Indonesia.go.id - 10 Sektor Prioritas untuk Memacu Transformasi Digital

10 Sektor Prioritas untuk Memacu Transformasi Digital

  • Administrator
  • Jumat, 10 September 2021 | 08:14 WIB
KOMINFO
  Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyebut bahwa tranaformasi digital harus segera dilakukan. KOMINFO
Transformasi digital nasional dilakukan dengan fokus pada sepuluh sektor prioritas untuk mempercepat terwujudnya infrastruktur, pemerintahan, ekonomi, dan masyarakat digital.

Sebagai upaya percepatan transformasi digital nasional, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menyusun Peta Jalan Indonesia Digital tahun 2021-2024 sebagai panduan strategis yang memandu perjalanan transformasi digital bangsa.

Menurut Menteri Kominfo Johnny G Plate, transformasi digital dilakukan dengan fokus pada 10 sektor prioritas untuk mempercepat terwujudnya infrastruktur, pemerintahan, ekonomi, dan masyarakat digital.

"Yakni sektor transportasi dan pariwisata digital, perdagangan digital, jasa keuangan digital, media dan hiburan digital, pertanian dan perikanan digital, real estate dan perkotaan digital, pendidikan digital, kesehatan digital, digitalisasi perindustrian, serta digitalisasi pemerintahan," ujarnya dalam diskusi virtual "Aman Bertransaksi di Era Digital" dari Jakarta, Rabu (8/9/2021).

Dijabarkan oleh Menteri Johnny, dari Peta Jalan Indonesia Digital tersebut diuraikan lagi dalam 100 inisiatif utama untuk dilaksanakan secara kolaboratif bersama dengan seluruh kementerian, lembaga pusat dan daerah, pelaku usaha, serta masyarakat umum dalam 10 sektor prioritas tersebut.

"Sebagai salah satu sektor strategis dalam agenda transformasi digital nasional, sektor ekonomi digital menjadi pilar penting bagi terciptanya transformasi ekonomi yang sinergis, yang optimal dan yang berkesinambungan," jelasnya.

Sebagai contoh nyata, kendati Indonesia mengalami pandemi Covid-19, geliat revolusi industri 4.0 menjadi salah satu faktor katalis yang mengakselerasi agenda transformasi digital Indonesia.

Di masa pandemi, transaksi ekonomi melejit melalui finansial teknologi, transaksi digital dari penjualan produk dan layanan jasa kesehatan meningkat 300 persen lebih. Begitu pun aktivitas pendidikan, pemerintah dan bisnis banyak ditopang melalui platform digital. Termasuk juga penyaluran bantuan sosial, pengumpulan donasi bagi keluarga terdampak Covid-19, hingga pelayanan vaksinasi massal. Momentum ini sedikit banyak mendorong terciptanya transformasi ekonomi pada sektor digital, digitalisasi UMKM, dan ekonomi hijau.

 

Motor Pertumbuhan Ekonomi

Sejalan dengan Peta Jalan Indonesia Digital, menurut Menkominfo, dengan pembangunan infrastruktur digital yang massif dan penyediaan pusat data pemerintah untuk layanan pemerintahan digital ini, diharapkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi digital Indonesia.

Pengembangan ekonomi digital tersebut tentunya juga didukung oleh manajemen talenta digital yang lebih luas dan massal lagi. Peta Jalan ini mendorong adanya ekosistem pemanfaatan TIK digital agar Indonesia mampu bersaing di kancah global.

"Hilirnya infrastruktur TIK yaitu ekonomi digital itu sendiri. Makanya, kita harus memanfaatkan infrastruktur kita untuk memanfaatkan ekonomi digital. Di Indonesia saat ini tulang punggung perekonomian kita adalah UMKM, dan Ultra Mikro yang menjadi penyumbang 61,07% dari GDP nasional," jelas Johnny Plate.

Pemerintah memberi perhatian serius kepada 64,2 juta UMKM Indonesia untuk bisa onboard go digital, karena potensi ekonomi digital Indonesia yang besar. Bahkan, pemerintah telah menargetkan agar pada 2024, jumlah pelaku UMKM yang tergabung ke dalam ekosistem digital dapat meningkat pesat hingga 30 juta pelaku melalui Program Nasional Gerakan Bangga Buatan Indonesia.

Melalui peta jalan itu diharapkan dapat menghasilkan unicorn dan startup digital baru di berbagai sektor. Peluang yang amat besar mengingat ekonomi digital Indonesia pada 2025 diproyeksikan berkembang dari USD44 miliar menjadi USD124 miliar atau setara dengan 40% dari nilai ekonomi digital ASEAN.

Setidaknya transformasi digital mampu memberikan dampak positif bagi pemulihan perekonomian nasional pada 2021 maupun 2022. Kebijakan pemerintah melalui penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang terdesentralisasi dan bertahap dalam dua bulan terakhir sudah mulai membuahkan hasil positif. Percepatan kondisi kesehatan dan pemulihan ekonomi di daerah juga banyak ditopang oleh digitalisasi platform aktivitas sosial ekonomi. 

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan pulih di atas 4,4% pada tahun 2021, dan menguat di atas 5% pada 2022. Pemulihan ini tercipta dari basis kondisi ketahanan Indonesia yang menerapkan PPKM, yang dilakukan secara terdesentralisasi dan bertahap di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih terus berlanjut," Menteri Johnny Plate.

Dari analisis lembaga ekonomi dunia, pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2021 didorong secara berimbang oleh pertumbuhan wilayah ekonomi berkembang (emerging and developing countries), yang diprediksi mengalami pertumbuhan sekitar 6%. Adapun wilayah ekonomi maju (advance economies) diproyeksikan tumbuh sekitar 5,4%.

Secara keseluruhan, 90% perekonomian negara maju diperkirakan akan pulih tahun 2022 ketika pendapatan perkapita sebelum pandemi. Sementara hanya sekitar sepertiga dari negara emerging market and developing ekonomies yang dapat mencapai kondisi serupa, yaitu kembali kepada tingkat pendapatan perkapita sebelum pandemi.

Indonesia menjadi satu dari empat negara lainnya di dunia yang diprediksi pertumbuhan ekonominya mencapai kondisi serupa, yakni di antaranya Tiongkok, Indonesia, Thailand, dan Brasil. Meski perekonomian dunia diprediksi pulih tahun 2021, ada beberapa risiko tetap perlu diantisipasi seperti munculnya varian baru wabah Covid-19, tekanan keuangan dan fiskal di semua negara.



 

Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari