Indonesia.go.id - Peta Jalan Ekosistem Industri Hijau

Peta Jalan Ekosistem Industri Hijau

  • Administrator
  • Senin, 13 Januari 2025 | 10:03 WIB
INDUSTRI HIJAU
  Industri Hijau akan turut menjadi bagian dari skenario utama dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi, yang punya peran strategis dalam mendukung komitmen nasional untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060. KEMENPERIN
Dekarbonisasi bukan lagi sekadar mimpi, tetapi kebutuhan yang mendesak. Di bawah bimbingan strategis pemerintah, Indonesia menata ulang fondasi ekonominya untuk menciptakan ekosistem yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan tangguh. Bagaimana langkah dan capaiannya?

Penguatan ekosistem industri hijau. Begitulah langkah besar yang digaungkan Kementerian Perindustrian pada Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) ke-2 tahun 2025 mendatang. Ini merupakan satu bagian dari komitmen global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).

Langkah Kemenperin itu tidak lepas dari fakta bahwa sektor industri merupakan motor utama pertumbuhan ekonomi, yang punya peran strategis dalam mendukung komitmen nasional untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060. Sektor industri di Indonesia juga memiliki target yang lebih ambisius, yaitu mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050, satu dekade lebih cepat dari target nasional.

Untuk mewujudkan target tersebut, Kemenperin merintis berbagai upaya seperti menyusun peta jalan dekarbonisasi untuk Subsektor Industri Prioritas. Selanjutnya, menyiapkan kebijakan pengurangan emisi industri, mekanisme pertukaran emisi GRK, dan nilai ekonomi karbon sektor industri. Kemudian, memperkuat ekosistem industri hijau dan mengembangkan ekonomi sirkular.

Merujuk pandangan Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza,  bahwa transformasi industri hijau ini bukan lagi pilihan, tetapi kewajiban. "Transformasi industri menuju industri hijau bukan lagi sebuah pilihan, melainkan keharusan bagi masa depan bangsa dan Bumi kita," ujarnya saat pembukaan Kick-Off Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di Kementerian Perindustrian, Rabu (18/12/2024).

Acara utama AIGIS 2025 sendiri akan dilaksanakan pada tanggal 20-22 Agustus 2025 dan ditargetkan bisa meneruskan kesuksesan penyelenggaraan AIGIS 2024 (September 2024) yang berhasil menghimpun lebih dari 1.000 peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari perwakilan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, mitra pembangunan, organisasi internasional, industri, hingga pakar dan akademisi, secara daring maupun luring.

Peta Jalan Dekarbonisasi 9 Subsektor

Menuju ke industri hijau tersebut, pemerintah telah menyusun dan sekaligus menjadikan sejumlah program andalan: Pertama, membuat Peta Jalan Dekarbonisasi. Melalui Kemenperin  peta jalan dekarbonisasi untuk sembilan subsektor industri prioritas. Inisiatif ini mencakup pengurangan emisi GRK melalui inovasi teknologi, efisiensi energi, dan penggunaan energi terbarukan.

Kedua, membuat Standar Industri Hijau (SIH), di mana hingga akhir 2024, sebanyak 146 perusahaan industri telah tersertifikasi Standar Industri Hijau, dengan tambahan 25 standar baru yang kini total mencapai 62 standar SIH. Sertifikasi ini menjadi tonggak penting dalam memastikan komitmen industri terhadap keberlanjutan.

Ketiga, Green Industry Service Company (GISCO).
Sebuah kerangka kerja strategis yang diluncurkan untuk mempercepat transformasi industri menuju keberlanjutan melalui integrasi pendanaan, teknologi, dan layanan pendukung lainnya.

Keempat, meluncurkan Sistem Elektronik Layanan Sertifikasi Industri Hijau (SELASIH) sebagai  sebagai bagian dari platform digital yang mendukung sertifikasi industri hijau dan transparansi dalam pelaporan emisi.

Kelima, mengembangkan Ekonomi Sirkular. Program ini telah membuahkan lima perusahaan industri yang berhasil menerima piagam apresiasi atas implementasi ekonomi sirkular. Langkah ini menjadi bagian penting dalam mengurangi limbah dan memaksimalkan penggunaan sumber daya.

Dengan program andalan tersebut, hingga akhir 2024, sejumlah capaian yang berhasil diraih di antaranya;

  • Pengurangan Emisi GRK: Indonesia berhasil mengurangi 6,92 juta ton CO2eq dari sektor industri, melampaui target Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) 2030.
  • Efisiensi Biaya: Efisiensi biaya industri hijau meningkat menjadi 7,31%, naik dari 6,71% pada tahun sebelumnya.
  • Partisipasi Industri: Lebih dari 000 peserta dari berbagai latar belakang mengikuti AIGIS 2024, menunjukkan antusiasme tinggi terhadap transformasi hijau.

 

Kolaborasi untuk Masa Depan yang Lebih Hijau

Transformasi ekonomi hijau di Indonesia didukung oleh kemitraan strategis dengan berbagai organisasi internasional, termasuk World Resources Institute (WRI) dan Institute for Essential Services Reform (IESR). WRI telah menyusun peta jalan dekarbonisasi, sementara IESR berfokus pada peningkatan daya saing industri dalam memenuhi standar keberlanjutan global.

“Dekarbonisasi industri bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemimpin regional dalam industri rendah karbon,” ungkap Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa.

Melalui transformasi industri hijau, Indonesia tidak hanya menargetkan pengurangan emisi tetapi juga meningkatkan daya saing ekonomi nasional. Dengan langkah-langkah strategis yang terus diperkuat, Indonesia bersiap menjadi pemain utama dalam ekonomi rendah karbon.

"Ini bukan hanya tentang dekarbonisasi, tetapi juga tentang menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang," tutup Faisol Riza.(*)

Redaktur: Ratna Nuraini/Rauf  
Penulis : Dwitri Waluyo