Indonesia.go.id - Optimistis, Terkerek hingga Empat Koma

Optimistis, Terkerek hingga Empat Koma

  • Administrator
  • Kamis, 25 Maret 2021 | 07:25 WIB
EKONOMI
  Kendaraan melaju di antara gedung bertingkat di kawasan Pancoran, Jakarta, Sabtu (20/3/2021). Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2021 akan mencapai 4,9 persen, prediksi ini naik dari ramalan sebelumnya yang hanya 4 persen. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Sejumlah lembaga ekonomi dunia memproyeksikan pertumbuhan positif ekonomi Indonesia. Rata-rata prediksi pertumbuhan Indonesia di atas empat persen.

Ini kabar gembira, di tengah pandemi Covid-19. Perekonomian Indonesia diprediksi bakal moncer pada 2021. Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD) memproyeksikan, ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,9% di tahun 2021.

Yang luar biasa, berdasarkan survei OECD tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali naik menjadi 5,4% pada 2022. Artinya, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan segera kembali jaya seperti sebelum pandemi.

Sekretaris Jenderal OECD Angel Gurria mengungkapkan, pemulihan ekonomi Indonesia akibat pandemi akan berlangsung secara bertahap dan tergantung pada penanganan di sektor kesehatan. "Indonesia sedang menghadapi tantangan terberatnya sejak krisis 1997. Dengan reformasi yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan energi dan bakat dari populasi mudanya dan membuat ekonomi bergerak maju lagi," kata Sekretaris Jenderal OECD pada OECD Economic Review of Indonesia 2021, 18 Maret lalu.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bagaimana Pemerintah Indonesia menghadapi situasi extraordinary akibat pandemi Covid-19. Pemerintah melonggarkan kebijakan fiskal dan moneter, salah satunya, dengan melebarkan defisit hingga 6,09% terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2020.

“Saya pikir ini relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara OECD lainnya, bukan? Jadi kita mengalami defisit pada 2020 sekitar 6,1% dan pada saat yang sama kondisi perekonomian juga relatif baik dan kontraksi sekitar 2%. Itu adalah salah satu capaian yang juga kami gunakan untuk dapat merespons situasi 2021,” ujar Menkeu.

Strategi lain, belanja pemerintah difokuskan untuk menangani pandemi, terutama sisi kesehatan, perlindungan sosial, dan menjaga kelangsungan dunia usaha. Dengan respons pemerintah yang cepat dan tepat, tingkat kemiskinan Indonesia mampu bertahan di sekitar 10,4%, lebih rendah dari prediksi World Bank yakni di atas 11,4%.

Sebelumnya, tiga lembaga internasional memprediksi ekonomi Indonesia berada di level 4% pada 2021. Misalnya, International Monetary Fund (IMF) dengan prediksi 4,8% yoy, World Bank 4,4% yoy, dan Asian Development Bank (ADB) 4,5% yoy. Akhir 2020, laporan prospek ekonomi Oxford Economics, bersama the Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW), memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi di seluruh Asia Tenggara (ASEAN) minus 4,1 persen pada 2020.

Namun kemudian pada 2021 angka pertumbuhan ekonomi ASEAN akan melonjak tajam menjadi 6,2 persen. Dalam laporan tersebut, pemulihan ekonomi di ASEAN sebagian disebabkan oleh low base effect dari tahun ini. Namun, kebijakan makro dinilai akan tetap berperan akomodatif, dengan dukungan fiskal yang ekstensif dan suku bunga rendah.

Mereka juga menyebut, secara keseluruhan, pandemi diperkirakan akan meninggalkan bekas luka permanen pada ekonomi Indonesia, yang diperkirakan akan menyusut sebesar 2,2 persen di 2020. Sebelum akhirnya mampu melonjak menjadi 6 persen pada 2021, dengan bantuan belanja konsumen dan infrastruktur.

Optimisme pemerintah mengejar laju pertumbuhan sebesar 5,5 persen di 2021 juga sejalan dengan proyeksi pertumbuhan yang dilakukan lembaga-lembaga internasional. Misalnya Sadiah OECD memproyeksikan ekonomi 2021 sebesar 4,0 persen dan ADB 5,3 persen dan Bloomberg Median memasang target sekitar 5,6 persen.

Bahkan dalam laporannya yang bertajuk Global Economic Prospects edisi Januari 2021, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia tahun ini sebesar 4,4% atau 0,4 poin persentase lebih rendah dari perkiraan Juni lalu. Sementara itu IMF juga merevisi turun prospek pertumbuhan output ekonomi Indonesia di tahun ini sebesar 1,3 poin persentase lebih rendah dari proyeksi Oktober 2020. Dalam laporan IMF pertumbuhan PDB RI diramal naik 4,8% tahun ini.

 

Vaksinasi dan Konsumsi

Sementara itu dari dalam negeri, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional akan bergerak menuju perbaikan pada 2021. Namun perbaikan perekonomian ini bergantung pada kecepatan pemerintah dalam melakukan program vaksinasi secara nasional. "Kami memiliki keyakinan bahwa pergerakan perekonomian nasional yang sangat tergantung pada vaksin yang ada dan ini perlu jadi perhatian pemerintah," kata Kepala Puslit Ekonomi LIPI Agus Eko Nugroho pada Kamis 17 Desember 2020.

Agus menuturkan, keberadaan vaksin dan program vaksinasi nasional akan mendorong ekspektasi sektor konsumsi. Dia pun lantas membuat beberapa simulasi pertumbuhan PDB 2021. Bila tahun depan berjalan tanpa vaksin, maka PDB akan tumbuh di kisaran 1,57 persen sampai 2,07 persen.

Kemudian bila vaksinasi telah dilakukan sebanyak 30 persen maka pertumbuhan ekonomi akan tumbuh di kisaran 2,99 persen sampai 3,49 persen. Bila proses vaksinasi telah mencapai 50 persen pada 2021, maka pertumbuhan PDB diprediksi tumbuh 3,21 persen sampai 3,7 persen. Sedangkan bila proses vaksinasi telah dilakukan 80 persen, maka PDB akan tumbuh di kisaran 3,53 persen sampai 4,09 persen.

Proyeksi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 3 persen pada 2021. "Dengan segala perkembangan global maupun domestik, kita perkirakan perhitungan di 2020 ini -1,35 persen, dan tahun 2021 itu 3 persen," ujar Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad dalam Webinar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2021, pada Senin 23 November 2020.

Namun demikian, Presiden RI Joko Widodo mengungkapkan syarat agar pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu melebihi prediksi dari lembaga-lembaga keuangan internasional yang sebesar 4-5 persen pada 2021. “Syaratnya sederhana, energi bangsa harus bersatu, harus fokus untuk menangani krisis kesehatan dan mendongkrak pertumbuhan yang berkualitas,” kata Presiden Jokowi secara virtual di CNBC Indonesia Economy Outlook 2021.

Kunci pemulihan ekonomi Indonesia, kata Presiden, adalah kemampuan bangsa dalam disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan serta melaksanakan kebijakan 3T yakni testing (pengujian), tracing (pelacakan), dan treatment (perawatan).

 

 

Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari

Berita Populer