Dengan lingkup tugas yang makin luas, lingkungan strategis yang terus berubah, TNI diharapkan terus bertransformasi. Namun modal dasar tak boleh ditinggalkan, yakni manunggal dengan rakyat.
Peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-76 TNI dilaksanakan secara sederhana di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Selasa pagi, 5 Oktober 2021. Presiden Joko Widodo hadir dan bertindak sebagai inspektur upacara. Presiden Jokowi didampingi oleh Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, beserta kepala staf dari ketiga angkatan.
Situasi pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai membuat HUT TNI untuk kali kedua harus dihelat secara ringkas dengan peserta yang amat terbatas. Pada 2020, HUT ke-75 TNI bahkan digelar secara indoor di ballroom Istana Negara. Gelaran HUT TNI yang cukup megah dan meriah terakhir kali dilakukan di Pangkalan TNI-AL Tanjung Perak, Surabaya, pada 5 Oktober 2019.
Pada upacara HUT ke-76 TNI tidak disediakan panggung kehormatan. Selama 30 menit upacara berlangsung, inspektur upacara berdiri di belakang podium, yang diletakkan di atas aspal halaman, 5 meter dari anak tanggga terbawah Istana Merdeka. Wapres KH Ma’ruf Amin, Menhan Prabowo Subianto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, ketiga kepala staf angkatan, serta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berdiri berjajar di belakang podium, mengapit Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Ibu Wuri Estu Ma’ruf Amin. Tak terlihat tamu undangan lainnya.
Tugas sebagai komandan upacara dipercayakan kepada Kolonel Inf Tunjung Setyabudi, Komandan Brigif 21/Komodo, Kodam Udayana, yang berkedudukan di Kupang. Prajurit peserta upacara pun hanya tiga regu, masing-masing empat prajurit perempuan, dan seorang komandan regu. Tiga regu itu mewakili TNI-Angkatan Darat, TNI-Angkatan Laut, dan TNI-Angkatan Udara.
Dalam amanatnya, Presiden Joko Widodo mengapresiasi peranan penting TNI dalam menghadapi gempuran pandemi Covid-19 yang begitu sengit. Menurut Presiden Jokowi, perang itu masih berlangsung. ‘’Sampai hari ini kita masih berada di bawah bayang-bayang pandemi Covid-19. Bila diibaratkan perang, melawan virus Covid-19 itu seperti perang yang berlarut-larut," kata Presiden Jokowi.
Perang melawan pandemi, kata Presiden, begitu menguras tenaga, pikiran, mental, dan semangat perjuangan. Oleh karenanya, perang tersebut membutuhkan kewaspadaan, kecepatan sinergi, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keberhasilan Indonesia dalam melawan pandemi, kata Presiden Jokowi, tidak terlepas dari peran besar TNI.
"TNI yang selalu menunjukkan profesionalisme dalam setiap penugasan, kemampuan perorangan, kemampuan satuan, pemanfaatan iptek, termasuk alutsista telah digunakan dan dikerahkan dalam menunaikan setiap tugas yang diberikan," ujar Presiden Jokowi.
Tidak sebatas dalam penanganan pandemi, Jokowi menuturkan, kesigapan TNI juga dibutuhkan dalam menghadapi ancaman negara yang lebih luas. Bentuk ancaman itu seperti pelanggaran kedaulatan, pencurian kekayaan alam di laut, radikalisme, terorisme, ancaman siber, ancaman biologi, dan bencana alam.
Dalam menghadapi spektrum ancaman yang begitu luas itu, dibutuhkan transformasi pertahanan yang modern dan relevan dengan perkembangan teknologi militer terbaru. Dengan demikian, TNI bisa bertransformasi menjadi kekuatan pertahanan Indonesia yang dapat berperan di lingkungan strategis baik regional maupun global, yang terus berubah secara dinamis.
Presiden menginginkan sebuah sistem pertahanan dan keamanan rakyat yang defensif aktif dengan pertahanan berlapis dan memetakan lompatan teknologi militer serta investasi pertahanan yang terencana. Modernisasi pertahanan, menurut Panglima Tertinggi TNI itu, juga harus disertai dengan terobosan pengelolaan ekonomi dan investasi pertahanan.
"Penguatan budaya strategis, prajurit dan perwira TNI harus tetap menjadi fondasi utama transformasi pertahanan,yaitu TNI yang manunggal dengan rakyat," kata Presiden Jokowi. Rakyat tetap menjadi sumber kekuatan.
Upacara singkat HUT ke-76 TNI itu ditutup dengan atraksi flypast kekuatan udara. Pada kesempatan pertama, tiga unit helikopter, dari tiga matra darat, laut, dan udara, terbang melintas bersama-sama dengan membawa bendera simbol TNI yang disusul oleh flypast enam unit pesawat tempur F-16 dan berikutnya enam unit Sukhoi-30.
Menyambut peringatan ke-76 Hari TNI pada 2021, juga digelar pameran alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik negara. Pameran itu digelar sejak Minggu malam, 3 Oktober sampai 6 Oktober di sekitar Istana Kepresidenan Jakarta, yakni di Jl Merdeka Barat dan Merdeka Utara. Tidak kurang dari 100 unit alutsista TNI dipamerkan, diperlihatkan kepada publik Jakarta.
Beberapa jenis alutsista yang ditampilkan di antaranya adalah 2 unit kendaraan taktis ringan Sherpa Light Scout, 35 unit taktis panser Anoa, 8 unit panser Indonesia light strike vehicle (ILSV) armoured personel carrier, dan 2 unit rantis Bushmaster.
Ada juga 19 unit P6 ATAV, 18 unit rudal Mistral, 2 unit Mistral MPCV, 4 unit radar MCP, 2 unit BTR 4, 1 unit Aligator, 2 unit APC Turangga, 4 unit MLRS RM 70 Vampire, beserta 1 unit rantis Tatrapan, 2 unit Orlikon Skyshield, 4 unit MLRS Astros, dan 6 unit Armed Caesar 155 MM. Semuanya tergolong kendaraan tempur.
Keberadaan alutsista tersebut tentunya menarik perhatian pengguna jalan. “Bagi masyarakat, kami memohon pengertiannya dan memohon maaf jika melewati kawasan Istana karena akan terhambat perjalanannya,” ujar Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono.
Penulis: Putut Trihusodo
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber Indonesia.go.id.