Indonesia.go.id - Berkapasitas 36 MW, Pusat Data JK6 di Cibitung Resmi Beroperasi

Berkapasitas 36 MW, Pusat Data JK6 di Cibitung Resmi Beroperasi

  • Administrator
  • Rabu, 4 Juni 2025 | 10:15 WIB
PUSAT DATA
  Menkomdigi Meutya Hafid dalam acara peluncuran Pusat Data JK6 di CIbitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (foto: Humas Kemkomdigi)
Keberadaan pusat data JK6 diharapkan mampu menjadi tulang punggung penyimpanan, pengolahan, dan pertukaran data lintas sektor—mulai dari pelayanan publik, industri strategis, hingga teknologi kecerdasan buatan dan layanan digital publik.

Pusat data berstandar global JK6, berkapasitas 36 megawatt (MW) yang dibangun sepenuhnya oleh anak bangsa di kawasan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, resmi beroperasi.

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menyatakan bahwa pusat data ini menjadi bukti kemampuan talenta-talenta lokal dalam merancang dan membangun pusat data berstandar dunia, bahkan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara.

“Kami apresiasi proses JK6 yang kami dengar dibangun melalui lebih dari tiga juta jam kerja dan hampir delapan ribu tenaga kerja putra-putri Indonesia. Ini menjadi bukti bahwa anak-anak bangsa mampu merancang dan membangun pusat data berstandar global serta mendorong lahirnya kompetensi nasional,” ujar Menkomdigi dalam acara JK6 Data Center Launch di Gedung DCI Indonesia, Cibitung, Bekasi, pada Selasa (3/6/2025).

Keberadaan pusat data JK6 diharapkan mampu menjadi tulang punggung penyimpanan, pengolahan, dan pertukaran data lintas sektor—mulai dari pelayanan publik, industri strategis, hingga teknologi kecerdasan buatan dan layanan digital publik.

"Pusat data yang hari ini kita resmikan tentu bukan sekadar bangunan atau proyek infrastruktur belaka, tapi di balik dinding server yang berdiri megah ini ada semangat kolektif nasional yang bekerja di baliknya,” tuturnya.

Menurut Meutya, pembangunan pusat data merupakan bagian integral dari strategi transformasi digital nasional yang tengah digencarkan pemerintah.

Transformasi ini mencakup empat pilar utama: penguatan infrastruktur dan spektrum, pengembangan talenta digital, penyediaan perangkat dan aplikasi, serta kebijakan yang adaptif dan kolaboratif.

Ia juga mengaitkan pentingnya pembangunan pusat data dengan tradisi kejayaan Nusantara. Contohnya bagaimana Sriwijaya membangun pusat-pusat ilmu dan Majapahit mengembangkan teknologi produksi strategis—yang kini ditransformasi menjadi penguasaan atas infrastruktur digital nasional.

“Kendali atas ilmu pengetahuan dan proses hilirisasi produksi selalu menjadi fondasi kemajuan bangsa. Kini, pusat data menjadi simbol peradaban digital yang menempatkan data sebagai sumber nilai tambah baru,” jelas Menkomdigi.

Selain itu, lanjutnya, Indonesia termasuk negara dengan potensi pertumbuhan tertinggi di kawasan Asia Pasifik, dengan peningkatan kapasitas pusat data sebesar 66 persen dalam dua tahun terakhir.

“Di kawasan Asia Pasifik, Indonesia termasuk negara dengan potensi tertinggi di dunia. Pertumbuhan kapasitas pusat data kita sebesar 66 persen adalah sinyal kuat bahwa pasar digital Indonesia berkembang pesat dan menjadi magnet global,” pungkas Meutya Hafid.

 

Penulis: Wahyu Sudoyo

Redaktur: Kristantyo Wisnubroto

 

Berita ini sudah terbit di infopublik.id: https://infopublik.id/kategori/nasional-ekonomi-bisnis/922785/berkapasitas-36-mw-pusat-data-jk6-di-cibitung-resmi-beroperasi