Setelah lama menjadi bahan pembicaraan, bergulir sebagai isu pilpres (pemilihan presiden), dan viral di media sosial, tiba waktunya mobil Esemka hadir di pentas industri otomotif nasional. Tidak kurang dari Presiden Joko Widodo sendiri yang terjun ke jantung industri mobil Esemka itu di Jl Raya Demangan, Km 3,5 Sambi Boyolali, untuk meresmikannya, Jumat (6/9/2019).
Presiden Joko Widodo sempat memeriksa beberapa sarana produksi di dalam bangunan utama industri mobil itu, di antaranya unit penyiapan mesin, assembly line, finishing line, dan beberapa lainnya. Putra Solo itu tampak puas. ‘’Banyak yang bertanya-tanya mengapa saya mau meresmikan mobil Esemka? Ya, karena saya mendukung pengembangan industri otomotif nasional. Saya mendukung merk nasional dan mendukung merk lokal,’’ ujar Presiden dalam sambutannya.
Produk perdana yang diperkenalkan Esemka ialah dua varian mobil niaga Bhima 1.2 dan Bhima 1.3 yang dibanderol sekitar Rp110 juta on the road. Presiden sempat mencoba menyetir sendiri truk mini Bhima itu didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di pelataran pabrik. ‘’Kalau ada kurang-kurang sedikit ya maklumlah, ini kan produk perdana,’’ kata Presiden Jokowi yang sudah ‘’berkenalan’’ dengan prototipe Esemka itu sejak 2010-2011.
Presiden juga menekankan, mobil Esemka bukanlah mobil nasional, melainkan mobil produksi industri nasional. Penekanan itu penting untuk menghindari kesalahpahaman penyebutan sebagai mobil nasional yang memberi alasan instansi pemerintah wajib membelinya.
Esemka hadir untuk bersaing di pasar yang terbuka. Namun, kualitas yang cukup bagus dan harga yang lebih murah dibanding mobil sekelas dengan merk asing, maka sambil berseloroh Presiden mengatakan, ‘’Kalau orang nggak beli ya kebangetan.’’
Baru diresmikan, kontroversi merebak. Banyak ungkapan skeptis atas mobil Esemka ini, ada pula yang meniupnyakan sebagai sentimen miring dengan menyebut mobil Bhima itu terlalu mirip dengan mobil Cina Changan Star Truck. Kemiripan lainnya terlihat di prototipe Esemka Rajawali 1 bila disandingkan dengan Sport Utility Vehicle (SUV) Foday Landfort buatan Cina.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto tak menampik adanya kerja sama Esemka dengan pabrikan dari Tiongkok itu. ‘’Ini bukan soal jiplak-jiplakan, tapi multisources, banyak platformnya, dan mereka punya kerja sama," kata Airlangga.
Maksudnya, pabrikan yang satu bisa memanfaatkan desain mesin, interior sampai eksterior, dari pabrikan lain dengan perjanjian tertentu. Tidak berarti bahwa mobil itu buatan Tiongkok, meski sebagian komponen diimpor dari sana.
Pabrik Esemka yang dimiliki PT SMK (Solo Manufaktur Kreasi) itu memesan lebih banyak bagian mesin dan komponen lainnya ke industri dalam negeri untuk dirakit di pabriknya di Demangan Boyolali, Jawa Tengah. Tak mau spekulasi terus berkembang, Manajemen Esemka (SMK) pun mengumumkan industri-industri yang memasok komponen mobilnya.
Tak kurang dari 26 industri komponen dalam negeri disebut masuk pada list pemasok komponen mobil Esemka. Di antaranya adalah PT Cikarang Perkasa Manufacturing di Delta Silicon 2 Cikarang, Jawa Barat. Dari PT Cikarang Perkasa itu mobil Esemka mendapatkan pasokan blok mesin dan blok transmisi sesuai desain yang diminta. Industri yang berdiri 1996 ini juga biasa memasok komponen untuk Suzuki, Isuzu, Mitsubishi, dan General Motors.
PT Usra Tampi yang bermarkas di Kawasan Industri Jababeka Cikarang, Jawa Barat, juga disebut yang memasok komponen dashboard dan roda kemudi. Industri yang terkenal dengan produk andalannya cetakan injeksi plastik (plastic injection moulding) itu memiliki reputasi tinggi. Dialah yang selama ini memasok komponen body dan trim pilar untuk Mitsubishi Outlander Sport.
https://indonesia.go.id/assets/img/assets/1568293090_antarafoto_penyerapan_tenaga_kerja_pabrik_mobil_esemka_060919_ajn_1.jpg" />Pekerja merakit mesin mobil di Pabrik Mobil Esemka, Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Adapun radiator mobil Bhima Esemka diproduksi PT Tokyo Radiator Selamat Sempurna di pabriknya di Curug, Tangerang. Sedangkan kaca mobil disediakan oleh PT Armada Indah Agung Glass dari Magelang. Tanki, dan sasisnya dari PT Inka, BUMN, dari Madiun, Jatim, yang selama ini terkenal sebagai produsen gerbong kereta api. Di samping nama yang sudah disebut di atas, masih ada sejumlah pemasok lain (lihat tabel). Dengan dukungan mitra dalam negeri itu, kandungan lokal Bhima sudah di atas 60 persen.
Semua komponen itu kemudian dirangkai di pabrik di Demangan, Boyolali. Sarana produksi di Boyolali, yang diitempatkan dalam bangunan seluas 11.150 meter2 itu mampu memproduksi 18.000 unit Bhima setiap tahunnya.
Tidak hanya Bhima, PT Esemka juga telah menyiapkan sejumlah produk kendaraan penumpang seperti jenis SUV Rajawali I dan II serta sedan Digdaya I. Sebagaimana laiknya industri otomotif, Esemka sedang mengembangkan sejumlah agen penjualan serta bengkel untuk layanan purnajual.
Sebagai pribadi, Presiden Joko Widodo punya hubungan emosional dengan mobil Esemka. Ketika masih menjabat Wali Kota Solo tahun 2011, ia menerima tawaran untuk menggunakan satu prototipe Esemka, model SUV Foday Landfort, yang kini diadapsi sebagai Rajawali-1, selama beberapa hari sebagai mobil dinas pelat merah AD 1. Menjelang kampanye menjadi Gubernur DKI (2012), Jokowi mempromosikan SUV Esemka itu dengan mengendarainya dari Solo ke Jakarta. SUV Esemka itu dirakit di SMK Negeri 2 Solo dan melibatkan mekanik andal Sukiyat, pengusaha bengkel dari Klaten.
Promo gratis itu membuat Esemka mendapat banyak dukungan, hingga akhirnya bisa melahirkan lebih banyak prototipe di bawah PT Esemka yang berdiri pada 2010 atas prakarsa sejumlah warga Solo. Pembuatan prototipe itu melibatkan lebih dari 30 SMK di Jateng, Jabar, dan Jatim. Walhasil, siswa dari sekolah-sekolah itulah yang mengoperasikan pabrik Esemka di Boyolali.
Dalam perkembangannya, mobil prototipe Esemka menjalani uji emisi dan dinyatakan lolos bahkan pada Standar Euro-2 Agustus 2012. Tapi untuk membangun industri otomotif tentu tidak mudah. Masuknya, PT Adiperkasa Citra menjadi salah satu pemilik saham, membuka jalan bagi Esemka untuk membangun pabrik di Boyolali dengan investasi lebih dari Rp2 triliun. Dalam PT Adiperkasa Citra Hero itu ada nama besar AM Hendropriyono, mantan Kepala BIN di era Presiden Megawati. Sebelumnya, PT Adiperkasa Citra telah bekerja sama dengan Proton Malaysia mengembangkan mobil nasional di sana. Tak heran bila isu Esemka sebagai mobil nasional kemudian bergulir santer.
Namun, kemudian semua terbuka bahwa Esemka bukanlah mobil nasional. Esemka hanya bagian dari industri otomotif nasional. Kehadirannya menambah pilihan atas produk otomotif di Indonesia, yang oleh sebagian kalangan dianggap harganya sebagian telah overpriced. Sebagai industri otomotif biasa, Esemka pun tampil dengan langkah cerdik, yakni menawarkan mobil niaga truk mini.
Pelaku usaha adalah konsumen rasional. Bila truk mini Bhima menunjukkan kinerja bagus, harga yang ekonomis itu akan menjadi potensi untuk diterima di pasar otomotif.
Daftar pemasok komponen Esemka Bima:
- PT INKA - Sasis, Tangki BBM, Bak
- PT IMS dan PT Santoso Cipta Dian Prima - Grill
- PT Nippress Energi Otomotif - Accu (Baterai/Aki)
- PT Selamat Sempurna - Fuel Filter
- PT Duta Nichrindo Pratama - Oil Filter
- PT Bando Indonesia - Belt
- PT Gajah Tunggal - Ban
- PT Yogya Presisi Tekuitama Industri - Emblem
- PT Fuller Autoparts Indonesia - Starter Assy & Alternator Assy
- PT Indospring - Per Daun
- PT Dasa Windo Agung - Head Lining
- PT Cikarang Perkasa Manufacturing - Blok Mesin & Blok Transmisi
- PT Usra Tampi - Dasbor & Kemudi
- PT Samudera Luas Paramacitra - Shockbreaker dan Per Daun
- PT Anugerah Berkat Cahaya Abadi - Cat
- PT Dana Paint Indonesia - Cat
- PT Tokyo Radiator Selamat Sempurna - Radiator
- Armada Indah Agung Glass - Kaca
- Inkoasku - Velg
- ABC Bawen Karoseri - Jok dan Bak
- Catur Karya Manunggal - Knalpot
- Pertamina Lubricants - Pelumas
- Ngawangga Mitra Mulia - Ferro Casting
- Koperasi Batur Jaya - Drum Brake
- UD. Adi Surya Gemilang - Engine Mounting
- Pasindo - Brake Shoes. (P-1)