Selain bermain dengan cucu kesayangan Jan Ethes, Presiden Joko Widodo mengisi libur akhir pekannya, Ahad (22/9/2019) lalu, dengan meng-update laman Instagram-nya. Kali ini Presiden Jokowi memilih memajang foto dan model mutakhir di Sungai Gugubali, Pulau Morotai di Maluku Utara. Berbeda dari dam biasa, struktur yang membendung arus sungai itu bukan lagi berbentuk batu-batu kali yang belah dan disusun bertumpuk dengan perekat semen. Bukan pula tembok beton bertulang besi.
Yang terlihat di Instagram itu adalah struktur balok-balok beton biru kuning yang ditata berselang-seling. Inilah dam model baru yang rancang bangunnya dibuat oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Pusair) di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Desain ini asli buatan Pusair dan karenanya telah didaftarkan hak patennya ke Ditjen HAKI di Kementerian Hukum dan HAM.
‘’Konsep bendung modular memiliki sambungan yang kuat, cukup kedap untuk mengurangi kehilangan air, dan strukturnya dapat beradaptasi dengan perubahan dasar sungai. Balok yang rusak dapat diganti sesuai bagiannya,” kata Jokowi dalam akunnya itu. Bendungan model baru itu bermanfaat untuk daerah terpencil.
Betapa tidak, balok-balok yang menyusun ambang (tubuh bendengan) dapat dicetak di tempat itu juga, dengan fabrikasi sederhana, dalam waktu singkat. Balok-balok yang masing-masing beratnya 170 kg itu bisa dipasang secara manual, dan dapat dipasang dengan bantuan crane kecil saja. Penampang dam ini seperti bentungan itu seperti dam pada umumnya, bagian bawahnya lebih lebar dari sisi atas. Struktur semacam ini disebut dam modular.
Seperti batu-batu candi, balok beton modular itu saling mengunci bila telah terpasang. Dengan presisi tinggi, susunan balok karya Pusair PUPR ini kedap air. Bila ada kerusakan, semisal ada balok yang retak akibat dihantam batu yang hanyut oleh banjir, tak seluruh strukturnya harus dibongkar. Cukup bagian yang remuk dilepas dan diganti dengan modul-modul balok yang baru. Ini yang membedakannya dari bendung konvensional, yang setiap kali harus dibongkar total ketika satu bagian retak.
Dinding piramid ambang bendung ini miring dan tak rata. Maka, air yang melimpas dari atas atap dam itu akan bergemericik seperti turun tangga. Proses ini terbuka mendorong kandungan oksigen terlarut pada air sungai meningkat. Material-material yang mencemari sungai, baik yang berupa bahan organik maupun nonorganik, akan lebih mudah terurai. Perairan sungai di bagian hilir lebih sehat.
Bendungan modular di Sungai Gugubali Morotai ini melintang selebar sekitar 20 meter. Bendungan ini membuat paras air sungai naik sekitar 4 meter dan itu cukup untuk memberi energi potensial bagi air sungai itu mengalir ke 300 ha sawah melalui saluran irigasi yang dibangun dalam satu paket. Dam itu sudah beroperasi sejak 2018.
Dari bendungan Sungai Gugubali ini dapat dikisahkan evolusi bendungan di Indonesia, yang sudah lebih dari 1.000 tahun. Mula-mula, dam hanya dibangun dari tumpukan baru kali. Meski tak kedap air, struktur sederhana ini bisa menaikkan muka air guna dialirkan ke saluran irigasi. Berikutnya, bendungan yang bentangannya dibuat dari beronjong kawat yang di dalamnya dijejali batu belah. Kawat beronjong itu bisa mengikat batu-batu sehingga lebih kuat menahan arus air.
Memasuki abad 20, bendungan dibikin dari batu-batu kali (andesit) yang ditata dan direkat oleh semen. Hingga kini masih banyak bendungan dengan struktur macam itu. Yang lebih mutakhir adalah bendung dengan struktur besi beton yang membentang selebar sungai. Struktur ini lebih kokoh, tapi mahal dan membutuhkan masa konstruksi lebih panjang.
Bendungan modular ini kini sedang menjadi trend global, dan sesuai untuk sungai-sungai sedang dan kecil. Bentuk bentang ambangnya dinilai tidak menyekat total bagian hulu dan hilirnya. Biaota-biota sungai masih bisa menyeberangi bendungan tersebut. Ditambah lagi adanya efek aerasi (pengayaan oksigen) yang membuat ekosistem sungai lebih sehat.
Tak heran bila desain ini tergolong menjamin sustainabiliity ekosistem sungai. Kementerian PUPR akan membawa desain bendungan ini ke Berlin Jerman, November mendatang ini, untuk mengikuti kontes internasional yang diikuti 100 negara.
Warga sekitar Sungai Gugubali ini tidak hanya mendapat sarana bendungan canggih. Di sisi bendungan ada pintu air yang membawa air sungai ke saluran iirigasi sepanjang sekitar 3 km itu juga terbuat dari modul-modul beton cetakan. Modul-modul ini juga saling mengunci setelah dipasang.
Irigasi modular ini lebih kuat dan awet, dan menekan kebocoran air irigasi yang kadang bisa mencapai 20 persen. Tak heran bila desain baru ini bisa menarik perhatian Presiden Jokowi. (P-1)