Indonesia.go.id - Belajar Makan Bergizi Gratis Hingga ke Negeri Samba

Belajar Makan Bergizi Gratis Hingga ke Negeri Samba

  • Administrator
  • Kamis, 1 Mei 2025 | 07:45 WIB
MAKAN BERGIZI GRATIS
  Menko PMK Muhadjir Effendy berkunjung ke restoran dan sekolah yang menyelenggarakan program makan bergizi gratis di Kota Rio de Janeiro, Brasil, Juli 2024. DOK KEMENPMK
Brasil jadi rujukan Indonesia dalam mewujudkan program strategis peningkatan kualitas SDM sejak usia sekolah.

Pemerintah Indonesia serius dalam mewujudkan program makan bergizi gratis (MBG) bagi pelajar. Dalam berbagai kesempatan, Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan asupan gizi yang cukup dan sehat setiap hari di sekolah. Salah satu langkah nyata yang ditempuh ialah dengan belajar dari pengalaman negara lain yang telah lebih dahulu sukses menjalankan program serupa—termasuk Brasil.

Brasil bukan sekadar negara penggagas. Negeri di kawasan Amerika Latin itu telah membuktikan selama puluhan tahun bahwa program makan bergizi gratis di sekolah dapat dijalankan secara masif, transparan, dan berkelanjutan. Kini, program tersebut mencakup lebih dari 40 juta siswa setiap harinya, menjadikannya salah satu sistem bantuan pangan terbesar dan tersukses di dunia.

 

Langkah Diplomasi Bergizi

Presiden Prabowo menyampaikan keinginan kuat untuk meniru dan mempelajari sistem Brasil saat menghadiri Indonesia-Brazil Business Forum di Copacabana Palace, Rio de Janeiro, pada 17 November 2024. Ia menginstruksikan timnya untuk mengatur pertemuan langsung dengan perwakilan pemerintah Brasil guna mendalami tata kelola, pendanaan hingga mekanisme distribusi makanan sehat bagi anak-anak sekolah.

“Saya telah meminta tim saya untuk merencanakan pertemuan dengan perwakilan Brasil. Kami akan mengirimkan tim untuk mempelajari program makan siang untuk anak-anak sekolah milik Brasil,” ujar Presiden Prabowo Subianto.

Langkah tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh Menteri Luar Negeri RI Sugiono. Dalam pertemuan bilateral bersama Menteri Luar Negeri Brasil Mauro Vieira di sela-sela BRICS Foreign Ministers’ Meeting pada April 2025, keduanya membahas peluang kerja sama dalam bidang ketahanan pangan dan pendidikan berbasis gizi.

“Brasil adalah mitra strategis karena keberhasilan mereka bukan hanya dalam distribusi makanan, tetapi juga dalam pemberdayaan petani lokal dan transparansi anggaran,” ujar  Menlu Sugiono.

 

 

Brasil: Sinergi Gizi dan Ekonomi Lokal

Program makanan sekolah Brasil dimulai sejak 1955 sebagai upaya negara memerangi kelaparan, malnutrisi, dan ketimpangan ekonomi. Pemerintah federal Brasil menyalurkan anggaran khusus kepada sekolah-sekolah negeri untuk menyediakan makanan yang memenuhi standar gizi.

Yang unik, lebih dari 30 persen bahan pangan wajib dibeli langsung dari petani lokal di sekitar sekolah. Sistem ini bukan hanya meningkatkan gizi siswa, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi desa dan ketahanan pangan komunitas.

Program ini dikelola oleh Dana Nasional Pengembangan Pendidikan (FNDE), lembaga yang mengawasi pengelolaan anggaran dan distribusi bahan makanan. Kejelasan pelaporan dan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan menjadikan program ini akuntabel dan berkelanjutan.

Dalam kunjungannya ke Rio de Janeiro pada Juli 2024, Menko PMK Muhadjir Effendy menyaksikan langsung pelaksanaan program makan bergizi di dua lokasi, yakni di Restaurante do Povo Herbert de Souza dan SMA Negeri Souza Aguiar. Ia mengapresiasi sistem informasi publik yang disediakan—seperti papan transparansi biaya, sumber anggaran, dan komposisi menu harian yang terpampang di dapur sekolah. "Ini model yang sangat baik. Keterbukaan informasinya membuat program ini dipercaya masyarakat," kata Muhadjir Effendy.

Di papan transparansi tersebut disebutkan, biaya makanan dari negara Real Brasil (BRL) 13,765.20 dan pemerintah federal BRL 9,415.24. Total anggaran yang diterima, BRL 23.180,44. Jumlah Siswa: 769. Nilai per kapita per siswa: BRL 1,5.

Adapun nilai kurs 1 Real Brasil (BRL 1) saat itu setara Rp2.906. Jadi, biaya makanan gratis di sana setara Rp4.400. Dengan begitu, para siswa mendapatkan makanan yang relatif bervariasi dengan menu pokok nasi, telur, daging, sayuran hingga buah-buahan.

 

Inspirasi Global, Implementasi Nasional

Selain Negeri Samba Brasil, Presiden Prabowo juga mengambil inspirasi untuk MBG dari sistem serupa di Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Saat menjabat Menteri Pertahanan, Prabowo sempat mengunjungi kantin sekolah di Beijing pada April 2024 dan mencermati bagaimana Tiongkok menyediakan makan siang sehat dan bersih bagi anak-anak sekolah dasar.

Komitmen kerja sama pun diwujudkan dalam bentuk pendanaan Food Supplementation and School Feeding Programme in Indonesia, yang ditandatangani saat kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke Beijing pada 9 November 2024.

Pemerintah Tiongkok, bahkan menyatakan kesediaannya untuk mendukung Indonesia dalam aspek teknologi pangan, logistik, dan evaluasi dampak gizi anak sekolah.

Sejauh ini, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto menunjukkan kemajuan signifikan sejak peluncurannya pada awal 2025. Hingga akhir Maret 2025, jumlah penerima manfaat mencapai lebih dari 2 juta orang, dengan realisasi anggaran sebesar Rp710,5 miliar.

Program MBG telah menjangkau 38 provinsi di Indonesia, mencakup berbagai kelompok sasaran seperti anak-anak pra-SD, siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, santri di pondok pesantren, siswa SLB, balita, ibu hamil, ibu menyusui, peserta PKBM, dan seminari. Pemerintah menargetkan peningkatan jumlah penerima manfaat hingga 82,9 juta orang pada kuartal IV-2025, dengan dukungan dari 32.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di seluruh Indonesia.

Belajar dari Brasil, Indonesia menyadari pentingnya menyinergikan sektor pendidikan, kesehatan, pertanian, dan tata kelola anggaran agar program ini tak hanya menjadi simbol, melainkan solusi jangka panjang dalam membangun generasi unggul.

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto

Redaktur: Untung S