Di Gelora Kabupaten Nunukan, Kalimanta Utara, berjajar wajah-wajah yang selama ini dikenal dekat dunia penyiaran. Ada Menteri Kominfo Rudiantara, ada Dirut TVRI Helmi Yahya, ada Komisaris Trans Corp Ishadi SK, ada juga anggota Komisi Penyiaran Indonesia. Kesemuanya sedang merayakan akses Palapa Ring yang sudah sampai ke pelosok.
Dalam acara itu didemonstrasikan juga koneksi internet yang menghubungkan Nunukan, Kalbar dengan Asmat di Papua. Seluruh wilayah Indonesia kini sudah bisa mendapatkan akses internet cepat.
Awalnya, pemerintah sebenarnya sudah pernah menginisasi pembangunan infrastruktur telekomunikasi Palapa Ring pada 2005. Saat itu, masih dicari model bisnis dari Palapa Ring ini bakal seperti apa, apakah cukup hanya bekerja sama dengan operator dan membentuk konsorsium tanpa ada campur tangan pemerintah.
Namun, pada 2009 wacana ini gagal dan konsorsiumnya dibubarkan. Tidak ada perkembangan berarti terkait Palapa Ring selama bertahun-tahun setelahnya. Baru ketika Rudiantara ditunjuk sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika, proyek ini akhirnya benar-benar mulai digarap dan berjalan pada 2015.
Palapa Ring termasuk ke dalam salah satu proyek strategis nasional yang diatur dalam Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksana Proyek Strategis Nasional. Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) dari Kominfo menjadi pihak yang menggarap proyek ini.
Nama Palapa Ring sendiri diambil dari dua istilah, yakni Palapa dan Ring. ‘Palapa’ di sini merujuk pada Sumpah Palapa dari Gajah Mada yang ingin menyatukan Nusantara. Sedangkan ‘Ring ‘maksudnya adalah secara teknis jaringan ini akan berbentuk seperti cincin yang saling terhubung satu sama lain.
Proyek inilah yang disebut tol langit. Salah satu proyek strategis nasional. Bentuk fisiknya berupa jaringan serat optik yang ditarik mulai dari Sabang sampai Marauke. Dari Sangihe sampai Rote.
Untuk mewujudkannya, Kominfo pun menggandeng operator telekomunikasi di Indonesia untuk 'bagi-bagi tugas'. Keduanya bekerja sama untuk menyediakan internet di seluruh daerah yang belum terjangkau.
Namun, tugas Kominfo untuk menjangkau lebih dari 12 ribu kilometer dengan jaringan internet itu dirasa sulit jika sendirian. Oleh karena itu, Kominfo akhirnya memecahnya menjadi tiga paket, yang masing-masing digarap oleh mitra usaha yang berbeda-beda.
Saat ini, Palapa Ring Barat dan Palapa Ring Tengah telah rampung dibangun dan sudah mulai dioperasikan. Kabel optik Palapa Ring Barat sendiri memiliki panjang 2.275 kilometer yang digarap oleh PT Palapa Ring Barat, Badan Usaha Pelaksana (BUP) bentukan Konsorsium Mora Telematika indonesia-Ketrosden Triasmitra selaku pemenang lelang proyek paket Barat.
Sementara itu Palapa Ring Tengah dibangun sepanjang 2.995 kilometer dan telah beroperasi sejak Desember 2018. Pihak yang mengerjakan Palapa Ring Tengah adalah PT LEN Telekomunikasi Indonesia yang merupakan gabungan usaha dari PT LEN, PT Teknologi Riset Global Investama, PT Sufia Technologies, PT Bina Nusantara Perkasa, dan PT Multi Kontrol Nusantara.
Kini Palapa Ring wilayah timur Indoneaia didemonstrasikan keberhasilannya. Sudah hampir 98% wilayah tercover jaringan.
Palapa Ring Timur memiliki panjang 6.876 kilometer yang dikerjakan oleh PT Palapa Timur Telematika yang merupakan usaha bentukan Konsorsium Moratelindo-IBS Smart Telecom.
Total, kabel serat optik yang dibangun untuk Palapa Ring ini mencapai sekitar 12.200 kilometer, yang 8.500 kilometer di antaranya melintasi laut.
Palapa Ring dibangun untuk digunakan bersama-sama oleh operator-operator yang ada di Indonesia. Biasanya mereka membangun jalan tol itu dipakai sendiri-sendiri, ini dibangun oleh pemerintah untuk dipakai bersama-sama. Jadi harapannya pengguna di ujung sana mendapatkan tarif yang tidak terlalu jauh dengan kita yang ada di Jawa.
Menteri Rudiantara memastikan nanti tarif data di wilayah Timur maupun Barat Indonesia harganya akan sama. Mirip kebijakan BBM satu harga yang diperkrnalkan Jokowi. "Ini bagian mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar Rudiantara.
Pada wilayah-wilayah khusus tarif itu akan disubsidi oleh pemerintah. Artinya di masa depan tidak ada lagi perbedaan tarif layanan data. Rakyat di Jakarta dan di Papua akan menikmati akses internet cepat.
Dengan demikian ekonomi digital dapat tumbuh dengan lebih baik. Sebab infrastrukturnya sudah disiapkan. Tinggal lagi bagaimana memanfaatkannya untuk kesejahteraan rakyat.
Jaringan serat optik atau biasa juga disebut sebagai fiber optik bukanlah satu-satunya tulang punggung (backbone) telekomunikasi di Indonesia. Selain serat optik, ada satelit yang berfungsi menyebar internet ke daerah terpencil yang tidak terjamah jaringan serat optik.
Rencananya, pemerintah akan meluncurkan satelit baru yang difokuskan untuk meningkatkan jaringan pada infrastruktur pemerintahan pada 2022 mendatang. Satelit itu bukan satelit biasa, melainkan High Throughput Satellite (HTS) yang memiliki kapasitas jauh lebih besar dibandingkan satelit konvensional. (E-1)