Indonesia.go.id - Geliat Sektor Pariwisata Pacu Pertumbuhan Ekonomi

Geliat Sektor Pariwisata Pacu Pertumbuhan Ekonomi

  • Administrator
  • Senin, 24 Februari 2025 | 13:02 WIB
PARIWISATA
  Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, baik domestik maupun internasional, memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Sektor pariwisata diperkirakan menyumbang devisa sebesar USD16,7 miliar, tumbuh 19,3 persen dibandingkan 2023. ANTARA FOTO
Pemerintah berharap tren positif pertumbuhan pariwisata 2024 berlanjut di tahun ini dengan mendorong sejumlah program unggulan seperti Gerakan Wisata Bersih, Desa Wisata, Tourism 5.0, dan Pariwisata Naik Kelas.

Sektor pariwisata kembali menjadi salah satu andalan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Geliat dari aktivitas turis lokal maupun pelancong asing sudah mulai terlibat pascapandemi COVID-19 di 2023. Berdasarkan paparan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi 2024 cukup terbantu oleh geliat sektor tersebut. Sebagai contoh, sektor jasa lainnya tumbuh paling tinggi hingga 11,36 persen pada triwulan IV-2024 dan tumbuh 9,8 persen sepanjang 2024.

Menurut Pelaksana Tugas Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, pertumbuhan tinggi itu didukung oleh peningkatan aktivitas rekreasi seiring peningkatan jumlah wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara, serta berbagai event olahraga dan hiburan.

“Ekspor jasa kita juga meningkat, salah satunya disebabkan oleh peningkatan kunjungan wisman (wisatawan mancanegara),” kata Amalia saat Konferensi Pers Produk Domestik Bruto (PDB) Triwulan IV-2024 dan Full Year 2024 di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (5/2/2025).

BPS mencatat Indonesia mengalami peningkatan pariwisata yang luar biasa, dengan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara mencapai rekor tertinggi, yaitu 12.658.048 antara Januari hingga November 2024, yang merupakan jumlah tertinggi dalam lima tahun terakhir. Lonjakan ini merupakan peningkatan signifikan sebesar 20,17 persen dibandingkan 2023. Total sampai Desember 2024 kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 13,9 juta.

Deputi Bidang Statistik dan Layanan BPS Pudji Ismartini juga menyebut peningkatan kumulatif ini menunjukkan semakin tingginya daya tarik Indonesia sebagai destinasi wisata dunia.

Pada November 2024 saja, sebanyak 1.092.067 turis asing mengunjungi Indonesia. Jumlah ini meningkat 7,27 persen secara tahunan. Peningkatan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara ini menunjukkan upaya berkelanjutan Indonesia untuk memperkuat sektor pariwisata nasional sebagai andalan baru sumber devisa buat negara.

Mayoritas wisatawan asing yang datang ke Indonesia pada November 2024 berasal dari negara tetangga Malaysia, diikuti oleh Australia, dan Singapura. Negara-negara ini secara konsisten menjadi penyumbang utama jumlah wisatawan Indonesia.   Mereka berbondong-bondong plesiran ke destinasi populer seperti Bali, Jakarta, dan Lombok.

 

Destinasi Wisata Baru

Dari laporan BPS juga terungkap bahwa rata-rata lama tinggal wisatawan mancanegara di Indonesia pada November 2024 6,85 malam atau hampir tujuh hari. Hal ini menunjukkan bahwa banyak wisatawan yang memilih untuk tinggal dalam jangka waktu lama. Para turis tersebut tidak hanya menjelajahi tempat-tempat wisata terkenal di Indonesia tetapi juga daerah-daerah yang kurang dikenal yang kaya akan budaya dan keindahan alam.

Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap keberhasilan ini adalah kampanye pemasaran gencar oleh pemerintah Indonesia dan pelaku pariwisata. Promosi dilakukan dengan menargetkan khalayak internasional melalui platform digital, pameran dagang global, dan kolaborasi dengan media.

Di samping itu, berbagai paket wisata juga yang ditawarkan sudah mulai beragam, tidak melulu menjual Pulau Bali atau Candi Borobudur. Kini banyak paket wisata yang menawarkan keunikan pantai Nusantara masih alami, pulau-pulau yang menakjubkan, pengalaman rasa kuliner, dan warisan budaya yang kaya hingga tempat menyelam kelas dunia serta kehidupan kota yang semarak. Hal inilah yang telah membantu memposisikan Indonesia sebagai tujuan wisata yang wajib dikunjungi di Asia Tenggara.

Seperti yang disampaikan Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana, peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, baik domestik maupun internasional, memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Sektor pariwisata diperkirakan menyumbang devisa sebesar USD16,7 miliar, tumbuh 19,3 persen dibandingkan 2023. Selain itu, kontribusi sektor pariwisata terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional pada 2024 diestimasikan mencapai 4,01-4,5 persen.

Pemerintah juga mulai mempromosikan daerah-daerah destinasi wisata baru seperti Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, dan Sumatra. Daerah tersebut banyak menawarkan pengalaman budaya yang unik dan keindahan alam yang belum tersentuh. Daerah-daerah ini telah mengalami peningkatan jumlah wisatawan yang mencari pengalaman yang lebih autentik dan unik, tentunya membantu mengurangi tekanan pada pusat-pusat wisata yang lebih ramai seperti Bali.

Mencermati potensi yang besar itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah akan lebih mengoptimalkan sektor pariwisata. Salah satunya adalah mencari "Bali" baru. Pariwisata dapat mendorong kinerja ekspor jasa demi mengimbangi ekspor barang dan komoditas yang saat ini sedang menghadapi tantangan berupa penurunan harga komoditas.

“Kita lagi akan menggenjot pariwisata. Tidak melulu Bali karena Bali mulai padat. Kita akan lihat daerah lain, seperti Lombok (Nusa Tenggara Barat) dan Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur),” ujarnya.

Untuk mendorong geliat sektor pariwisata, pemerintah juga sedang membicarakan rencana pemberian fasilitas visa untuk wilayah pariwisata tertentu demi menarik lebih banyak wisman. "Kita juga akan mendorong tujuan Batam dan Bintan (Kepulauan Riau) sebagai jembatan untuk menarik sektor turisme, untuk mengimbangi kinerja ekspor kita," kata Menko Airlangga.

Meski anggaran Kemenpar juga terkena efisiensi sesuai Instruksi Presiden (Inpres) No.1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025 dari Rp1,49 triliun menjadi Rp884,9 miliar, Menpar Widiyanti Putri Wardhana menjelaskan pihaknya tetap mengusahakan program unggulan untuk 2025 tetap berjalan. Program unggulan itu meliputi Gerakan Wisata Bersih, digitalisasi pariwisata Tourism 5.0, program Pariwisata Naik Kelas, menggelar acara dengan menggaet intelectual property (IP) Indonesia, dan Desa Wisata.

Untuk itu, Kemenpar menetapkan sejumlah target pada sektor pariwisata 2025, di antaranya 4,6 persen kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB, USD19-22,1 miliar devisa pariwisata serta membidik 14,6-16 juta kunjungan wisatawan mancanegara.

Kemudian mendorong sebanyak 1,08 miliar perjalanan wisatawan Nusantara, sebanyak 25,8 juta orang tenaga kerja pariwisata, dan peringkat travel and tourism development index diiharapkan mencapai 22.

 

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Untung Sutomo