Kunjungan Presiden Prabowo ke Tiongkok berhasil mendatangkan investasi ke Indonesia sebesar USD10,07miliar atau setara dengan sekitar Rp157,64 triliun.
Republik Rakyat Tiongkok (RRT) adalah negara sahabat pertama yang dikunjungi Presiden RI Prabowo Subianto setelah dilantik pada 20 Oktober 2024. Kunjungan Presiden Prabowo menunjukkan hubungan yang istimewa, tidak hanya kemitraan ekonomi politiik, melainkan jalinan kebudayaan selama berabad-abad. Terakhir pada Oktober 2023, Presiden RI Joko Widodo bertemu Presiden RRT Xi Jinping di Beijing.
Hal itu disampakan Presiden Prabowo Subianto saat pertemuan bilateral dengan Presiden RRT, Xi Jinping di Beijing, Sabtu (09/11/2024). Dalam pengantarnya, Presiden Prabowo menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Xi atas sambutan yang istimewa, mengingat pertemuan ini berlangsung di akhir pekan. “Saya sangat berterima kasih atas sambutan Presiden Xi, terlebih pada Sabtu malam ini, di mana Presiden Xi tetap menerima saya dengan upacara kenegaraan,” ucap Presiden Prabowo.
Pertemuan kali ini menjadi kesempatan bagi kedua pemimpin untuk mempererat hubungan Indonesia-Tiongkok yang telah berjalan selama beberapa abad. Presiden Prabowo pun menggarisbawahi bahwa Tiongkok tidak hanya dipandang sebagai kekuatan besar, melainkan juga sebagai peradaban besar yang telah lama terjalin dengan Indonesia. "Kita telah hidup berdampingan selama berabad-abad, dan budaya serta masyarakat kita telah saling berhubungan selama bertahun-tahun," ungkap Kepala Negara.
Presiden Prabowo juga mengenang momen pertemuan sebelumnya dengan Presiden Xi pada bulan April lalu, ketika dirinya masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan belum resmi dilantik sebagai Presiden Terpilih Republik Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Xi menyambut Prabowo dengan kehormatan tinggi, yang dinilai sebagai simbol rasa hormat Tiongkok terhadap rakyat Indonesia.
Lebih lanjut, Presiden Prabowo mengapresiasi kehadiran utusan khusus dari Tiongkok pada pelantikannya, yang dinilai sebagai bentuk penghormatan bagi Indonesia. Ia menegaskan bahwa dalam situasi geopolitik dan geoekonomi saat ini, kemitraan yang erat antara Indonesia dan Tiongkok adalah sesuatu yang alami.
Selaras dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo juga menyampaikan komitmennya untuk meningkatkan hubungan bilateral dalam rangka kesejahteraan dan stabilitas di Asia. Presiden Prabowo meyakini bahwa hubungan Indonesia-Tiongkok akan menciptakan suasana kondusif di kawasan Asia.
Tiongkok dengan kekuatan GDP USD17,52 triliun merupakan mitra ekonomi strategis utama Indonesia dan salah satu investor terbesar di tanah air. Kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Tiongkok pada 8--10 November 2024 telah menghasilkan sejumlah hasil konkret, baik bidang ekonomi dan bisnis maupun juga politik luar negeri.
Selama kunjungan tiga hari di Tiongkok, Presiden Prabowo selain diterima oleh Presiden Xi Jinping, juga menemui Perdana Menteri Li Qiang dan Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional Tiongkok (National People Congress atau NPC) Zhao Leji.
Investasi USD10,07 M
Tak hanya itu, Presiden Prabowo juga menghadiri pertemuan forum bisnis Indonesia-Tiongkok yang diselenggarakan di Hotel Peninsula, Beijing. Forum tersebut mempertemukan pengusaha dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan para pengusaha Tiongkok.
Berikut poin-poin penting hasil kunjungan Presiden Prabowo di Tiongkok, antara lain:
- Mendatangkan Investasi USD10,07 miliar
Kunjungan Presiden Prabowo ke Tiongkok berhasil mendatangkan investasi ke Indonesia sebesar USD10,07miliar atau setara dengan sekitar Rp157,64 triliun. Kerja sama itu dilakukan antarpengusaha dari kedua negara. Para pengusaha menyepakati sejumlah perjanjian kerja sama yang sejalan dengan program prioritas pemerintah, antara lain di bidang ketahanan pangan, ketahanan energi, hilirisasi 26 komoditas utama dalam negeri, serta di bidang pemajuan sains dan teknologi.
- Tujuh Kesepakatan Kerja Sama Bilateral Indonesia-RRT, meliputi:
- Protokol Persyaratan Fitosanitari untuk Ekspor Buah Kelapa Segar dari Indonesia ke Tiongkok;
- Pedoman Kerja Teknis untuk Mempromosikan Perikanan Tangkap Berkelanjutan;
- Memorandum Saling Pengertian tentang Penguatan Kerja Sama Ekonomi Biru;
- Memorandum Saling Pengertian tentang Kerja Sama Sumber Daya Mineral;
- Memorandum Saling Pengertian tentang Kerja Sama Mineral Hijau;
- Memorandum Saling Pengertian tentang Kerja Sama Bidang Sumber Daya Air; dan
- Memorandum Saling Pengertian tentang Kerja Sama Penilaian Kesesuaian.
- Pendanaan Program Makan Bergizi Gratis
Di luar tujuh MoU itu, adalah pemerintah RRT juga sepakat untuk mendukung pendanaan program makan bergizi gratis. Skema pendanaan melalui program "Food Supplementaion and School Feeding Programme in Indonesia". Mengingat Negeri Tirai Bambu itu sudah menjalankan program makan siang gratis bagi anak sekolah sejak tahun 2011.
- Kerja Sama Kelautan untuk Kesejahteraan Masyarakat RI
Dalam tujuh kesepakatan kerja sama tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono menandatangani pedoman kerja sama teknis (Technical Cooperation Guidelines/TCG) dengan Menteri Pertanian dan Urusan Pedesaan Tiongkok Han Jun.
Penandatanganan TCG menjadi bagian dari "Implementing Arrangement" yang sebelumnya sudah ditandatangani kedua belah pihak pada awal September tahun lalu.
Di dalam pedoman ini berisi poin kolaborasi untuk memastikan pemenuhan kesejahteraan pekerja perikanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia di sekitar daerah penangkapan ikan dengan peningkatan sektor hilirisasi hasil perikanan.
Sikap Tetap Sama
Hal strategis lainnya adalah Presiden Prabowo menegaskan bahwa kerja sama antara Indonesia-RRT dipastikan tidak mengubah sikap politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif. Indonesia berkomitmen untuk tidak berpihak dan berkolaborasi dengan semua kekuatan di dunia.
Dalam acara forum bisnis Indonesia-RRT, Presiden Prabowo mengatakan, Indonesia memandang Tiongkok bukan hanya sebagai negara adikuasa, melainkan juga negara yang berperadaban besar.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa secara keseluruhan kerja sama antara Indonesia-Tiongkok ini memberikan contoh ke dunia bahwa di era modern ini kolaborasi adalah jalan yang tepat ditempuh untuk mencapai perdamaian.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Taofiq Rauf