Indonesia.go.id - Kota Karet Dulu, Kota Hijau Kemudian

Kota Karet Dulu, Kota Hijau Kemudian

  • Administrator
  • Rabu, 18 September 2019 | 21:53 WIB
KERJA SAMA SUBREGIONAL
  Pelabuhan PT. Pelindo I Dumai. Foto: Pelindo

Forum Segitiga Indonesia-Malaysia-Thailand melakukan percepatan program penguatan kerja sama subregional itu. Jalur multimoda Dumai-Malaka akan beroperasi 2020. Arus barang lebih efisien.

Sama-sama gelisah oleh bayangan resesi global yang mengintai. Sama-sama risau oleh perang dagang Cina-Amerika yang tak kunjung reda. Maka, pertemuan kerja sama tiga negara, dalam platform IMT-GT (Indonesia, Malaysia, Thailand – Growth Trangle) itu berlangsung dengan penuh semangat.

Forum pertemuan tingkat menteri dan gubernur dari tiga negara, yang  digelar di Kota Krabi, Thailand  Selatan, pada 12 – 14 September 2019 itu seperti tak sabar untuk segera membuka terobosan ekonomi.

Platform IMT-GT ini sebenarnya sudah dirintis sejak 1993 dan perhelatan di Krabi ialah pertemuan tahunan ke-25. Kerja sama sub-regional itu melingkupi 83 juta penduduk dari 10 provinsi di Sumatra, 8 negara bagian di Malaysia dan 14 provinsi Thailand Selatan. Namun, seperempat abad berlalu hasil kerja sama ini belum sebanyak yang diharapkan. Yang rutin digelar adalah misi seni kebudayaan.

Program konektivitas yang sudah digariskanlebih dari 10 tahun lalu baru berjalan sebatas di jalur udara. Penerbangan langsung dari Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, dan Palembang, ke Kualalumpur (KL), sudah lama dibuka. Demikian halnya dari Medan dan Batam ke Pukhet (Thailand) dan Banda Aneh ke Penang.  Namun, yang dari Songkhla (Thailand Selatan) ke Medan atau kota lain di Sumatra belum bisa berjalan.

Jalur darat-laut (multimoda) dari Malaka-Dumai, yang diharapkan bisa menfasilitasi arus pergerakan barang dari Malaysia dan Thailand ke Indonesia serta sebaliknya, juga belum teralisasi. Dengan begitu, kerja sama segitiga (triangle) itu belum mengalami percepatan seperti yang diharapkan.

Didorong kerisauan yang sama, tentang kemungkinan perang dagang Amerika-Cina makin berlarut-larut, dan bayangan resesi global 2020, tiga kepala pemerintahan (Presiden Joko Widodo, PM Mahathir Mohamad, dan PM Prayut Chan-o-cha) menggelar pertemuan IMT-GT , di sela-sela Asean Summit, Juni lalu di Bangkok. Dalam meeting yang dihadiri Presiden ADB (Asian Development Bank) Takehiko Akano, ketiga pemimpin ini bersepakat  mempercepat program-program yang  telah disepakati, utamanya konektivtas.

Arus barang dari Malaysia ke Thailand, dan sebaliknya, memang lebih terjamin karena terhubung oleh jalan raya serta kereta api. Agar jalur itu terkoneksi ke Sumatra, akan dibangun jalur multimoda lewat laut melalui jalur Dumai-Malaka. Presiden Joko Widodo pun menyampaikan progres dari sisi Indonesia, bahwa pembangunan Pelabuhan Dumai akan selesai 2020 lengkap dengan fasilitas moveble bridge dan  dermaga khusus, untuk melayani truk dan kendaraan lain yang keluar-masuk ke kapal Ro-Ro.

Jalan tol Dumai-Pekanbaru bahkan akan selesai akhir 2019 ini dan kelak akan terkoneksi ke tol Trans-Sumatra yang beberapa ruasnya telah dibangun. Dengan pelabuhan baru ini, arus barang  dari Pulau Sumatra bisa mengalir lebih cepat dan murah, begitu sebaliknya, sehingga angka perdagangan bisa ditingkatkan. Presiden Jokowi juga mengharapkan agar sarana dan prasarana baru tersebut  bisa  meningkatkan arus wisatawan dan investasi.

Pokok-pokok kesepakatan kepala pemerintahan itu yang digodok implementasinya dalam pertemuan tingkat menteri dan gubernur di Krubi. Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional Rizal Affandi Lukman yang  mewakili Menko Perekonomian memimpin Delegasi RI mengatakan bahwa isu  konektivitas itu di forum Krubi dioperasionalkan dengan membuka rute-rute penerbangan baru.  Program air linkage sudah memiliki payung hukum berupa nota kesepakatan tiga menteri perhubungan dari ketiga negara.

Rizal juga menyebutkan, agar prioritas kerja sama pertanian itu lebih fokus ke karet dan kelapa sawit  yang belakangan mengalami tekanan. Ia menyebutkan perlunya Kota Karet untuk merepresentasikan sentra karet di segitiga Indonesia-Malaysia-Thailand. Kota Karet ini akan melayani segala kebutuhan akan bisnis karet.

Pelaksana Gubernur Aceh Nova Irianshay, yang memimpin delegasi Gubernur Indonesia, mengingatkan agar forum Krubi mewaspadai gelagat pasar internasional yang berpotensi menekan harga komoditas. Maka, ia meminta segera dibentuk sekretariat bersama untuk memudahkan koordinasi dan membangun sinergi. Plt Gubernur Aceh ini juga mendesak agar ada jalur penerbangan Sabang-Pukhet-Langkawi guna memperkuat destinasi wisata di kawasan Laut Andaman.

Delegasi Gubernur dari Sumatra itu tidak melulu bicara tentang urusan jangka pendek yang dibingkai dalam program implementasi 2017-2021. Mereka juga akan disibukkan dengan Visi 2036, program jangka panjang yang menyangkut kota hijau, laut bersih, enerji bersih, dan program lainnya yang lebih menekankan aspek keberlanjutan.

Tahun 2020, forum gubernur dari tiga negara itu akan dihelat di Padang. ‘’Kami akan perkenalkan potensi Sumatra Barat,’’ kata Gubernur Sumbar Iwan Prayitno. (P-1)