Indonesia.go.id - Peran Strategis Bendungan Pamukkulu Mendukung Ketahanan Pangan Nasional

Peran Strategis Bendungan Pamukkulu Mendukung Ketahanan Pangan Nasional

  • Administrator
  • Minggu, 28 Juli 2024 | 08:05 WIB
IRIGASI
  Warga melihat Bendungan Pamukkulu yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Jumat (5/7/2024). ANTARA FOTO/ Arnas Padda
Sulawesi Selatan terus memperkuat posisinya sebagai lumbung pangan nasional dengan kontribusi signifikan dalam produksi padi dan jagung. Bendungan Pamukkulu yang baru diresmikan diharapkan meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan di wilayah ini.

Urusan pangan nasional, nama Sulawesi Selatan masuk di urutan utama. Merujuk data  Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menyumbang sekitar 10% dari total produksi padi nasional dengan produksi padi mencapai 5,2 juta ton per tahun.

Dengan luas wilayah 45.764,53 km persegi, meliputi 21 kabupaten dan tiga kota, Sulsel adalah penyumbang sekitar 12% dari total produksi jagung nasional, dengan produksi jagung mencapai 1,5 juta ton per tahun. Produksi besar padi Sulsel dihasilkan dari 1,2 juta hektare, yang merupakan sekitar 8% dari total luas lahan sawah nasional.

Keberadaan lahan pertanian yang luas dan subur ini menjadikan Sulawesi Selatan sebagai salah satu daerah penopang utama ketahanan pangan di Indonesia. Untuk 2024, Sulsel diproyeksi akan terus meningkatkan kontribusinya terhadap produksi pangan nasional. Dengan adanya bendungan baru, Bendungan Pamukkulu, produksi padi dan jagung diperkirakan akan meningkat masing-masing sebesar 5% dan 7%. Berarti, Sulawesi Selatan akan semakin mengukuhkan posisinya sebagai lumbung pangan nasional.

Bendungan Pamukkulu di Sulsel resmi beroperasi pada Jumat (5/7/2024). Presiden Republik Indonesia  Joko Widodo (Jokowi) meresmikan selesainya pembangunan Bendungan Pamukkulu yang terletak di bagian hulu Sungai Pappa Kabupaten Takalar. Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menegaskan pentingnya air sebagai sumber kehidupan sehari-hari, selain itu air juga penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

"Semua negara produktivitas pertaniannya turun, ada potensi 500 juta orang akan kelaparan di seluruh dunia dan air menjadi hal yang sangat penting sekali. Dengan Bendungan Pamukkulu di Takalar ini, kita ingin mengelola air kita," kata Presiden Jokowi.

Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Bendungan Pamukkulu yang dibangun sejak 2017 dengan daya tampung hingga 85,42 juta meter kubik (m3) sangat bermanfaat terutama bagi masyarakat di Kabupaten Takalar, baik untuk air baku, potensi listrik, mereduksi banjir dan terutama untuk irigasi.

Pembangunan Bendungan Pamukkulu dikerjakan dengan anggaran senilai Rp1,83 triliun melalui dua paket pekerjaan dengan kontraktor, PT Wijaya Karya (Persero)-PT Daya Mulia Turangga (KSO), serta PT Nindya Karya- PT Virama Wilayah V.

Bendungan Pamukkulu dibangun untuk meningkatkan suplai air bagi lahan pertanian di Provinsi Sulsel sebagai lumbung pangan nasional. “Di Sulsel, masih terdapat hamparan lahan persawahan di atas 3.000 hektare yang sulit ditemui di daerah lain. Produktivitasnya kita tingkatkan dengan ketersediaan air dari bendungan,” kata Menteri Basuki.

Bendungan Multifungsi

Merujuk penjelasan Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Bob Arthur Lombogia, Bendungan Pamukkulu memiliki beberapa manfaat yang luar biasa. Bendungan ini dirancang untuk dapat mensuplai air untuk jaringan irigasi Pamukkulu seluas 6.430 hektare.

Manfaat lain dari Bendungan Pamukkulu adalah sebagai penyedia air baku untuk Kabupaten Takalar sebesar 160 liter/detik yang penting untuk kebutuhan masyarakat dan industri di daerah tersebut.  Selain itu juga  dapat mereduksi dan mengendalikan ancaman banjir seluas 1.337 ha, memiliki potensi untuk pembangkit listrik tenaga air sebesar 4,3 MW, serta dapat dimanfaatkan untuk pariwisata.

Dengan beroperasinya Bendungan Pamukkulu, diharapkan ada peningkatan signifikan dalam produktivitas pertanian, khususnya pada musim kemarau. Hal ini akan membantu petani menjaga stabilitas produksi dan mengurangi risiko gagal panen akibat kekurangan air.

Bendungan Pamukkulu merupakan bendungan ketiga di Sulsel yang dibangun pemerintah dalam lima tahun terakhir. Saat ini juga telah disiapkan pembangunan bendungan ke-4, yakni Bendungan Jenelata yang ditargetkan beroperasi pada 2028. Melalui peningkatan produktivitas pertanian dan pengelolaan sumber daya air yang efisien, bendungan ini diharapkan dapat membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Melalui peningkatan produktivitas pertanian dan pengelolaan sumber daya air yang efisien, bendungan ini diharapkan dapat membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Kehadiran Bendungan Pamukkulu juga mendapat sambutan dari warga. Nasir selaku Sekretaris Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air Pamukkulu Sejahtera berharap dapat meningkatkan intensitas tanam dalam satu tahun.

"Mudah-mudahan dengan air dari bendungan ini dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian di Takalar yang biasanya kisaran 5 ton per hektare menjadi 8 ton per hektare," ujar Nasir dikutip dari rilis resmi Kementerian PUPR.

Bendungan di Sulsel

Bendungan Pamukkulu menambah daftar bendungan strategis di Sulawesi Selatan yang telah berperan penting dalam mendukung sektor pertanian. Beberapa bendungan lain yang berfungsi serupa di provinsi ini antara lain:

  1. Bendungan Bili-Bili: Terletak di Kabupaten Gowa, bendungan ini memiliki kapasitas 375 juta meter kubik dan mengairi lebih dari 23.000 hektare lahan pertanian. Selain itu, Bendungan Bili-Bili juga berperan penting dalam penyediaan air baku dan pengendalian banjir.
  2. Bendungan Passeloreng: Terletak di Kabupaten Wajo, bendungan ini memiliki kapasitas 138 juta meter kubik. Bendungan ini mengairi sekitar 8.500 hektare lahan pertanian dan juga menyediakan air baku sebesar 150 liter per detik.
  3. Bendungan Karalloe: Berlokasi di Kabupaten Gowa, bendungan ini memiliki kapasitas tampung 40,53 juta meter kubik dan mengairi sekitar 7.004 hektare lahan pertanian.

 

 

Penulis: Dwitri Waluyo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari