Program Belanja di Indonesia Aja (BINA) diluncurkan untuk membangkitkan semangat konsumsi lokal di akhir 2024. Konsumsi rumah tangga menyumbang kontribusi pertumbuhan ekonomi terbesar di 2024.
Lampu-lampu di pusat perbelanjaan Sarinah, di Jakarta, bersinar terang. Seiring dengan itu, sejumlah petugas gerai pun sibuk menata aneka produk lokal berkualitas yang digadang-gadang akan memperkokoh konsesi pasar dalam negeri.
Semangat tahun baru pun tergambar di sana, sekaligus mengundang minat pengunjung berbelanja. Begitulah suasana di Sarinah, termasuk di semua pusat perbelanjaan di Jakarta, di penghujung 2024.
Di tengah hiruk-pikuk Jakarta yang bersiap menyambut Natal dan Tahun Baru 2024, pemerintah meluncurkan program Belanja di Indonesia Aja (BINA). Sebuah inisiatif yang diharapkan mampu menggugah gairah konsumsi sekaligus memperkuat perekonomian nasional.
Selama 10 hari, mulai 20--29 Desember 2024, Program BINA Diskon 2024. “Tadi disampaikan ada 80 ribu gerai, dan hampir seluruhnya mayoritas adalah produk Indonesia, produk UMKM. Jadi kegiatan ini termasuk kegiatan yang di ekonomi kita kategorikan sebagai penghematan devisa, belanja di Indonesia saja,” tutur Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam acara Opening Ceremony Peluncuran Program Belanja di Indonesia Aja (BINA) Diskon 2024 di Sarinah, Jakarta, Jumat (20/12/2024).
Kekuatan Konsumsi
Merujuk pernyataan Menko Airlangga, Indonesia sejauh ini telah membuktikan daya tahannya di tengah tantangan global. Hingga triwulan III-2024, perekonomian mencatat pertumbuhan positif sebesar 5,03% (ctc), dengan konsumsi rumah tangga menyumbang kontribusi terbesar, yaitu 53,08%, tumbuh 4,91% (yoy). Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang mencapai 125,9 pada November 2024 semakin menegaskan optimisme masyarakat.
Dengan indikator ekonomi tersebut, dalam peluncuran program BINA di Sarinah pada 20 Desember 2024, Menko Airlangga berkeyakinan bahwa program yang dirancang untuk memacu konsumsi domestik dan mempromosikan produk lokal bakal sukses. Program BINA, menawarkan diskon menarik di pusat-pusat perbelanjaan di seluruh Indonesia. Di Jakarta, semarak program ini semakin terasa dengan adanya “Pasar Malam Bina” yang menghadirkan produk-produk UMKM unggulan.
Suasana pasar malam di ibu kota dipenuhi tawa anak-anak yang menikmati jajanan tradisional dan musik daerah yang mengiringi langkah pengunjung. Seorang pengusaha kerajinan kulit, Dian, yang ikut serta di pasar malam ini mengungkapkan rasa terima kasihnya. “Program seperti ini sangat membantu kami, pelaku UMKM, untuk lebih dikenal dan meningkatkan penjualan,” tuturnya.
Target 22 Triliun
Dengan target nilai transaksi Rp22 triliun, BINA diharapkan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi akhir tahun. “Kemarin Harbolnas targetnya antara Rp35 triliun sampai Rp40 triliun. Nanti akan dihitung di tanggal 29, mudah-mudahan dengan dua program ini kita bisa mencapai Rp50 triliun di bulan Desember,” ujar Menko Airlangga.
Program ini tidak hanya mendorong konsumsi domestik, melainkan juga memposisikan Indonesia sebagai destinasi belanja bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Data BPS mencatat bahwa kunjungan wisatawan mancanegara hingga Oktober 2024 mencapai 11,6 juta, tumbuh 20,5% dibanding tahun sebelumnya.
Menko Airlangga pun menekankan pentingnya menjaga daya beli masyarakat melalui berbagai paket stimulus ekonomi. “Dengan kontribusi konsumsi rumah tangga yang besar, ekonomi Indonesia memiliki resiliensi yang kuat,” ungkapnya.
Program seperti BINA diharapkan dapat mendorong konsumsi akhir tahun sekaligus memberikan momentum pertumbuhan ekonomi di awal 2025. BINA adalah lebih dari sekadar program diskon. Itu merupakan ajakan untuk mencintai produk lokal, mendukung UMKM, dan bersama-sama membangun ekonomi nasional.
Di setiap transaksi, ada kontribusi kecil yang mendukung mimpi-mimpi besar. Yakni, membangun Indonesia yang lebih kuat, mandiri, dan berdaya saing global.
Penulis: Dwitri Waluyo
Redaktur: Ratna Nuraini/Taofiq Rauf