Indonesia.go.id - Mengungkit Ekonomi Lokal dan Serap Tenaga Kerja

Mengungkit Ekonomi Lokal dan Serap Tenaga Kerja

  • Administrator
  • Jumat, 28 Februari 2025 | 07:17 WIB
MAKAN BERGIZI GRATIS
  Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai program unggulan Presiden Prabowo Subianto, diyakini berpotensi besar memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat luas yang selama ini sulit mendapatkan pekerjaan karena keterbatasan usia atau keterampilan. ANTARA FOTO/ Adiwinata Solihin
Program MBG mempunyai manfaat yang besar. Selain untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak Indonesia, program ini juga menjadi sumber pendapatan bagi tenaga-tenaga di unit pelayanan.

Program Makan Bergizi  Gratis (MBG) sebagai program unggulan Presiden Prabowo Subianto, diyakini berpotensi besar memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat luas yang selama ini sulit mendapatkan pekerjaan karena keterbatasan usia atau keterampilan. Adapun segala manfaat program MBG tidak hanya menjadi solusi bagi perbaikan gizi nasional, tetapi juga menjadi instrumen strategis dalam memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat.

Setidaknya dari anggaran Rp71 triliun yang disediakan oleh APBN untuk pelaksanaan MBG ini, memastikan 17-20 juta anak sekolah, ibu menyusui, dan ibu hamil dapat menikmati makanan sehat bergizi di seluruh wilayah tanah air. Bahkan, Presiden Prabowo menginginkan sampai akhir 2025, program tersebut menjangkau 82,9 juta penerima manfaat.

Program MBG memiliki dampak ekonomi yang luas, terutama dalam memperkuat rantai pasok lokal. Apabila rantai pasok mulai dari sayur mayur, susu, buah hingga daging bisa diproduksi oleh produsen lokal, baik kecil atau menengah, maka bisa mendapatkan dukungan tambahan dari perbankan. Ekosistem bisnis terbentuk dari program tersebut.

Di Boyolali, Jawa Tengah misalnya, 150 orang yang berhasil dipekerjakan di salah satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Hal ini diceritakan oleh Sugiri pengawas Yayasan Bangun Gizi Nusantara, yang dimotori oleh perusahaan kuliner Wong Solo Group.

Yayasan tersebut mempekerjakan sekitar 150 orang yang terdiri dari masyarakat lokal dalam menjalankan program MBG. Pihaknya, bertugas mendistribusikan makan bergizi gratis wilayah Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah.

Mereka mengelola dua SPPG Gagaksipat dengan mengerahkan warga yang berasal dari warga sekitar SPPG yang telah menjalani pelatihan pengelolaan dapur dengan standar yang ditetapkan Badan Gizi Nasional. Pihak Kantor Staf Presiden (KSP) memuji SPPG yang dikelola yayasan itu dinilai salah satu yang terbaik.

Hal serupa juga terjadi di Semarang, Jawa Tengah. Warga yang mendapat tugas sebagai Kepala SPPG Semarang Amelia Widya Putri mengungkapkan sejak program makan bergizi gratis diluncurkan oleh pemerintah, banyak masyarakat lokal termasuk dirinya yang mendapat kesempatan lapangan pekerjaan baru.

“Ini membuka lapangan pekerjaan, karena merekrut tetangga-tetangga di sekitar yang ada dekat unit pelayanan, untuk dipekerjakan di sini,” ungkap Amelia.

Menurutnya, program MBG mempunyai manfaat yang besar. Selain untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak Indonesia, program ini juga menjadi sumber pendapatan bagi tenaga-tenaga di unit pelayanan. Tenaga itu umumnya berasal dari para ibu rumah tangga yang tidak bekerja.

Pihak SPPG juga menjalin kerja sama dengan pelaku UMKM, petani, dan peternak sekitar Semarang untuk pasokan bahan baku makanan bergizi gratis. Sebab, harganya lebih murah jika mengambil dari pasar atau wilayah lain.

Peran prajurit TNI juga tak kalah penting menyukseskan Program MBG. Kepala Staf TNI AD Jenderal Maruli  Simanjuntak menjelaskan bahwa sejak awal, Badan Gizi Nasional (BGN) telah bekerja sama dengan TNI AD dalam berbagai aspek teknis, termasuk dalam pencarian lokasi dapur sehat atau SPPG, pendataan siswa dan ibu hamil sebagai penerima manfaat, serta pengelolaan tenaga kerja dan kendaraan distribusi makanan.

Selain membantu dalam pembangunan dan pengelolaan dapur sehat, TNI AD juga siap diterjunkan untuk mengamankan jalannya program MBG, terutama di daerah-daerah yang memiliki potensi konflik. Hal ini menjadi perhatian khusus mengingat adanya beberapa laporan mengenai penolakan terhadap program MBG di daerah tertentu, termasuk Papua.

Bayangkan jika rata-rata setiap SPPG mempekerjakan 100 orang, maka jika ada 1.000 dapur SPPG beroperasi akan ada 100 ribu orang bekerja setiap hari belum termasuk bagian distribusi, pemasok bahan makanan dan minuman, serta tim lainnya yang terlibat dalam program ini.

 

Ramadan Tetap Diberikan

Adapun Kepala BGN Dadan Hindayana menyatakan bahwa program makan bergizi gratis telah berjalan di 38 provinsi di Indonesia dan telah terbangun 693 SPPG. Bahkan, pada 24 Februari 2025, ada tambahan lagi 117 SPPG.

Kepala BGN menekankan bahwa capaian ini menjadi langkah signifikan dalam pemerataan akses gizi bagi masyarakat. Dadan juga menyebut bahwa sampai akhir Februari ini, program tersebut sudah bisa melayani lebih dari 2 juta penerima manfaat.

Sementara itu selama bulan Ramadan, Kepala BGN menyampaikan bahwa program MBG tetap berjalan dengan sejumlah penyesuaian dalam mekanisme pendistribusian makanan. Paket makanan akan diberikan kepada anak-anak untuk dibawa pulang sehingga dapat dikonsumsi saat berbuka bagi yang berpuasa.

Sementara itu, untuk jenis makanan yang akan diberikan selama Ramadan disesuaikan agar lebih tahan lama seperti susu, telur rebus, kurma, kue kering, dan buah. Dadan juga menyatakan bahwa pihaknya akan tetap memperhatikan komposisi gizi makanan yang mencakup protein, karbohidrat, dan serat.

“Mungkin juga sesekali ada bubur kacang hijau atau kolak. Yang jelas sumber komposisi gizinya tetap, di mana di situ ada protein, ada karbohidrat, dan ada serat,” lanjutnya usai melaporkan perkembangan Program MBG kepada Presiden di Kanttor Kepresidenan, Senin (24/2/2025).

Dalam pengemasannya nanti, Kepala BGN menuturkan bahwa makanan yang diberikan akan dikemas dengan bahan ramah lingkungan yang harus ditukarkan oleh anak-anak setiap hari. Menurutnya, hal ini sekaligus memberikan edukasi kepada anak-anak untuk disiplin dan mengurangi adanya sampah.

Program ini, akan berlangsung hingga menjelang Idulfitri dan akan rutin dievaluasi rutin untuk memastikan efektivitasnya. Evaluasi akan dilakukan setelah satu minggu berjalan guna menentukan mekanisme yang tepat untuk pendistribusian makanan bagi seluruh anak Indonesia. Mari kita kawal bersama program MBG demi terwujudnya Indonesia Emas 2045.

 

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Untung Sutomo