Indonesia.go.id - Ibu Kota Negara Impian Sang Presiden

Ibu Kota Negara Impian Sang Presiden

  • Administrator
  • Selasa, 12 November 2019 | 03:36 WIB
IBU KOTA NEGARA
  Maket Ibu Kota Baru. Foto: Dok. PUPR

Ibu kota baru akan menjadi kota yang mampu menampilkan diri sebagai kota masa depan. Pemindahan ibu kota  tidak berarti hanya memindahkan pusat pemerintahan dan lokasi. Di luar itu dibutuhkan pula perpindahan sistem, budaya kerja, dan pola pikir masyarakat.

Pemindahan ibu kota di luar Pulau Jawa sudah bisa dipastikan terjadi. Daerahnya sudah ditunjuk, yaitu sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara,  Kalimantan Timur. Sekarang masih menunggu realisasi dan eksekusinya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) di berbagai kesempatan melontarkan harapannya mengenai ibu kota baru ini. Visi utama Presiden tentang ibu kota baru tersebut adalah sebuah kota yang mampu menampilkan diri sebagai kota masa depan. Kota ini kelak akan menjadi lokasi datangnya para talenta lokal dan global untuk berkolaborasi dan menghasilkan kemajuan sehingga mampu mempercepat pemerataan pembangunan di Indonesia.

Presiden berharap talenta-talenta teknologi dan inovasi itu betul-betul merasa bahwa ini memang kota masa depan. Selain itu secara fisik, kelak mobilitas masyarakat di kota ini akan menggunakan transportasi publik yang bebas emisi. Kota yang dinamis dan betul-betul kota yang menggembirakan. Kota yang masyarakatnya majemuk, terbuka, toleran, dan penuh dengan gotong-royong.

Ibu kota baru tersebut nantinya, mimpi presiden, tak hanya berpusat pada kepentingan pemerintahan semata. Presiden memimpikan agar kota tersebut bisa menjadi kawasan atraksi bisnis yang mampu memberi contoh dan bisa menjawab permasalahan-permasalahan dunia sehingga mampu menarik diaspora untuk pulang kembali ke Indonesia, juga menjadi tempat bagi orang-orang hebat dunia untuk tinggal di kota ini.

"Saya hanya bayangkan, di sana nanti ada cluster pemerintahan, ada cluster teknologi, dan inovasi seperti silicon valley. Ada cluster pendidikan, universitas terbaik ada di sana, cluster layanan kesehatan, dan cluster wisata," jelasnya.

Jokowi bermimpi ibu kota baru bisa melebihi Dubai, Uni Emirate Arab yang memiliki jargon kota paling bahagia. Setidaknya, kata dia, ibu kota baru harus menjadi kota terbaik dan paling inovatif di dunia.

"Memang mimpi kita harus tinggi. Jika Dubai, punya jargon The Happiest City on the Earth. Ibu kota baru nanti, The Best on Earth, yang cleanest city, The Most Innovative City, dan the most yang lainnya," kata Jokowi.

Presiden menyatakan Google Global Talent juga ingin hadir di ibu kota baru. Kehadiran Google Global Talent akan menarik diaspora untuk pulang ke Indonesia.

Untuk itu, ibu kota baru juga harus menyediakan suasana dan pelayanan yang berkualitas kelas dunia khususnya, di bidang kesehatan dan pendidikan. Selain itu Jokowi ingin ibu kota baru sehat dan ramah lingkungan.

"Kota yang menyenangkan dan ramah. Kota yang compact dan humanis, pelayanan publik yang lengkap dan berkualitas. Ini harus kita rancang secara baik sejak awal. Kita ingin kota yang memberi contoh menjawab permasalahan dunia," ujar Jokowi.

Memang presiden menyadari , untuk mewujudkan impian tersebut bukan perkara mudah. Karena itu, kata presiden, untuk mewujudkannya pertama kota ini harus menyediakan lapangan kerja yang berkelas. Yang kedua, ibu kota baru ini juga menyediakan suasana dan pelayanan yang berkualitas kelas dunia. Minimal pelayanan untuk pendidikan dan kesehatan yang berkelas dunia.

Makanya, Jokowi akan membuka seluas-luasnya kesempatan bagi seluruh pihak untuk menyampaikan pandangan dan gagasannya agar visi ibu kota baru tersebut dapat diwujudkan. Rancangan ideal mengenai kota yang dapat menjawab permasalahan dunia sudah harus dipikirkan sejak jauh hari.

"Kita ingin membuat kota yang memberi contoh dan bisa menjawab permasalahan-permasalahan dunia. Saya ingin mengatakan bahwa ibu kota ini adalah hadiahnya Indonesia untuk dunia. Mimpinya memang harus tinggi seperti itu," tutur Presiden.

Presiden mengingatkan, pemindahan ibu kota ini tidak berarti hanya memindahkan pusat pemerintahan dan lokasi semata. Di luar itu dibutuhkan pula perpindahan sistem, budaya kerja, dan pola pikir masyarakat. Sejumlah upaya lainnya, disebut Presiden, juga harus menyertainya.

Saat menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan, kawasan induk ibu kota baru akan berdiri di atas lahan seluas 40.000 hektar. Luas wilayah ini nantinya bisa dikembangkan menjadi 180.000 hektar dari tanah yang dimiliki pemerintah di sana.

Luas wilayah calon ibu kota baru ini jauh lebih luas dari DKI Jakarta. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, luas wilayah DKI mencapai 662,33 kilometer persegi. Adapun 1 kilometer persegi lahan setara dengan 100 hektar. Ini artinya, luas total wilayah DKI hanya 66.233 hektar. Jadi, luas kawasan induk ibu kota baru kelak sekitar dua pertiga dari luas DKI Jakarta. Sedangkan luas ibu kota baru secara keseluruhan hampir setara dengan 3 kali luas DKI Jakarta.

Kabupaten Penajam  Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki luas lahan 3.059.616 hektar. Rinciannya, Kabupaten Penajam Paser Utara seluas 3.333,06 kilometer persegi atau 333.306 hektar dan Kabupaten Kutai Kartanegara dengan luas 27.263,10 kilometer persegi atau 2.726.310 hektar. (E-2)