Indonesia.go.id - Digitalisasi Pendidikan Percepat Capaian Merdeka Belajar

Digitalisasi Pendidikan Percepat Capaian Merdeka Belajar

  • Administrator
  • Jumat, 14 Juni 2024 | 17:08 WIB
PENDIDIKAN
  Ilustrasi penggunaan Platform Merdeka Mengajar. menyebut platform Merdeka Mengajar menjangkau guru di daerah terdepan, tertinggal dan terluar (3T). ANTARANEWS
Berbagai program digitalisasi pendidikan, baik untuk mendukung tugas akademik maupun nonakademik, terbukti mampu mempercepat jangkauan akses pendidikan.

Upaya pemerintah mempercepat perluasan akses pendidikan nasional melalui digitalisasi sebagai penunjang program Merdeka Belajar terus dilakukan. Cakupan platform digital tersebut kini mulai dimanfaatkan oleh jutaan pengajar dan tenaga pendidik khususnya jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Capaian pemanfaatan teknologi informasi bagi Merdeka Mengajar maupun pengelolaan manajemen lembaga pendidikan sebagai merupakan sasaran prioritas dari Program Merdeka Belajar yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Pencapaian target prioritas tersebut dipaparkan dalam Rapat Kerja Kemendikbudristek dan Komisi X DPR RI di Gedung Nusantara, DPR RI, Jakarta, Rabu (5/6/2024). Dalam raker tersebut, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyampaikan capaian kinerja program prioritas Kemendikbudristek di 2023.

Menurut Menteri Nadiem, sebanyak 1.382.512 perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah diberikan pihaknya kepada 79.259 sekolah untuk mendukung program digitalisasi sekolah dasar dan menengah. Termasuk di dalamnya, empat platform digital, yakni platform Merdeka Mengajar (PMM), platform Kampus Merdeka, platform Sumber Daya Sekolah, serta platform Profil Rapor Pendidikan dan Manajemen Data serta Infrastruktur.

“Para guru sudah menggunakan PMM dan juga lebih dari 1,3 juta perangkat TIK telah terdistribusi ini di luar aplikasi-aplikasi gratis yang diberikan kepada sekolah, kepala sekolah dan guru,” ungkap Menteri Nadiem seperti dikutip dari laman Kemendikbudristek.

Selama 2023, para tenaga pendidikan tersebut telah mampu mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan menggunakan PMM dengan cukup baik dan telah mengunggah 774 ribu lebih Bukti Karya lewat aplikasi PMM. Untuk mencukupi kebutuhan guru dan tenaga pendidik, Kemendikbudristek mendorong 94.685 calon guru penggerak mengikuti pendidikan Guru Penggerak dari 2020 hingga 2023.

Adapun jumlah yang lulus program tersebut 61.256 guru. Ada sebanyak 2.730.767 jumlah guru pelatihan mandiri dari 2020 hingga 2023. Lalu 422.679 guru mengikuti program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dari 2020 hingga 2023. Selain itu, dilaporkan 774.999 guru honorer lulus seleksi guru ASN PPPK dari 2021 hingga 2023.

Untuk pemanfaatan aplikasi nonakademik, Kemendikbudristek menyampaikan, Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS) telah dipakai oleh 392.709 satuan pendidikan. Seluruh dinas pendidikan telah 100% dinas aktif menggunakan Manajemen ARKAS. Selain itu, sebanyak Rp53,63 triliun potensi anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun Anggara 2023 tercatat pada ARKAS secara transparan.

Begitu pun dengan pemanfaatan Aplikasi Sistem Informasi Pengedaan di Sekolah (SIPLah) yang menjadi ekosistem sekolah dalam melakukan belanja kebutuhan sekolah mereka termasuk berhubungan dengan pada mitra e-commerce.

Adapun untuk Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), sebanyak 309.149 sekolah terdaftar telah mengimplementasikan kurikulum merdeka hingga 2023, dengan 6.200 sekolah dari daerah tertinggal serta 2.140.569 PTK terdaftar telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dari tahun 2020 hingga 2023.

Sementara itu, terkait capaian Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) yang terdiri dari BOS, BOP PAUD, dan BOP Kesetaraan 2023, telah dilakukan penyaluran BOS kepada 217.752 satuan pendidikan. Sedangkan, penyaluran BOP PAUD dan Kesetaraan telah dilakukan kepada 192.714 Satuan Pendidikan.

Sejak 2023, Kemendikbudristek telah meningkatkan satuan biaya BOS dan BOP yang disesuaikan dengan karakteristik daerah berdasarkan indeks kemahalan konstruksi tiap wilayah kabupaten/kota, dan peserta didik. Khusus wilayah tertinggal, terdepan, terluar (3T), rata-rata peningkatan satuan biaya BOS sebesar 49,63 persen dan BOP sebesar 50,89 persen.

Kemendikbudristek juga menyampaikan, terdapat 14.891 siswa menerima bantuan Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) dari tahun 2020 hingga 2023, sebanyak 18.109.119 siswa mendapat bantuan Progam Indonesia Pintar (PIP) pada tahun 2023.

Pada jenjang pendidikan tinggi sebanyak 916.827 mahasiswa mendapat bantuan KIP Kuliah pada tahun 2023, dan 7.614 mahasiswa mendapat bantuan Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) pada tahun 2023.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti menyampaikan capaian kinerja yang mendukung optimalisasi program Prioritas Nasional. Ia menjabarkan bahwa akses layanan pendidikan berhasil ditingkatkan cakupannya adalah Angka Kesiapan Sekolah, Angka Partisipasi Sekolah 7--12 tahun dan 13--15 tahun, dan Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/SMLB/ Sederajat dan Perguruan Tinggi.

Berikutnya, Suharti menambahkan bahwa proporsi peserta didik yang memiliki nilai di atas batas minimum dalam asesmen kompetensi minimum untuk literasi dan numerasi juga mengalami peningkatan. Seiring dengan peningkatan indeks kemahiran berbahasa Indonesia bagi penutur Bahasa Indonesia.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari

Berita Populer