Indonesia.go.id - SatuDNA: Terobosan Baru Indonesia dalam Farmakogenomik

SatuDNA: Terobosan Baru Indonesia dalam Farmakogenomik

  • Administrator
  • Selasa, 8 Oktober 2024 | 13:30 WIB
KESEHATAN
  Upaya melawan kanker dilakukan dengan pendekatan berbasis teknologi dan kolaborasi global, salah satu fokus utamanya dengan riset genomik untuk menghasilkan metode deteksi dini. ANTARA FOTO
Indonesia mengembangkan data demografi, klinis, dan genomik untuk 280 juta penduduknya. Upaya meningkatkan kualitas diagnosis dan pengobatan serta memajukan riset kesehatan Indonesia.

Indonesia menghadapi tantangan besar dalam penanganan kanker, dengan lebih dari 400.000 kasus baru setiap tahunnya dan 230.000 angka kematian. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan terus melaksanakan beragam kebijakan program pencegahan dan inovasi, baik untuk kanker dan penyakit mematikan lainnya di kalangan masyarakat. 

Kementerian Kesehatan menyampaikan beragam pencapaian dan inovasi penanggulangan penyakit tersebut dalam Konferensi Kanker Internasional Indonesia atau Indonesia International Cancer Conference (IICC) 2024 di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (3/10/2024). 

Satu terobosan terbaru dalam bidang ini adalah pemanfaatan data genomik melalui program Pusat Bioteknologi Kesehatan Nasional atau Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi) dengan platform SatuDNA. 

Hal ini dinilai sebagai salah satu langkah penting dalam upaya peningkatan kesehatan rakyat. SatuDNA merupakan portal data kesehatan berbasis genomik yang dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis data genomik masyarakat. Kebijakan ini bertujuan untuk menghadirkan layanan kesehatan berbasis data genom yang lebih presisi dan personal. 

"Kita harus fokus pada kampanye kesehatan publik, perubahan gaya hidup, dan skrining dini untuk mengurangi angka kematian akibat kanker," tutur Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi tersebut, seperti dilaporkan sehatnegeriku.kemkes.go.id pada Kamis (3/10/2024). 

Menteri Budi menjelaskan, pentingnya pendekatan berbasis teknologi dan kolaborasi global dalam memerangi kanker, salah satu fokus utama dari riset genomik. Menurutnya, program SatuDNA dan BGSi akan memainkan peran penting dalam upaya melawan kanker, dengan memanfaatkan data genomik untuk menghasilkan metode deteksi dini dan pengobatan yang lebih tepat sasaran. 

Bank Data Genomik Indonesia 

Kementerian Kesehatan sebelumnya telah resmi meluncurkan portal SatuDNA sebagai kelanjutan dari program Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi) yang tahun ini memasuki tahun kedua. Budi menyebutkan bahwa implementasi teknologi genomik dalam bidang kesehatan akan sangat bermanfaat sebagai basis data kesehatan di Indonesia.

Peluncuran SatuDNA menandai langkah signifikan dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas diagnosis dan pengobatan, serta memajukan penelitian kesehatan di Indonesia. “Jadi ke depannya, dari 280 juta penduduk Indonesia akan memiliki data demografi, klinis, dan genomik yang memberikan berbagai peluang dan bermanfaat dalam big data analisis,” kata Budi, pada acara yang bertajuk “Future Directions in Genomics: Setting the Agenda for the Next Decade” Jakarta, seperti dikutip kemkes.go.id, Kamis (12/9/2024).   

Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta berperan sebagai hub nasional untuk kanker guna mengembangkan profil genomik komprehensif yang ditargetkan selesai tahun ini. Portal SatuDNA dibentuk dengan tujuan utama untuk menciptakan "bank data" genomik yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan kesehatan di masa depan. 

Dalam konteks kesehatan global, genomik telah terbukti memberikan wawasan yang mendalam tentang predisposisi genetik terhadap penyakit, efektivitas obat, hingga terapi personal yang lebih tepat sasaran. Data genomik dari setiap warga Indonesia ini, lanjut Budi, akan membantu tenaga medis dalam memberikan pengobatan yang lebih akurat, baik dalam diagnosis maupun dalam pemberian terapi yang sesuai dengan profil genetik pasien. 

“Program ini memungkinkan dokter untuk mengetahui jenis obat yang paling cocok sesuai dengan kondisi genetik individu, sehingga memudahkan pemberian resep yang tepat dan meminimalkan efek samping,” katanya. 

Dalam dua tahun pelaksanaan BGSi, Budi melaporkan, program ini telah berhasil mengumpulkan 9.000 data klinis dan 6.000 data genom, di mana sekitar 4.500 data telah melalui proses analisis. Pemerintah menargetkan, untuk mencapai 10.000 data genomik pada akhir 2024, dengan target jangka panjang sebanyak 100.000 data genomik dalam lima tahun mendatang. 

Infrastruktur Teknologi Genomik

Untuk mendukung program SatuDNA, tiga infrastruktur utama telah disiapkan, yakni bio-bank untuk menyimpan sampel genom, kapasitas bio-sequence untuk menghitung dan mengolah data genomik, serta bio-informatic yang bertugas melakukan analisis data. Ketiga elemen ini menjadi fondasi utama dalam membangun ekosistem teknologi genomik di Indonesia. 

Selain itu, Menkes Budi juga menekankan pentingnya sumber daya manusia, khususnya para peneliti, dalam mengoptimalkan potensi dari data genomik yang terkumpul. Melalui infrastruktur ini, data yang dihasilkan dari SatuDNA dapat memberikan banyak manfaat dalam diagnosis yang lebih akurat, penentuan terapi yang lebih tepat, hingga pengembangan strategi pencegahan penyakit berbasis genetik. 

Misalnya, dengan data genomik yang diperoleh, dapat diketahui apakah seseorang memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit tertentu atau resistan terhadap obat-obatan tertentu, yang dapat membantu dokter dalam memberikan resep obat yang lebih sesuai. 

Penerapan pada SatuSehat Mobile 

Program SatuDNA tidak hanya ditujukan untuk pasien dengan kondisi medis tertentu, melainkan juga terbuka bagi masyarakat umum yang ingin mengetahui lebih banyak tentang kondisi kesehatan mereka melalui analisis genetik. Salah satu fitur unggulan dari SatuDNA adalah kemampuan dalam menganalisis farmakogenomik, yang memungkinkan identifikasi kecocokan genetik seseorang dengan jenis obat tertentu. Dengan demikian, dokter dapat meresepkan pengobatan yang lebih presisi dan meminimalkan risiko efek samping yang disebabkan oleh ketidakcocokan obat. 

Layanan farmakogenomik ini dapat diakses dengan gratis oleh masyarakat melalui aplikasi SatuSehat Mobile. SatuSehat menjadi platform utama bagi calon partisipan untuk mendaftar dan mengikuti program SatuDNA. Pendaftaran dilakukan dengan mengisi data diri, menjawab pertanyaan diagnostik, serta mengunggah dokumen pendukung. Setelah data diverifikasi, warga dapat menjadwalkan pengambilan sampel darah di rumah sakit jaringan BGSi untuk dilakukan analisis genetik. 

Tidak hanya bermanfaat bagi individu, SatuDNA juga diharapkan dapat memberikan dampak besar bagi penelitian kesehatan di Indonesia. Data genomik yang terkumpul akan digunakan untuk mendukung riset di berbagai bidang kesehatan, termasuk kanker, penyakit metabolik, infeksi, penyakit neuro-degeneratif, kesehatan mental, hingga penyakit langka. Program riset ini difokuskan pada sepuluh rumah sakit vertikal yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan

Selain itu, dalam upaya meningkatkan pencegahan dan deteksi dini, Indonesia telah melakukan sejumlah langkah strategis, termasuk distribusi alat USG dengan probe linear dan pelatihan dokter umum di 10.000 puskesmas di seluruh Indonesia untuk skrining kanker payudara pada sekitar 100 juta perempuan dewasa.

Selain itu, Menkes Budi menambahkan, sejak 2022 Indonesia telah melaksanakan kampanye vaksinasi HPV secara masif bagi 50 juta perempuan dan anak laki-laki sejak 2022 dengan target penyelesaian pada 2030. "Kami juga telah memperkenalkan tes HPV DNA untuk 60 juta wanita dan mulai mendistribusikan perangkat thermal ablation ke puskesmas di seluruh negeri untuk mendeteksi dan mengobati kanker serviks pada tahap awal,” katanya. 

Sebagai bagian dari upaya nasional yang lebih luas, lanjut Budi, Indonesia melengkapi 514 kabupaten dan kota dengan fasilitas skrining kanker paru-paru dan kanker kolorektal. Inisiatif ini diharapkan selesai pada 2027.

Menkes Budi juga menekankan pentingnya kerja sama global dalam perang melawan kanker. “Saya sangat yakin bahwa kita dapat meningkatkan standar kesehatan di Indonesia. Ini bukan hanya tentang teknologi, melainkan juga soal membangun kolaborasi untuk masa depan yang lebih baik.”

Tantangan dan Prospek 

Meskipun SatuDNA menawarkan banyak potensi, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai tujuan jangka panjangnya. Salah satu adalah perlunya peningkatan kapasitas sumber daya manusia, khususnya dalam bidang bio-informatika dan penelitian genomik. Selain itu, menjaga privasi dan keamanan data genomik juga menjadi perhatian penting, mengingat data ini bersifat sangat sensitif dan pribadi.

Namun, dengan komitmen kuat dari pemerintah dan kolaborasi antara berbagai lembaga riset, tantangan ini dapat diatasi. Di masa depan, teknologi genomik diperkirakan akan semakin berkembang, dan SatuDNA menjadi salah satu inisiatif penting dalam mengantarkan Indonesia menuju era pelayanan kesehatan berbasis data yang lebih maju dan presisi. 

Urgensi kolaborasi global juga disampaikan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi tersebut. Dia menilai penting aksi solidaritas global untuk pencegahan dan pengendalian kanker. Tedros pun merekomendasikan Indonesia, Bhutan, dan Australia untuk bekerja sama dalam membangun kolaborasi untuk memerangi kanker. 

“Banyak negara melakukan hal yang sama dengan membangun jaringan, pelatihan bersama, kolaborasi penelitian diperkuat dan penguatan perjanjian internasional,” kata Tedros.



Penulis: Dwitri Waluyo
Redaktur: Ratna Nuraini/TR