Indonesia.go.id - Akhiri Ketimpangan, Akhiri AIDS

Akhiri Ketimpangan, Akhiri AIDS

  • Administrator
  • Rabu, 1 Desember 2021 | 15:12 WIB
HARI AIDS SEDUNIA
  Obat ARV untuk penyintas HIV/AIDS. ANTARA FOTO
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi Siti Nadia mengatakan target tahun 2030 bisa tercapai 3 Zero. Yaitu zero new HIV infection, zero AIDS relate death, dan zero discrimination.

Setiap 1 Desember, seluruh dunia memperingati Hari AIDS. Tujuan dari peringatan itu agar orang-orang semakin waspada terhadap bahaya HIV/AIDS. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), dalam situs resminya, memperkirakan ada 37.700. orang di dunia yang hidup dengan HIV pada tahun lalu. Sebanyak 680.000 orang meninggal akibat HIV pada 2020. ada 1.500.000 orang baru terinfeksi pada 2020. Lalu ada 73 % orang yang hidup dengan HIV menerima terapi antiretroviral (ART) seumur hidup pada 2020.

WHO mensinyalir, HIV tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat utama yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Meskipun dunia telah membuat kemajuan yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir, target global yang penting untuk tahun 2020 tidak terpenuhi.

Dalam website WHO itu dituliskan, perpecahan (division), disparitas, dan pengabaian hak asasi manusia adalah beberapa kegagalan yang memungkinkan HIV menjadi dan tetap menjadi krisis kesehatan global. Apalagi sekarang, Covid-19 memperburuk ketidakadilan dan gangguan terhadap layanan, membuat kehidupan banyak orang yang hidup dengan HIV lebih tertantang.

Pada 2021, WHO telah menetapkan tema Hari AIDS Sedunia 2021 adalah “Akhiri Ketimpangan, Akhiri AIDS”, dengan fokus khusus untuk menjangkau orang-orang yang tertinggal. WHO dan mitranya menyoroti ketidaksetaraan yang berkembang dalam akses ke layanan.

Pada 1 Desember 2021, WHO menyerukan para pemimpin global dan warga untuk bersatu menghadapi ketidaksetaraan para orang dengan HIV/AIDS (ODHA). WHO juga mengimbau para pemimpin untuk lebih berusaha menjangkau orang-orang yang saat ini tidak menerima layanan untuk HIV.

Pada peringatan Hari AIDS sedunia 2021, diharapkan setiap orang dapat memiliki akses yang cukup untuk melakukan pencegahan bahkan pengobatan penyakit HIV/AIDS. Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sedangkan, acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah fase terberat dari infeksi HIV yang menyebabkan gangguan kekebalan tubuh, terutama sel darah putih (CD4).

Sejak 1996, lembaga PBB tentang HIV/AIDS (UNAIDS), secara serius memperingati Hari AIDS Sedunia. Mereka memperluas cakupan proyek menjadi kampanye pencegahan dan pendidikan sepanjang tahun. Setahun kemudian, UNAIDS menggagas Kampanye AIDS Sedunia pada 1997 dengan fokus pada komunikasi, pencegahan, dan pendidikan sepanjang tahun. Pada 2004, Kampanye AIDS Dunia menjadi organisasi independen.

Tahun lalu, tema Hari AIDS Sedunia 2020 yang diangkat WHO adalah "Global Solidarity, Resilient Services." WHO dan para mitra memberikan penghormatan kepada semua orang yang bekerja untuk menyediakan layanan HIV. WHO juga menyerukan kepada para pemimpin global dan warga untuk menggalang solidaritas global demi mempertahankan layanan penting untuk HIV selama Covid-19.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi dalam webinar “Kompas Talks: Strategi Daerah Hadapi AIDS selama Pandemi”, yang digelar pada 22 Juli 2021 menyebutkan bahwa dunia menargetkan epidemi HIV/AIDS bisa berakhir pada 2030 dengan strategi triple 90 (90-90-90) pada 2020. Yang dimaksud adalah 90 persen ODHA telah mengetahui status kondisi mereka, 90 persen orang yang telah didiagnosa terinfeksi HIV mendapat terapi antiretroviral (ART), dan 90 persen dari penerima terapi ART telah mengalami penurunan jumlah virus hingga tidak terdeteksi lagi.

"Di awal memang targetnya 90-90-90, dan sekarang kita akan mencoba mengadopsi menjadi 95-95-95. Dengan yang kita sebut sebagai STOP, yaitu suluh skrining, temukan, obati, dan pertahankan," ungkap Nadia.

Di Asia Tenggara, ada 1,6 juta orang dengan HIV dengan jumlah fatalitas sebanyak 110.000 orang. Untuk di Indonesia, Nadia berkata, hingga 2020 estimasi kasus HIV di Indonesia adalah 543.100 orang.

Tujuan akhir dari strategi pengendalian HIV/AIDS secara global, menurut Siti Nadia, adalah 3 Zero yang bisa tercapai pada 2030. Maksud dari 3 Zero adalah zero new HIV infection atau tidak ada infeksi baru, lalu zero AIDS relate death atau tidak ada kematian yang berkaitan dengan AIDS, dan zero discrimination atau tidak ada lagi diskriminasi bagi ODHA.

Sementara untuk target utama Kemenkes dalam penanganan HIV/AIDS pada 2024 adalah 90 persen ODHA mengetahui status kondisinya, lalu 60 persen on ARV yang sudah tersupresi, dan 60 persen mendapatkan obat ARV. Dengan target tersebut diharapkan, Kemenkes dapat menurunkan angka insiden 0,18 per 1.000 penduduk. Sementara angka HIV, sifilis, dan hepatitis 50 per 100.000 penduduk.

 

 

Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari