KAMPUNG NELAYAN MERAH PUTIH
Program Kampung Nelayan Merah Putih menargetkan pembangunan 1.100 KNMP dalam lima tahun ke depan, dimulai dengan 100 lokasi di tahun 2025, dan melibatkan pembangunan fasilitas seperti dermaga, gudang beku, serta sentra kuliner, dengan koperasi sebagai penggerak utama pengelolaan dan usaha.
Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) adalah program prioritas pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mentransformasi desa nelayan dan budi daya tradisional menjadi lebih modern, produktif, dan berdaya saing.
Untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup nelayan dan pembudidaya ikan beserta keluarganya, diperlukan intervensi kebijakan yang menyeluruh baik di kampung nelayan maupun kampung perikanan budi daya, terutama melalui penyediaan dan perbaikan sarana serta prasarana produksi, penguatan kelembagaan ekonomi lokal, dan integrasi pelayanan dasar.
Dari kebutuhan inilah lahir program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan berupa Modeling 100 Kampung Nelayan Merah Putih yang mulai dijalankan tahun 2025 dengan nilai Rp2,2 Triliun. Kampung Nelayan Merah Putih, merupakan wujud nyata kehadiran negara dalam memperkuat kemandirian dan kesejahteraan masyarakat nelayan dan pembudidaya ikan secara berkelanjutan.
Program ini menargetkan pembangunan 1.100 KNMP dalam lima tahun ke depan, dimulai dengan 100 lokasi di tahun 2025, dan melibatkan pembangunan fasilitas seperti dermaga, gudang beku, serta sentra kuliner, dengan koperasi sebagai penggerak utama pengelolaan dan usaha.
Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya mengatakan tahun ini, program Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) ditargetkan mencapai 100 desa, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 7 ribu orang. "Ke depannya, Presiden memberikan target pembangunan sebanyak 4 ribu titik KNMP, dengan tingkat penyerapan tenaga kerja hingga mencapai 200 ribu orang,” jelas Seskab Teddy dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Kamis (11/9/2025).
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto sudah memberi arahan kepadanya agar anggaran yang selama ini diblokir untuk dialihkan untuk membangun kampung nelayan. "Ini saya laporkan kepada Bapak Presiden, lalu jawaban beliau adalah, itu yang dibintangi (diblokir), yang dibintangi itu diubah saja menjadi kampung nelayan. Alhamdulillah, maka tahun ini ditargetkan 100 kampung nelayan, dari yang dibintangi itu untuk digeser, untuk menjadi seperti ini," kata Trenggono.
Status kampung nelayan memberi kemudahan dalam berbagai aspek diantaranya penyimpanan ikan hasil tangkapan. Misalnya jika sebelumnya es berasal dari kulkas-kulkas, namun di kampung nelayan memang sudah ada pabriknya esnya sehingga bisa disimpan langsung di pendingin atau cold storage.
Dampaknya pendapatan nelayan dapat meningkat hingga dua kali lipat. Saat ini rata-rata pendapatan nelayan adalah Rp3 juta per bulan. "Dari pendapatan Rp3 juta menjadi Rp6 juta itu 100 persen meningkatnya, dan itu nilai tukar nelayannya (NTN) saya yakin itu akan bisa meningkat dengan tajam," ujar Menteri Sakti Wahyu Trenggono.
Penulis: Ismadi Amrin
Redaktur: Kristantyo Wisnubroto
Berita ini sudah terbit di infopublik.id: https://infopublik.id/kategori/nasional-ekonomi-bisnis/937238/kkp-anggarkan-rp2-2-triliun-untuk-serap-ribuan-tenaga-kerja-di-kampung-nelayan-merah-putih