Indonesia.go.id - Industri Kendaraan Berbasis Listrik, Menyongsong Masa Depan Transportasi Ramah Lingkungan

Industri Kendaraan Berbasis Listrik, Menyongsong Masa Depan Transportasi Ramah Lingkungan

  • Administrator
  • Senin, 30 September 2024 | 08:44 WIB
INSENTIF
  Upaya pemerintah mendorong penggunaan kendaraan listrik mulai menuai hasil. Indikator itu tergambarkan dari populasi kendaraan berbasis listrik yang semakin masif digunakan. ANTARAFOTO
Tren pertumbuhan penjualan mobil listrik yang positif akan terus berlanjut pada bulan-bulan berikut.

Seiring dengan desakan global untuk menurunkan emisi karbon, kendaraan listrik menjadi solusi utama dalam transisi energi di sektor transportasi. Indonesia, dengan kekayaan sumber daya alam dan potensi pasar yang besar, tidak ketinggalan dalam arus perubahan ini. Tekad pemerintah untuk mempercepat pemakaian kendaraan listrik berbasis baterai kini mulai membuahkan hasil nyata. Dari kebijakan insentif hingga komitmen produksi lokal, Indonesia berusaha tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga pemain kunci di kancah global.

Dalam beberapa tahun terakhir, upaya Indonesia untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik mulai menuai hasil. Salah satunya terlihat dari semakin bertambahnya jumlah kendaraan berbasis listrik di jalan-jalan utama kota besar Indonesia. Penggunaan kendaraan listrik bukan hanya simbol adaptasi teknologi, namun juga langkah nyata dalam upaya global untuk mengurangi emisi karbon.

Dengan perjanjian Paris yang mendesak negara-negara di dunia untuk menurunkan emisi karbon, Indonesia menyadari betul bahwa perubahan besar ini tidak dapat dihindari. Kendaraan berbasis bahan bakar fosil perlahan harus digantikan dengan kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Sejalan dengan itu, pemerintah telah menetapkan target ambisius melalui regulasi dan kebijakan, termasuk Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.

Presiden Joko Widodo telah menggarisbawahi bahwa transisi menuju kendaraan listrik bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. "Dunia sudah berubah, dan kita harus mengikuti perubahan itu. Kita tidak ingin tertinggal di belakang, apalagi dalam hal teknologi ramah lingkungan seperti kendaraan listrik," tegas Kepala Negara.

Dorongan Insentif dan Kebijakan Pemerintah

Keseriusan pemerintah untuk mendorong percepatan adopsi kendaraan listrik tampak dari berbagai insentif yang diberikan, baik kepada konsumen maupun pelaku industri.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pun menegaskan bahwa Indonesia siap bersaing dengan negara tetangga seperti Thailand dalam hal menarik investasi pabrik mobil listrik. “Kita sudah menyiapkan insentif kompetitif untuk menarik para investor membangun pabrik mobil listrik di Indonesia,” kata Agus.

Insentif pajak juga diberikan kepada konsumen kendaraan listrik, yang secara signifikan menurunkan harga jual di pasar. Hal ini berdampak langsung pada peningkatan minat masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik. Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales mobil listrik di Indonesia mencapai 23.045 unit pada periode Januari hingga Agustus 2024, meningkat tajam sebesar 177,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Kebijakan pemerintah terkait insentif pajak, termasuk PPN 1 persen dan pembebasan bea masuk serta PPnBM, berperan penting dalam meningkatkan daya tarik mobil listrik di pasar domestik,” kata Ketua Gaikindo, Jongkie Sugiarto. Dengan insentif tersebut, harga mobil listrik di Indonesia menjadi lebih terjangkau bagi konsumen.

Saat ini, setidaknya 18 merek mobil listrik telah dipasarkan di Indonesia, baik yang diproduksi secara lokal maupun yang diimpor. Tren ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan semakin jelasnya regulasi dan insentif yang diberikan.

Potensi Besar di Sektor Produksi

Tak hanya berhenti sebagai pasar, Indonesia juga memiliki ambisi besar untuk menjadi produsen utama kendaraan listrik di kawasan Asia Tenggara. Hal ini bukanlah impian kosong, mengingat Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk cadangan nikel yang merupakan bahan utama dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Perindustrian, telah mendorong pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di dalam negeri. “Kami tidak hanya ingin menjadi pasar, tetapi juga pemain besar dalam industri kendaraan listrik global,” ujar Agus Gumiwang. Pengembangan industri baterai lokal menjadi fokus utama, terutama dalam hal penggunaan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), yang akan memastikan bahwa komponen lokal mendominasi produksi kendaraan listrik di Indonesia.

Ini merupakan langkah strategis untuk tidak hanya mengurangi ketergantungan pada impor, tetapi juga meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Dengan adanya pabrik baterai dalam negeri, Indonesia dapat menekan biaya produksi dan mengoptimalkan rantai pasokan industri otomotif.

Namun, di balik optimisme tersebut, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Salah satu tantangan terbesar adalah infrastruktur pengisian daya yang masih minim. Meskipun sudah ada beberapa Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang dibangun di kota-kota besar, namun jumlahnya masih jauh dari cukup untuk mendukung pemakaian kendaraan listrik secara masif.

Pemerintah dan pihak swasta diharapkan dapat mempercepat pembangunan infrastruktur ini. Tanpa adanya jaringan pengisian daya yang memadai, masyarakat akan kesulitan dalam beralih ke kendaraan listrik. Hal ini menjadi salah satu prioritas yang harus segera diatasi dalam beberapa tahun ke depan.

Selain itu, kesadaran masyarakat akan manfaat kendaraan listrik dari segi lingkungan juga masih perlu ditingkatkan. Pemerintah telah melakukan berbagai kampanye dan edukasi, namun perubahan pola pikir dan kebiasaan masyarakat memerlukan waktu.

Menyongsong Masa Depan Hijau

Dengan semua modal yang dimiliki, baik dari sisi sumber daya alam, pasar yang besar, hingga dukungan kebijakan pemerintah, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi pemain utama dalam revolusi kendaraan listrik. Masa depan yang lebih hijau dan ramah lingkungan kini berada dalam jangkauan, dan kendaraan listrik adalah salah satu kunci utamanya.

Kebijakan insentif, komitmen produksi lokal, serta dorongan penggunaan kendaraan listrik diharapkan dapat terus berlanjut. Bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, tetapi juga untuk menempatkan Indonesia di posisi strategis dalam peta industri kendaraan listrik global. Optimisme terus membumbung tinggi, dan jika semua pihak berkolaborasi dengan baik, Indonesia siap menyongsong era kendaraan listrik yang lebih cerah di masa depan.

 

Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/TR