Segenap sivitas akademika telah bersepakat. Majelis Wali Amanah (WMA) setuju, Senat Akademik (SA) setuju, Dewan Guru Besar (DGB) sepaham, dan jajaran Keluarga Mahasiswa (KM) mendukung. Bahkan, Pengurus Himpunan Alumni IPB (Institut Pertanian Bogor) sependapat. Maka, prakarsa dari Rektor IPB University Arief Satria itu pun digulirkan Senin (14/10/2019) lalu, di Gedung Graha Widya Wisuda Kampus Dramaga, Bogor.
Inisiatif Rektor Aris Satria itu sederhana saja, mengajak segenap mahasiswa, dosen, staf pendukung di laboratorium hingga perpustakaan, Senat Akademik, Dewan Guru Besar, dan Majelis Wali Manat untuk meneguhkan kembali tekad atas tegaknya norma dan tata aturan kehidupan kebangsaan di lingkungan kampus. Maka, acara hari itu pun dikemas sebagai penandatanganan Deklarasi Komitmen Kebangsaan yang digelar di hadapan ribuan sivitas akademika yang mewakili semua elemen.
Menjabat Rektor sejak Desember 2017, Arif Satria langsung melakukan gebrakan. Ada rebranding IPB menjadi IPB University seiring tumbuhnya banyak program studi (prodi) yang di luar disiplin ilmu-ilmu pertanian. Bahkan, ia menyiapkan prodi baru Teknik Mesin, Teknik Elektro, serta Teknologi Informasi. Tata kelola kampus terus dirapikan. Hasilnya, dalam penilaian Kementerian Riset dan Dikti, IPB ada di posisi terbaik di Indonesia 2019, di bawah ITB dan UGM. Namun, IPB naik selevel dari tahun 2018.
Namun, Arif Satria menilai ada yang mengganggu dalam perkembangan kampusnya. Sudah lebih dari dua dekade IPB dicitrakan sebagai kampus tempat persemaian politik khilafah, yang mendukung gerakan negara Islam. Beberapa survei lembaga independen menyebut bahwa banyak mahasiswa IPB terpapar ide radikal, intoleran, dan pro-khilafah. ‘’Gambaran itu berlebihan,’’ kata Arif Satria.
Faktanya, kata Arif, kegiatan kemahasiswaan masih berjalan biasa saja. Latihan musik dan tari-tarian tradisional, modern (termasuk salsa), olah raga, kegiatan kemahasiswaan profesi bisa berjalan dan tak kekuarangan peminat. Pertunjukan musik berbayar pun dibanjiri mahasiswa. Peribadatan mahasiswa nonmuslim tak terganggu. Secara resmi, rektor juga menyediakan tempat ibadah bagi agama Nasrani, Hindu, Budha, dan tak ada masalah.
Gebrakan pun berlanjut, antara lain, dengan Deklarasi Komitmen Kebangsaan itu. Dalam sambutannya, Rektor Arif Satria menyatakan tekadnya untuk membangun kampus IPB University sebagai persemaian inspirasi, inovasi, dan integritas. ‘’Dengan prinsip-prinsip ini, pada 2030 nanti IPB University siap menginspirasi dunia,’’ ujar rektor berusia 48 tahun yang dikenal sebagai ahli manajemen sumber daya kelautan itu.
Terkait komitmen kebangsaan itu, Arif Satria, yang meraih gelar doktornya dari Kagoshima University, Jepang itu, juga mewanti-wanti agar Asrama Mahasiswa IPB dikelola secara inklusif. ‘’Asrama adalah tempat membangun komunikasi lintas budaya yang dapat merekatkan bangsa,’’ katanya.
Pengelolaan asrama yang inklusif itu menjadi bagian dari tekad IPB University untuk ikut membangun bangsa dan merawat kebangsaan. ‘’IPB solid untuk terus maju membangun bangsa,’’ seru Rektor Arif Satria, yang disambut tepukan riuh dari ribuan sivitas akademikanya.
Acara penandatangan Deklarasi Komitmen Kebangsaan itu dihadiri oleh tamu spesial Profesor Mahfud MD, Arie Kriting, Cak Lontong, Ayu Kartika Dewi, dan Addie MS, tokoh-tokoh yang gigih menyerukan nilai-nilai kesetaraan, toleransi, integritas, dan kebangsaan. Profesor Mahfud sempat menyampaikan orasi tentang bonus demografi untuk Indonesia emas pada 2045. “Keberagaman itu bisa menjadi modal kita untuk maju," demikian antara lain dikatakan oleh Profesor Mahfud.
Ada pun naskah lengkap deklarasi kebangsaan IPB University itu adalah sebagai berikut:
KOMITMEN KEBANGSAAN IPB
Sejak berdiri, IPB dikenal sebagai rumah kebinekaan yang saling hormat-menghormati tanpa membedakan suku, ras, agama, dan latar belakang sosial. Menyikapi perkembangan situasi tanah air dan perkembangan yang terjadi di internal IPB, Keluarga Besar IPB yang terdiri atas Pimpinan Organ IPB, Ketua Himpunan Alumni dan Presiden Mahasiswa KM IPB, dengan ini menyampaikan komitmen kebangsaan sebagai berikut:
- IPB bertekad untuk terus menjaga jati dirinya sebagai rumah kebinekaan bagi setiap insan akademik yang bernaung di bawah IPB;
- IPB tidak memberikan ruang sedikit pun untuk berkembangnya paham, pemikiran dan aliran terlarang, serta radikalisme yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 yang dapat mengancam tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia;
- Menyerukan kepada seluruh sivitas akademika dan tenaga kependidikan IPB untuk fokus pada pengembangan kegiatan tridharma dan menghasilkan karya-karya inovatif untuk kejayaan bangsa dan negara;
- Menyerukan kepada seluruh sivitas akademika, tenaga kependidikan dan alumni IPB agar bersatu-padu dan terus memupuk kebersamaan dan memberikan sumbangsih bagi kejayaan bangsa Indonesia melalui bidang kerja yang ditekuni;
- Menegakkan peraturan perundangan yang berlaku dan peraturan-peraturan di IPB bagi sivitas akademika dan tenaga kependidkan secara konsisten, serta memberikan sanksi yang tegas sesuai ketentuan yang berlaku kepada siapa pun yang melakukan pelanggaran.
Tak ada gangguan apa pun selama acara berlangsung. (P-1)