Indonesia.go.id - 233 Proyek Strategis Nasional Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024

233 Proyek Strategis Nasional Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024

  • Administrator
  • Jumat, 2 Agustus 2024 | 12:34 WIB
PROYEK STRATEGIS NASIONAL
  Suasana bongkar muat konsentrat tembaga di Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated and Industrial Port Estate (KEK JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Penyelesaian proyek Freeport Indonesia di Gresik dengan investasi Rp58 triliun, yang merupakan Proyek Strategis Nasional yang menjadi fokus karena jadi investasi terbesar. ANTARA FOTO/ Rizal Hanafi
Indonesia memacu pembangunan dengan 233 proyek strategis nasional. Nilai investasi mencapai Rp6.246,7 triliun dan diproyeksikan menyerap 2,71 juta tenaga kerja. PSN menjadi kunci pemerataan pembangunan di seluruh wilayah.Indonesia.

Indonesia tengah melaksanakan berbagai proyek besar melalui skema Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan pembangunan. Hingga Juli 2024, tercatat ada 233 PSN dengan nilai investasi mencapai Rp6.246,7 triliun yang diproyeksikan menyerap tenaga kerja sebanyak 2,71 juta orang.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan bahwa sejak 2016 hingga Februari 2024, sebanyak 195 proyek telah selesai dan beroperasi penuh dengan nilai Rp1.519 triliun. Sebanyak 77 proyek dan 13 program lainnya sedang dalam tahap konstruksi atau operasi sebagian, dengan nilai Rp2.960,7 triliun.

Airlangga juga menargetkan penyelesaian 41 proyek pada 2024, di mana 5 proyek selesai pada Januari--Maret, 24 proyek pada April--September, dan 12 proyek pada Oktober--Desember.

Namun, beberapa proyek menghadapi kendala, seperti pengadaan lahan dan masalah tata ruang yang menghambat 36 PSN. Dukungan dari semua pemangku kepentingan sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan target PSN.

Pada kesempatan itu, Menko Perekonomian mengemukakan ada beberapa PSN yang membutuhkan perhatian khusus antara lain Jalan Tol Gilimanuk–Negara–Pekutatan–Antosari–Mengwi yang membutuhkan dukungan pengadaan lahan melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) dengan dana tambahan sekitar Rp3,9 triliun.

Selain itu, Kawasan Industri Pupuk Fakfak dan Kawasan Industri Terpadu Batang juga memerlukan percepatan pada proses pelepasan kawasan hutan dan insentif Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT).

 

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menjadi pilar penting dalam transformasi ekonomi Indonesia. Hingga semester I-2024, KEK berhasil merealisasikan investasi kumulatif senilai Rp205,2 triliun dengan tenaga kerja mencapai 132.227 orang.

Salah satu proyek penting adalah penyelesaian proyek Freeport Indonesia di Gresik dengan investasi Rp58 triliun, yang merupakan investasi terbesar di satu lokasi dan diselesaikan tepat waktu. Selain itu, KEK Nongsa Digital Park telah memulai pembangunan 10 Data Center, termasuk Data Center khusus untuk Artificial Intelligence. KEK Singhasari juga berhasil mengundang King’s College London untuk berkontribusi dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

Presiden Joko Widodo telah menyetujui penambahan 14 PSN baru yang akan mulai dibangun tahun ini. PSN baru ini, yang merupakan inisiatif swasta, akan menciptakan lapangan kerja tanpa membutuhkan APBN. Beberapa di antaranya adalah Pantai Indah Kapuk Tropical Concept, Kawasan Industri Wiraraja Pulau Galang, dan North Hub Development Project di lepas pantai Kalimantan Timur.

Meskipun terdapat beberapa kendala, PSN merupakan inisiatif penting dari pemerintah untuk membangun fondasi kokoh bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Harapannya, melalui PSN, manfaat berkelanjutan dapat tercipta bagi masyarakat dan ekonomi secara keseluruhan.

Dukungan dari semua pihak sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan proyek-proyek ini dan mencapai tujuan pembangunan yang merata di seluruh wilayah Indonesia. Dengan kolaborasi yang solid dan komitmen yang kuat, PSN diharapkan dapat menjadi mesin pendorong utama dalam mewujudkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari