Indonesia, sebagai salah satu produsen kelapa terbesar dunia, memiliki perkebunan mencapai 3,3 juta hektare. Potensi ekspor kelapa yang tinggi, dengan nilai mencapai USD1,25 miliar pada 2022, menunjukkan besarnya peluang untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui inovasi dan pemberdayaan industri kecil dan menengah.
Indonesia, dikenal sebagai 'negeri nyiur melambai', memiliki kekayaan alam yang tak terhingga, salah satunya adalah pohon kelapa yang tumbuh subur di hampir setiap jengkal tanahnya. Dengan luas perkebunan mencapai 3,3 juta hektare. Bahkan tanaman kelapa ini dapat ditemukan di hampir semua provinsi sehingga mencatatkan negara ini sebagai salah satu produsen kelapa terbesar di dunia.
Menurut data Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian pada 2022-2024, tanaman kelapa dapat ditemukan di semua provinsi di Indonesia. Provinsi Riau menempati urutan teratas penghasil kelapa dengan luas perkebunan mencapai 442.000 hektare dan produksi sebesar 417.000 ton.
Diikuti oleh Sulawesi Utara dengan 273.185 hektare dan produksi 269.612 ton, serta Jawa Timur yang memiliki 228.524 hektare dan produksi 233.937 ton. Selain itu, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Jawa Tengah juga menjadi daerah penghasil kelapa utama dengan produksi yang cukup signifikan.
Mayoritas perkebunan kelapa di Indonesia dikelola oleh rakyat, yang mencakup sekitar 99% dari total luas perkebunan. Produktivitas rata-rata perkebunan rakyat mencapai 1.329 kg per hektare.
Sementara itu, perkebunan milik negara mampu memproduksi hingga 1.926 kg per hektare dan perkebunan swasta sekitar 1.428 kg per hektare. Meski begitu, perhatian lebih terhadap pemeliharaan perkebunan kelapa sangat diperlukan, mengingat 378.191 hektare masuk kategori tanaman rusak.
Potensi Ekspor Kelapa
Indonesia tidak hanya memanfaatkan kelapa untuk konsumsi dalam negeri, melainkan juga mengekspor berbagai produk turunannya. Pada 2022, nilai ekspor kelapa mencapai USD1,25 miliar dengan Malaysia, Tiongkok, dan Amerika Serikat sebagai negara tujuan utama.
Produk turunan seperti minyak kelapa, kelapa parut, kopra, dan serat kelapa menjadi komoditas unggulan yang diekspor. Inovasi juga diperlukan sehingga komoditas kelapa masih bisa menghasilkan produk derivative lainnya.
Dalam rangka itu, Kementerian Perindustrian terus aktif mendorong tumbuhnya wirausaha baru di sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM), salah satu di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Di daerah itu, seperti disampaikan Dirjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian Reni Yanita, pemerintah berusaha meningkatkan kualitas produksi dan daya saing produk kelapa.
Mereka, yang kebanyakan pesertanya perempuan, diberi pelatihan bagaimana meningkatkan produktivitas pembuatan minyak goreng kelapa dan juga virgin coconut oil (VCO).
“Yang jelas, NTB juga memiliki potensi komoditas kelapa karena merupakan salah satu provinsi penghasil kelapa. Bahkan, Lombok Timur tercatat sebagai kabupaten dengan produksi tertinggi di provinsi. Daerah ini tentu memiliki potensi ekspor dan menghasilkan devisa,” ujar Reni Yanita di Jakarta, Selasa (2/7/2024).
Indonesia dengan potensi kelapa yang melimpah, memiliki peluang besar untuk mengembangkan industri kelapa yang berkelanjutan dan bernilai tambah tinggi.
Melalui pemberdayaan IKM dan peningkatan kualitas produk kelapa, Indonesia dapat terus memperkuat posisinya sebagai produsen utama kelapa di dunia, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat lokal.
Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari