Indonesia.go.id - Sederet Capaian Apik Transformasi Digital

Sederet Capaian Apik Transformasi Digital

  • Administrator
  • Senin, 3 Februari 2025 | 08:17 WIB
KINERJA 100 HARI PRABOWO-GIBRAN
  Menkomdigi Meutya Hafid melakukan kunjungan kerja perdananya ke SMP Negeri 6 Amarasi Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. KOMDIGI
Tidak hanya di Bumi Loro Sae, pemerintah dalam tiga bulan pertama ini tetap fokus membangun infrastruktur digital di timur Indonesia. Sebut saja di wilayah Papua, Kemkomdigi telah membangun infrastruktur telekomunikasi 4G, menghadirkan 10.631 BTS.

Gerak cepat dilakukan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid usai dilantik sebagai anggota Kabinet Merah Putih. Sepuluh hari pertama kerja Menkomdigi dan jajarannya langsung melakukan kunjungan kerja perdana ke Kecamatan Amarasi, Kelurahan Eunoni, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Langkah ini sebagai bagian dari upaya pemerintah mendukung percepatan digitalisasi di kawasan terdepan, terluar, tertinggal (3T).

“Kunjungan ini sudah saya niatkan sejak dilantik sebagai menteri. Apalagi daerah ini belum ada sinyal internet dan baru pertama kali ada menteri yang datang ke sini,” ujar Meutya di hadapan siswa dan warga setempat di SMP Negeri 6 Amarasi, NTT, Rabu 30 Oktoner 2024.

Kedatangan Menkomdigi disambut antusias oleh warga dan para siswa SMPN 6 Amarasi. Selain menyampaikan ucapan selamat datang, masyarakat Amarasi mempersembahkan kain Tairuna bermotif khas Amarasi sebagai tanda mata, menunjukkan keramahan dan penghargaan mereka atas kehadiran Menkomdigi.

Kepala Sekolah SMPN 6 Amarasi, Hendrik Arnol Mau, mengapresiasi kunjungan Menkomdigi. Ia menyebut bahwa selama ini belum ada pejabat pusat yang datang secara langsung ke Amarasi untuk melihat dan merespons kebutuhan masyarakat setempat, terutama dalam hal konektivitas internet.

“Permintaan kami tidak banyak. Hanya dua, yakni agar dibangun tower BTS karena di sini tidak ada sinyal. Kami masih mengandalkan wifi untuk internet di sekolah dengan jarak 40 meter. Kedua, kami memohon bantuan untuk memperbaiki gedung sekolah yang sudah tak layak,” ungkap Hendrik.

Tidak pakai lama, Menteri Meutya merespons permintaan sang kepala sekolah. Menkomdigi memastikan bahwa akses internet khususnya di kawasan 3T menjadi prioritas pemerintah.

Ia menjelaskan bahwa solusi jaringan internet yang diberikan tidak harus berupa tower BTS, tetapi dapat berupa sinyal satelit atau perluasan cakupan jaringan wifi, yang lebih cepat dibangun dan efisien untuk kawasan seperti Amarasi.

“Ibu Indah (Direktur Utama Badan Aksesibilitas dan Informatika-BAKTI Komdigi) sudah menyanggupi penyediaan infrastruktur ini dalam dua minggu. Tapi, saya beri waktu satu bulan untuk memastikan semuanya berjalan lancar,” ujar Menkomdigi.

Menkomdigi pun merespons kebutuhan sarana pendidikan setempat. Setelah melihat kondisi gedung SMP Negeri 6 Amarasi yang dinilai sudah tidak layak, Menkomdigi menyatakan akan berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk mencari solusi terbaik.

Kunjungan Menkomdigi di Amarasi membuktikan komitmen pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Seiring dengan periode seratus hari pertama masa kerjanya, Kementerian Komdigi beserta jajaran mencatatkan pencapaian yang tidak hanya mencerminkan komitmen pemerintah, tetapi juga harapan besar bagi masa depan digital Indonesia. Berbagai langkah strategis telah diambil untuk memastikan ruang digital lebih aman, konektivitas merata, dan pemberdayaan masyarakat terwujud melalui teknologi.

 

Membangun dari Timur

Tidak hanya di Bumi Loro Sae, pemerintah dalam tiga bulan pertama ini tetap fokus membangun infrastruktur digital di timur Indonesia.

Sebut saja di wilayah Papua, Kemkomdigi telah membangun infrastruktur telekomunikasi 4G, menghadirkan 10.631 Base Transceiver Station (BTS) yang terdiri dari 3.388 BTS oleh BAKTI (USO) dan 7.243 BTS milik operator seluler lainnya. Dari enam provinsi dan 42 kabupaten/kota, sebanyak 7.305 desa kini telah menikmati layanan 4G. Ini adalah salah satu kunci penting kemajuan Indonesia, yang ingin memastikan seluruh wilayah terbuka akses pendidikan, ekonomi, dan peluang baru bagi masyarakatnya.

Harapan baru bagi desa-desa di Papua untuk berkembang sejajar dengan wilayah lain di Indonesia terus terbuka. Produk lokal dapat dipasarkan secara global, pendidikan menjadi lebih inklusif, dan komunikasi menjadi lebih mudah. Infrastruktur telekomunikasi tidak hanya membangun konektivitas, tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Ini merupakan bagian dari program BTS 4G dan jaringan internet SATRIA-1 yang diprioritaskan di daerah terluar, baik di wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia.  Bayangkan sebuah desa di puncak gunung atau di pulau terpencil. Dengan 490 lokasi BTS 4G yang telah dibangun dan 21.183 lokasi internet SATRIA-1 yang aktif melayani, Kemkomdigi telah membawa cahaya teknologi ke sudut-sudut terjauh negeri ini. 

 

Ruang Digital Sehat dan Aman

Ruang digital ibarat halaman rumah bersama yang harus bersih dari ancaman dan gangguan. Konten negatif ibarat duri di jalan setapak yang menghalangi dan bahkan bisa melukai. Dalam 100 hari terakhir, Kemkomdigi bekerja keras membangun jalan yang lebih aman dengan memblokir sebanyak 1.037.558 konten negatif. Melibatkan 745 Internet Service Provider (ISP) dalam program pemblokirannya, konten-konten tersebut beredar di 945.431 situs web dan 92.127 media sosial.

Ini bukan hanya tentang angka, tetapi tentang melindungi generasi muda, mencegah hoaks, dan menjaga keutuhan bangsa. Bayangkan jika konten-konten berbahaya ini terus menyebar, konflik bisa pecah dan anak-anak bisa terpapar hal-hal yang merusak masa depannya.

Sesuai arahan Presiden, Kementerian Komdigi saat ini tengah mengkaji aturan untuk memastikan lingkungan digital aman bagi anak-anak. Salah satu langkah konkretnya adalah merancang Peraturan Pemerintah tentang Tata Kelola Pelindungan Anak dalam Penyelenggaraan Sistem Elektronik (RPP TKPAPSE). Regulasi yang akan melindungi hak-hak, keamanan, serta privasi anak saat mengakses platform digital, aplikasi, dan layanan online lainnya.

Perjudian online (judol) juga jadi ancaman serius yang butuh perhatian. Kemenkomdigi pun tak tinggal diam. Dalam 100 hari kepemimpinannya, Kemkomdigi pun telah menurunkan 882.352 konten terkait judol dari berbagai platform digital.

Upaya ini dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai platform digital. Dari total konten yang telah diblokir, 807.587 berasal dari situs web dan alamat IP, sementara sisanya tersebar di platform media sosial lainnya. Langkah ini tentu makin mempersempit ruang gerak pelaku yang kerap menyasar masyarakat, termasuk kelompok rentan.

Menciptakan ruang digital yang aman dan nyaman bagi masyarakat tentu harus disertai dengan aturan. Kemkomdigi pun mulai memberlakukan uji coba sanksi administratif kepada Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat User-Generated Content (PSE UGC) yang tidak mematuhi kewajiban pemutusan akses terhadap konten ilegal mulai 1 Februari 2025.

Untuk mendukung implementasi aturan ini, Kemkomdigi menggunakan Sistem Kepatuhan Moderasi Konten (SAMAN), yang telah diaudit oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan dinyatakan aman untuk beroperasi. Platform media sosial yang gagal mematuhi aturan moderasi konten akan dikenai sanksi secara bertahap, mulai dari peringatan hingga denda yang semakin besar.

 

Mendorong UMKM dan Kreativitas Anak Bangsa

Adapun  Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia. Dalam 100 hari pertama, 1.433 UMKM terdigitalisasi dan naik kelas, dengan 309 di antaranya aktif menjual secara daring. Tidak hanya itu, Kemkomdigi juga mempromosikan 20 gim lokal selama libur Natal dan Tahun Baru lalu, membuktikan bahwa kreativitas anak bangsa mampu bersaing di dunia internasional.

Program “UMKM Level Up” menjadi langkah nyata untuk memastikan pelaku usaha kecil mampu menembus batas geografis melalui digitalisasi. Seorang ibu rumah tangga di Kampung Dinoyo, Malang, kini bisa memasarkan keramik produksinya ke seluruh penjuru negeri.

 

 

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Taofiq Rauf