Indonesia.go.id - Berpacu Mewujudkan Swasembada Energi

Berpacu Mewujudkan Swasembada Energi

  • Administrator
  • Rabu, 22 Januari 2025 | 11:23 WIB
ENERGI
  Presiden Prabowo Subianto (kiri) bersama Sekertaris Kabinet Teddy Indra Wijaya (kedua kiri) berjalan keluar ruangan usai meresmikan 37 proyek ketenagalistrikan di 18 provinsi di PLTA Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1/2025).Antara foto/ Raisan Alfarisi
Sebanyak 37 proyek strategis ketenagalistrikan di 18 provinsi dengan total kapasitas lebih dari 3,2 Gigawatt (GW) ini mampu melistriki ratusan ribu rumah dan menurunkan emisi hingga lebih dari 1 juta ton CO2 pertahun.

Sejak sepuluh tahun terakhir, pemerintah berkomitmen terus mempercepat transisi energi dan kemandirian berkelanjutan. Upaya tersebut melalui memperbanyak penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) seperti tenaga air, surya, panas bumi (geothermal), dan angin. Bauran energi terbarukan atau energi hijau diharapkan mencapai 23 persen pada tahun ini. Indonesia ingin berpacu mencapai bebas emeisi (zero net emission) pada 2060.

Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming tancap gas mengenai agenda transisi energi tersebut. Seiring dengan momentum 100 hari kinerja Kabinet Merah Putih, Presiden RI Prabowo Subianto didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meresmikan 37 proyek strategis ketenagalistrikan yang dipusatkan di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1/2025).

“Kita punya sumber daya alam yang cukup besar. Kita sekarang punya kemampuan untuk melakukan transformasi ini. Untuk itu, saya kira kita sekarang ini menjadi salah satu di dunia negara yang mungkin termasuk paling maju di bidang transformasi energi menjadi energi terbarukan, energi bersih, green energy yang mengurangi emisi karbon,” ujar Presiden Prabowo.

Proyek strategis energi nasional ini terdiri dari 26 pembangkit listrik, yang berlokasi di 18 provinsi di seluruh Indonesia. Selain itu, Presiden juga meresmikan pembangunan 11 proyek Transmisi sepanjang 739,71 Kms dan Gardu Induk sebesar 1.740 MVA. Total nilai proyek mencapai Rp72 triliun.

Proyek-proyek kelistrikan dengan total kapasitas lebih dari 3,2 Gigawatt (GW) ini dirancang mampu melistriki ratusan ribu rumah dan menurunkan emisi hingga lebih dari 1 juta ton CO2 pertahun.

Presiden Prabowo pada arahannya menyampaikan bahwa proyek-proyek kelistrikan yang diresmikan hari ini adalah hasil kerja dari putra-putri Indonesia. Ia meyakini bahwa Indonesia akan mencapai swasembada energi dalam waktu dekat.

“Energi saya kira dengan kemampuan kita, kita akan menuju ke swasembada energi juga dalam waktu yang tidak lama. Karena itu saya ucapkan terima kasih, penghargaan kepada semuanya, juga kawan-kawan kita di 26 titik (peresmian),” tukas Kepala Negara.

Pembangkit Energi Bersih

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan sebesar 89 persen dari 26 pembangkit listrik yang diresmikan berbasis energi bersih seperti gas, minihidro, panas bumi, dan tenaga surya.

Salah satu proyek kelistrikan yang diresmikan adalah PLTA Jatigede. PLTA yang menjadi lokasi peresmian proyek strategis kelistrikan ini dibangun di Bendungan Jatigede, Kabupaten Sumedang. Sebagai salah satu proyek unggulan dalam program percepatan infrastruktur energi, pembangkit ini berkapasitas 110 MW (2x55 MW) dan mampu melistriki lebih dari 71.923 rumah, mengurangi emisi CO2 sebesar 415.800 ton pertahun, serta menyerap 485 orang tenaga kerja lokal.

Proyek lainnya yang juga diresmikan hari ini adalah PLTA Asahan III berkapasitas 174 MW (2x87 MW), yang terletak di hulu sungai Asahan, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. PLTA Asahan III ditargetkan dapat melistriki lebih dari 113.769 rumah dan mengurangi emisi CO2 sebanyak 688.610 ton pertahun. Pembangunan proyek pembangkit energi bersih ini menyerap 1.952 orang pekerja lokal dan melibatkan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) setempat. Proyek ini menjadi Proyek Strategis Nasional bagi Indonesia dalam pengembangan EBT dan menjadi Proyek Pembangunan PLTA tercepat.

Selain dua PLTA terintegrasi tersebut, Presiden juga meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Ibu Kota Nusantara (IKN) yang mendukung pemanfaatan 100 persen energi hijau di IKN. PLTS ini berkapasitas 50 MW Alternating Current (MWac) atau 72 Megawatt Peak (MWp) dan dilengkapi teknologi Battery Energy Storage System (BESS) sebesar 10,32 MWh.

PLTS ini dirancang untuk mendukung beban puncak IKN yang berkisar antara 7-10 MW, sehingga memastikan keberlanjutan pasokan energi bersih untuk wilayah IKN dan sistem interkoneksi Kalimantan. Dalam pembangunannya, PLTS IKN mampu menyerap 502 orang pekerja lokal dan melibatkan berbagai UMKM di sekitar lokasi proyek. PLTS IKN mampu menghasilkan 92,8 Gigawatt Hour (GWh) energi hijau pertahun dan mengurangi emisi CO2 hingga 44.000 ton pertahun.

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sejauh ini mengelola suplai listrik sebesar 72-75 GW dari total yang pasokan yang ada 101 GW. Dari pembangkit yang dikelola PLN yang memakai energi baru terbarukan sebesar 15-16 persen. Dengan demikian masih ada defisit 8 persen dari targat bauran energi  23 persen pada tahun 2025 ini.

Sementara itu, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menegaskan komitmen PLN dalam mengelola infrastruktur kelistrikan yang andal.

“Kami memastikan pasokan listrik yang dihasilkan oleh proyek-proyek ini dapat disalurkan dengan optimal untuk mendukung kegiatan masyarakat dan sektor industri,” jelasnya.

 

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Taofiq Rauf