Indonesia.go.id - UMKM Mengincar Pasar Global di Tengah Pandemi

UMKM Mengincar Pasar Global di Tengah Pandemi

  • Administrator
  • Senin, 16 November 2020 | 05:29 WIB
PERDAGANGAN
  Seorang perajin membuat mainan edukasi dari kayu untuk diekspor ke Singapura dan Australia di Celaket, Malang, Jawa Timur, Rabu (7/10/2020). Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Di tengah pandemi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia masih mampu menembus pasar Eropa, Asia, Amerika Serikat, hingga Timur Tengah.

Ketahanan ekonomi Indonesia diuji di masa pandemi Covid-19. Secara teknikal, pada triwulan II dan triwulan III tahun 2020 ini, ekonomi bertumbuh negatif. Berkontraksinya ekonomi dalam enam bulan terturut-turut membuat Indonesia memasuki era resesi. Situasi kelam itu coba diurai melalui kebijakan pemulihan sektor kesehatan yang seiring dengan pelbagai kebijakan stimulus ekonomi maupun perlindungan sosial khususnya bagi industri maupun UMKM berorientasi ekspor.

Setidaknya stimulus itu menuai hasil. Ditambah sejumlah industri negara tujuan ekspor mulai beroperasi lagi. Dalam dua bulan terakhir trennya sudah menunjukkan arah positif. Beberapa industri mulai menggeliat, tecermin dari ekspor yang minus 11,7 persen pada triwulan lalu membaik menjadi 10,8 persen, dan terakhir impor dari minus 17 persen menjadi minus 11,9 persen.

 

Ekspor UMKM

Kala pandemi Covid-19, neraca perdagangan Indonesia justru menunjukkan kinerja yang baik. Surplus perdagangan Indonesia memiliki tren yang meningkat pada periode Mei-September. Bahkan, ekspor sejumlah komoditas bukan hanya bertahan, tetapi semakin melejit.

"Secara kumulatif, neraca dagang Januari-September 2020 mencapai USD13,5 miliar. Nilai tersebut melampaui neraca perdagangan Indonesia secara keseluruhan pada 2017 dan merupakan capaian tertinggi sejak 2012. Beberapa komoditas juga tumbuh positif selama pandemi ini, antara lain barang tekstil jadi lainnya, besi dan baja, serta logam mulia/perhiasan," ujar Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Senin (9/11/2020).

Di masa pandemi ini, Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang masih menjadi negara utama tujuan ekspor nonmigas Indonesia. Untuk periode Januari-September 2020, nilai ekspor nonmigas ke beberapa negara justru mengalami kenaikan, yaitu ke Tiongkok (naik 11 persen), Amerika Serikat (2,9 persen), Swiss (228,1 persen), Australia (13,4 persen), Pakistan (13 persen), dan Italia (1,2 persen).

Untuk mendorong ekspor, Kementerian Perdagangan juga tetap mempromosikan produk tanah air selama masa pandemi. Beberapa upaya promosi yang dilakukan, antara lain, fasilitasi penjajakan kesepakatan dagang (business matching) secara virtual melalui 46 perwakilan perdagangan di 31 negara, penyelenggaraan Trade Expo Indonesia Virtual Exhibition (TEI-VE) pada 10-16 November 2020, dan mengikuti Expo 2020 Dubai pada 1 Oktober 2021-1 Maret 2022.

Selain itu, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga menjadi perhatian utama Kementerian Perdagangan. Agar pelaku UMKM dapat bertahan, Kemendag telah melakukan berbagai langkah strategis.

Langkah strategi situ di antaranya dengan mendorong program percepatan ekonomi lokal untuk sektor UMKM melalui program Bangga Buatan Indonesia (BBI) bersama kementerian/lembaga terkait. Target BBI untuk 2 juta UMKM ke platform digital pun sudah tercapai pada September lalu.

Melalui program BBI, Kemendag telah membuka akses pasar melalui perdagangan daring melalui penerbitan Permendag No. 50 tahun 2020 tentang Ketentuan Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE). Kemendag juga melakukan promosi produk pernik-pernik unik Indonesia, meluncurkan situs https://bbi.kemendag.go.id/ yang berisi panduan untuk UMKM masuk ke platfom digital, dan juga menyelenggarakan kegiatan In Store Promotion dengan mengajak lebih dari 100 UMKM binaan Kemendag untuk mengembangkan pasarnya ke mal.

Upaya serupa juga didorong oleh Kementerian Keuangan melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank. Lembaga ini mengajak 12 UKM binaan untuk bertemu dengan calon pembeli dari berbagai negara. Pemerintah memberi dukungan fiskal kepada UKM yang berorientasi ekspor agar UKM Indonesia lebih berdaya saing, menembus batas menuju pasar global, dan membantu Pemulihan Ekonomi Nasional. Ke-12 UKM binaan LPEI yang hadir di ajang TEI-VEI 2020 berkategori multiproduk, yaitu kriya (handicraft), furnitur, makanan-minuman, herbal rempah premium, hingga home decor. Melalui TEI-VEI ini, diharapkan UKM binaan LPEI mampu melakukan ekspor setelah bertransaksi dengan calon pembeli secara langsung.

Melalui program Coaching Program for New Exporters (CPNE) yang disertakan dalam TEI, LPEI melakukan pendampingan serta pembinaan kepada 12 UKM dan memberi berbagai jenis pelatihan. Mereka mendapatkan pelatihan pengemasan, pembuatan desain yang baik dan menarik, pemasaran, hingga menangani pesanan. Dalam perjalanannya, UKM-UKM berorientasi ekspor itu telah mampu menembus pasar Eropa, Asia, Amerika Serikat, hingga Afrika.

Salah satu UKM, CV Woodeco Indonesia yang memproduksi kriya dan furnitur dari Yogyakarta mampu menembus pasar Belanda, Jerman, Amerika, hingga Jepang. Ada juga PT Fahmi Bersaudara yang memproduksi produk kelapa dan turunannya. UKM yang berlokasi di Wonogiri tersebut mampu memproduksi 120 ton produk per bulan yang mayoritas diekspor ke Bahrain, Uni Emirat Arab, Palestina, hingga Korea Selatan.

Menjaring peluang ekspor bagi UMKM merupakan salah satu langkah pemerintah guna membangkitkan ekonomi nasional dari dampak Covid-19. Agar sektor UMKM tetap bisa bergerak, pelaku sektor itu juga mendapatkan insentif berupa bantuan sosial, relaksasi dan restrukturisasi kredit, maupun perpajakan.  Tidak itu saja, mereka juga didorong melakukan digitalisasi UMKM, pembiayaan modal kerja, aktivasi, perluasan penyerapan pasar, dan konsolidasi merek dagang. Harapannya, jelas agar sekitar 60 juta UMKM menjadi tumpuan agar resesi tidak berlanjut sekaligus menjadi akselerasi pertumbuhan ekonomi ke depan.

 

 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Editor: Firman Hidranto/Elvira Inda Sari
Redaktur Bahasa: Ratna Nuraini