Indonesia.go.id - Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat untuk Generasi Sehat, Cerdas, dan Unggul

Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat untuk Generasi Sehat, Cerdas, dan Unggul

  • Administrator
  • Sabtu, 11 Januari 2025 | 07:16 WIB
PENDIDIKAN
  Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah meluncurkan secara resmi Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Satu di antaranya makan makanan bergizi. ANTARA FOTO
Tujuh kebiasaan utama diharapkan dapat diinternalisasi anak-anak sejak dini, yaitu bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat.

Pendidikan karakter menjadi syarat utama untuk menciptakan generasi unggul di masa depan. Era disrupsi teknologi dan pasar bebas mendorong bangsa-bangsa menguatkan jati dirinya. Seperti pernah disabdakan oleh tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara beberapa dekade, “Pendidikan dan pengajaran di dalam Republik Indonesia harus berdasarkan kebudayaan dan kemasyarakatan bangsa Indonesia, menuju ke arah kebahagiaan batin serta keselamatan hidup lahir.”

Indonesia tengah mengejar ketertinggalan dari kualitas sumber daya manusia (SDM). Realitanya peringkat sistem pendidikan Indonesia menurut World Population Review 2023 masih di bawah negeri jiran seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Meski demikian, pemerintah terus membenahi kualitas pendidikan dan pengajaran, baik dari sisi kognitif, mengembangkan pendidikan vokasi, dan pendidikan karakter.

Program Merdeka Belajar menjadi upaya membentuk karakter anak Indonesia yang cerdas, berjiwa nasionalis, tangguh, dan taat beragama. Oleh karena itu, pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka menetapkan visi program unggulan mereka dalam Asta Cita ke-4, yakni memperkuat pembangunan sumber daya manusia, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.

Dari visi itu dibuat agenda pendidikan nasional yang kini difokuskan melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisainstek). Basis pendidikan karakter memang harus dimulai sedini mungkin. Sejak pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga ke jenjang sekolah menengah atas.

Sebuah inisiatif strategis digulirkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Kementerian ini secara resmi meluncurkan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat di Jakarta, pada Jumat (27/12/2024). Gerakan ini bertujuan untuk menanamkan kebiasaan positif yang dapat membentuk karakter anak-anak Indonesia agar menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter unggul.

Peluncuran Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat menjadi tonggak penting dalam upaya menciptakan generasi emas Indonesia menuju tahun 2045. Gerakan ini berfokus pada tujuh kebiasaan utama yang diharapkan dapat diinternalisasi oleh anak-anak sejak dini, yaitu Bangun Pagi, Beribadah, Berolahraga, Makan Sehat dan Bergizi, Gemar Belajar, Bermasyarakat, dan Tidur Cepat.

Melalui implementasi kebiasaan-kebiasaan ini, Kemendikdasmen ingin memastikan anak-anak Indonesia tidak hanya unggul dalam aspek akademis, tetapi juga memiliki kepribadian yang kuat, kepedulian sosial, serta tanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa pendidikan tidak hanya tentang memberikan pengetahuan, melainkan juga membangun karakter. "Dengan menanamkan tujuh kebiasaan ini, kami berharap dapat membentuk anak-anak Indonesia menjadi pribadi yang cerdas secara intelektual, sosial, dan spiritual," ujar Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Ciputat tersebut.

Mendikdasmen menambahkan, kebiasaan-kebiasaan tersebut mencerminkan tradisi dan nilai-nilai utama bangsa Indonesia yang berakar kuat pada budaya dan agama. “Kami percaya bahwa kebiasaan seperti bangun pagi, beribadah, dan bermasyarakat bukan hanya membangun individu yang kuat, melainkan juga menciptakan generasi yang peduli dengan sesama dan lingkungannya,” terang Menteri Mu'ti.

Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat ini menyasar pada anak-anak mulai dari tingkat PAUD hingga SMA. Abdul Mu'ti menambahkan dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga memperkenalkan gerakan sebelum pembelajaran di sekolah, yang disebut dengan Gerakan Senam Indonesia Hebat

“Kami akan memperkenalkan gerakan sebelum pembelajaran di sekolah, yaitu senam pagi, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan berdoa bersama. Gerakan ini hanya berlangsung selama 10 menit, dan diharapkan dapat menanamkan semangat positif pada anak-anak sebelum memulai pembelajaran,” kata Mendikdasmen.

Untuk mendukung program tersebut, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian telah menandatangani surat edaran untuk mendorong ruang bermain bersama di lingkungan masyarakat. Hal ini agar anak-anak sepulang sekolah bisa berkumpul bersama dan bersosialisasi denga teman-teman sebaya. Menghidupkan lagi tradisi yang penuh kearifan dan keguyuban masyarakat yang mulai memudar seiring generasi muda yang makin gandrung gawai internet.

Setiap satuan pendidikan akan menerapkan program tersebut mulai 2025. Untuk satuan pendidikan mulai dari PAUD, SD, SMP, dan SMA bisa melihat panduan penerapanya setiap jenjang yang dapat diunduh dalam laman Kemendikdasmen, yaitu Panduan Penerapan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Panduan tersebut tak hanya bisa dimanfaatkan oleh para guru dan tenaga pendidikan lainnya, tapi juga oleh para orangtua/wali murid.

Panduan tersebut berisikan cara praktis dalam menerapkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat tersebut. Seperti manfaat dari Bangun Pagi, peran orangtua maupun guru dalam menerapkan pola bangun pagi bagi anak dari jenjang SD sampai SMA, dan cara evaluasi secara berkala dari pola Bangun Pagi tersebut.

Kesuksesan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat tidak lepas dari kolaborasi lintas sektor yang melibatkan berbagai kementerian, lembaga, pemerintah daerah, serta organisasi masyarakat. Dukungan dari bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan perlindungan anak menjadi kunci keberhasilan gerakan ini.

Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen Suharti menekankan pentingnya pendekatan terpadu dalam pelaksanaan program ini. “Kami menyadari bahwa membangun generasi emas Indonesia memerlukan dukungan dari semua pihak. Sinergi antara keluarga, sekolah, masyarakat, dan media adalah elemen penting dalam memastikan keberhasilan gerakan ini,” ujar Suharti.

 

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Taofiq Rauf