga, tidak hanya faktor medis, melainkan nonmedis juga mempunyai pengaruh yang harus sama-sama perlu diatasi bersama.

 

Modifikasi Program

Ia juga mengemukakan, program PPT Kespro tersebut sebetulnya sudah dimulai sejak 2022, melalui proyek percontohan di lima Kabupaten, yakni Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB); Jember, Jawa Timur; Brebes, Jawa Tengah; Garut, Jawa Barat; dan Kabupaten Serang, Banten.

Namun, pada PPT Kespro kali ini, dilakukan modifikasi pada program sebelumnya, yang terbatas pada keluarga berencana dan kesehatan, dan menambahkan komponen-komponen lain tidak hanya dari aspek kesehatan.

“Menurunkan angka kematian ibu atau bayi ini, tidak hanya dari satu aspek kesehatan saja. Melainkan, berkaitan dengan aspek pendidikan, misalnya transportasi, kemudian akses terhadap layanan-layanan publik, dan berbagai hal yang berkaitan tidak hanya kepada aspek kesehatan saja, tetapi juga pendekatan gender, kesiapsiagaan atau perlindungan dari bencana, dan lain sebagainya,” ucapnya.

Ia berharap, melalui proses perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi dengan masyarakat, maka perempuan, remaja perempuan, ibu hamil, pasangan, dan keluarga dapat menerima layanan kesehatan reproduksi yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang ada.

 

Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari

Berita Populer