JPP, BOGOR - Terwujudnya ketahanan pangan berlandaskan kedaulatan dan kemandirian pangan merupakan visi dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian yang harus diwujudkan, demikian dikatakan Agung Hendriadi, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) pada 1st International Conference on Applied Science for Energy and Food Sovereignty di IPB ICC Bogor, Kamis (12/10/2017).
“Peningkatan kedaulatan pangan merupakan salah satu point dari agenda ke 7 Nawa Cita Pemerintahan Jokowi-JK”, ungkap Agung. “Karena itu, pembangunan ketahanan pangan dan pengaturan kebijakan pangan yang dikeluarkan pemerintah selain bertujuan untuk mensejahterakan petani, juga untuk mewujudkan kedaulatanan pangan”, tambahnya.
Dalam acara yang dihadiri wakil-wakil dari 40 Perguruan Tinggi se Indonesia itu, Agung Hendriadi memaparkan berbagai tujuan pembangunan pertanian seperti : upaya meningkatkan ketersediaan dan diversifikasi pangan, peningkatan daya saing produk pertanian, meningkatkan ketersediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi dan meningkatkan pendapatan dan kesehteraan petani.
“Semua pembangunan pertanian yang dilakukan tidak hanya untuk mencukupi ketersediaan pangan di dalam negeri, tetapi juga bagaimana kita tingkatkan kesejahteraan petani,” jelas Agung.
Strategi Kementan untuk mencapai pembangunan pertanian dan ketahanan pangan nasional adalah melalui berbagai terobosan, diantaranya : pengadaan alat dan mesin pertanian 180 ribu unit, rehabilitasi jaringan irigasi seluas 3,05 juta ha, peningkatan indeks pertanaman, asuransi pertanian (675 ribu ha).
Terobosan lainnya adalah pembangunan lumbung pangan perbatasan, integrasi jagung dan sawit, peningkatan produksi daging melalui SIWAB (semua betina wajib bunting), pembangunan 3.771 unit embung/long storage/dam parit, pengadaan benih ungul untuk padi, jagung, kedelai, cabai, bawang dan lainnya, pengendalian impor pangan strategis dan stabilitasi harga pangan melalui TTI (Toko Tani Indonesia).
Melalui berbagai terobosan tersebut, pembanguan pertanian dan ketahanan pangan sudah memberikan hasil positif, sehingga sangat penting sebagai modal dasar untuk mencapai Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia tahun 2045.
“Untuk itu, saya mengajak para mahasiswa dan generasi muda untuk mau menekuni dan terjun di bidang pertanian,” kata Agung. “Jadilah petani yang keren dan kaya melalui pertanian modern” tambah Agung memotivasi para mahasiswa. (Tan)