TNI-AL mengerahkan satu fregat KRI I Gusti Ngurah Rai-332, satu korvet KRI Frans Kaisiepo-368, serta satu helikopter antikapal selam dari Puspenerbal AS565 MBe Panther.
Untuk pertama kalinya TNI-AL dan Angkatan Laut Rusia (Russian Navy) menggelar latihan kekuatan militer bersama di sekitar perairan Jawa Timur, pada 4–8 November 2024. Latihan itu diberi nama Latma Orruda 2024, yang diambil dari penggalan nama dua lambang nasional Rusia dan Indonesia, yaitu Orel (Elang Rusia) dan Garuda.
“Latihan fase laut Latma Orruda 2024 telah selesai dilaksanakan oleh TNI-AL dan Angkatan Laut Rusia. Latihan ditutup di tengah laut, dan kapal-kapal Angkatan Laut Rusia yang mengikuti latihan langsung melanjutkan pelayaran menuju markasnya,” kata Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Komando Armada II TNI-AL Kolonel Laut (P) Widyo Sasongko, Jumat (8/11/2024).
Dalam Latma Orruda 2024, TNI -AL mengerahkan satu fregat KRI I Gusti Ngurah Rai-332, satu korvet KRI Frans Kaisiepo-368, serta satu helikopter antikapal selam dari Pusat Penerbangan TNI-AL (Puspenerbal) AS565 MBe Panther. Sementara itu, Angkatan Laut Rusia mengerahkan dua korvetnya, RFS Gromky dan RFS Aldar Tsydenzhapov, kemudian satu fregat RFS Rezkiy, dan satu kapal medium tanker RFS Pechenga.
Seperti dilansir dari laman tni.mil.id, kapal-kapal perang dari dua negara itu selama dua hari mengikuti rangkaian latihan fase laut untuk operasi keamanan laut (maritime security), yang pada hari pertama mencakup manuver taktis, latihan komunikasi menggunakan isyarat bendera (flaghoist), latihan embarkasi (boardex), kemudian penembakan senjata ringan kapal di laut (safas), pertukaran personel antarkapal perang RI dan Rusia, latihan komunikasi sandi morse menggunakan isyarat cahaya (flashex).
Selanjutnya pada hari kedua, kapal-kapal perang Rusia dan Indonesia melanjutkan latihan evakuasi korban dari geladak kapal ke helikopter (vertical replenishment), formasi kapal untuk foto udara (photoex), dan penutupan sesi latihan yang ditandai dengan prosesi perpisahan (farewell dan salute). Kapal-kapal perang Rusia yang berasal dari Armada Pasifik Angkatan Laut Rusia kemudian melanjutkan pelayaran ke markasnya, melewati Thailand. Sedangkan, kapal-kapal perang Indonesia kembali ke markasnya di Komando Armada II, Surabaya.
Seturut rangkaian Latma Orruda, Angkatan Laut Rusia juga mengirimkan kapal selam B-588 Ufa dan kapal tunda penyelamat (tug salvage) Alatau ke Surabaya. Dua kapal itu sandar di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak, sejak Kamis (7/11/2024), dalam rangka kunjungan persahabatan (port visit).
Simbol Kekuatan
Bagi PT PAL Indonesia KRI I Gusti Ngurah Rai-332 merupakan simbol kekuatan industri pertahanan maritim dalam negeri lantaran digunakan dalam Latma Orruda 2024. “Ini membuktikan kapal perang buatan dalam negeri setara dengan kapal perang asing,” kata Direktur Produksi PT PAL Indonesia Satriyo Bintoro.
KRI I Gusti Ngurah Rai-332 adalah kapal light frigate kedua atau biasa dikenal dengan sebutan kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) SIGMA 10514 dan merupakan hasil kolaborasi antara PT PAL Indonesia dengan pengusung teknologi Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda. Kapal perang ini memiliki dimensi panjang 105 meter, lebar 14 meter dan bobot 3.216 ton dengan dilengkapi oleh teknologi terkini.
Kapal tersebut juga dilengkapi rudal anti-Exocet MM40 Block 3, vertical launching system (VLS), anti air warfare (AAW), anti surface warfare (ASW), electronis warfare dan naval gun fire support. Tidak hanya itu, KRI I Gusti Ngurah Rai-332 turut memiliki kemampuan peperangan elektronik (electronic warfare) yang didukung oleh sistem electronic counter measure (ECM) dan electronic support measure (ESM) pada combat management system (CMS).
Panglima Komando Armada RI (Pangkoarmada RI) Laksamana Madya Denih Hendrata, saat membuka latihan bersama di Surabaya, mengatakan bahwa latihan perang ini sudah direncanakan sebelumnya dan menjadi latihan perang bersama pertama kali antara Indonesia dan Rusia. Latihan ini diharapkan akan memperkuat hubungan diplomasi antara Indonesia dan Rusia. Indonesia juga dapat mengambil pelajaran tentang teknologi perang modern yang dikembangkan Angkatan Laut Rusia.
Bagi Indonesia, untuk menjaga sebuah wilayah kepulauan, latihan perang bersama angkatan laut Rusia merupakan pilihan yang tepat sekaligus guna menguji keandalan angkatan laut dari ancaman agresor luar.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Taofiq Rauf