Realisasi investasi secara kumulatif selama periode Januari--Desember 2021 mencapai Rp901,02 triliun. Presiden Jokowi menetapkan, target investasi 2022 menjadi Rp1.200 triliun, atau naik 30 persen.
Foxconn Technology Group bersiap menghidupkan Kawasan Industri Terpadu Batang di Jawa Tengah dengan investasi gemuk. Raksasa teknologi asal Taiwan ini akan membenamkan modal senilai USD8 miliar atau sebesar Rp114,4 triliun pada kurs Rp14.300.
Kabar itu diungkapkan langsung Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Senin (31/1/2022). “Awal bulan kami sudah menandatangani Memorandum of Understanding dengan Foxconn,” kata mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini.
Foxconn menggandeng Gogoro, IBC, dan Indika untuk membangun pabrik pembuatan baterai kendaraan listrik, mulai dari sel baterai, modul baterai, dan baterai itu sendiri yang dapat didaur ulang. Mereka juga akan membangun industri kendaraan listrik, mulai dari roda dua, roda empat, hingga bus listrik.
Investasi Foxconn merupakan salah satu bukti moncernya investasi pada 2021. Perlu diketahui, capaian realisasi investasi periode Oktober--Desember triwulan IV-2021 mencapai Rp241,6 triliun dengan penyerapan tenaga kerja Indonesia (TKI) sebanyak 295.491 orang.
Bahkan data Kementerian Investasi mencatat, realisasi investasi secara kumulatif selama periode Januari--Desember 2021 mencapai Rp901,02 triliun. Capaian itu melebih target yang diberikan secara khusus oleh Presiden RI Joko Widodo, yaitu sebesar Rp900 triliun, serta mencapai 104,8% target pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar Rp858,5 triliun. Lapangan kerja baru yang tercipta dari realisasi investasi ini adalah sebanyak 1.207.893 TKI.
Data itu diungkap Bahlil Lahadalia pada 27 Januari 2022, saat mengumumkan capaian realisasi investasi triwulan IV (Oktober--Desember) sekaligus data realisasi investasi kumulatif tahun 2021. Pengumuman itu dilakukan dalam konferensi pers yang dilaksanakan secara virtual.
Menurut Bahlil, total realisasi investasi pada triwulan IV-2021 terdiri dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp122,3 triliun (50,6%) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp119,3 triliun (49,4%). Pertumbuhan realisasi investasi PMA pada triwulan IV=2021 naik signifikan.
Dibandingkan triwulan III-2021, kenaikan triwulan ini sebesar 18,5% (q-o-q) dan jika dibandingkan triwulan IV-2020 kenaikan lebih besar sebanyak 10,1% (y-o-y). Di sisi lain, realisasi investasi PMDN pada periode yang sama tumbuh hanya 5,1% (q-o-q), namun dibandingkan dengan triwulan IV-2020 justru tumbuh pesat sebesar 15,2% (y-o-y).
Berdasarkan sebaran wilayah, realisasi investasi triwulan IV-2021 di luar Jawa masih lebih besar dibandingkan di Jawa. Investasi luar Jawa tercatat sebesar Rp127,5 triliun (52,8%), sedangkan di Jawa sebesar Rp114,1 triliun (47,2%). Begitu juga realisasi investasi pada Januari--Desember 2021 di luar Jawa masih lebih besar dibandingkan dengan Jawa. Tumbuh sebesar 12,2% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 lalu.
Total realisasi investasi di luar Jawa sepanjang 2021 ini mencapai Rp468,2 triliun (52%). Sementara itu, realisasi investasi di Jawa pada periode yang sama tercatat sebesar Rp432,8 triliun (48%). “Sekali lagi, menguatnya kontribusi investasi di luar Jawa ini adalah dampak dari keberhasilan program pemerintah melalui pembangunan proyek infrastruktur yang dilakukan secara masif pada Pemerintahan Jokowi periode pertama. Hal ini juga mencerminkan bahwa di luar Jawa sudah ramah investasi,” jelas Bahlil.
Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta menjadi primadona bagi para investor menjalankan investasinya, dengan total realisasi investasi sebesar Rp3,8 triliun (12,7%). Sementara itu, di luar Jawa, Provinsi Kalimantan Timur dan Maluku Utara, masuk dalam peringkat lima besar lokasi tujuan investasi pada triwulan IV-2021.
Beralih ke capaian reliasasi investasi sepanjang 2021, PMA berkontribusi sebesar Rp454 triliun (50,4%), tumbuh 10% dibandingkan periode yang sama pada 2020. Sementara itu, PMDN berkontribusi sebesar Rp447 triliun (49,6%) yang juga tumbuh 8,1% dibandingkan pada 2020. “Ini sentimen positif dari asing terhadap Undang-Undang Cipta Kerja (UUCK). Tren ini harus kita jaga. Inilah buktinya bahwa UUCK sangat penting. Jika kita bisa pertahankan di 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa semakin membaik,” jelas Bahlil lagi.
Dari sisi asal negara investasi, Singapura masih berada pada posisi teratas dengan realisasi investasi tertinggi yaitu sebesar USD2,1 miliar atau 25,3% dari capaian realisasi investasi pada triwulan IV-2021. Amerika Serikat kali ini juga masuk di peringkat ketiga pada periode yang sama dengan total realisasi investasi mencapai USD1,2 miliar (10,5%) dan diprediksi akan semakin meningkat di tahun 2022.
Sementara itu pada akumulasi investasi 2021, Singapura masih menempati urutan pertama dan disusul oleh Hong Kong Republik Rakyat Tiongkok (RRT), RRT, dan Amerika Serikat. Amerika Serikat berhasil masuk dalam lima besar negara dengan total nilai realisasi investasi sebesar USD2,5 miliar (8,2%), hampir mengimbangi Tiongkok di posisi ketiga penyumbang realisasi investasi sepanjang 2021 dengan nilai investasi USD3,2 miliar (10,2%).
Realisasi investasi triwulan IV-2021 berdasarkan sektor didominasi oleh investasi pada industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp34,8 triliun (14,4%). Diikuti oleh sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sebesar Rp28,6 triliun (11,8%), dan pertambangan sebesar Rp28,0 triliun (11,6%).
Begitu juga dalam hal investasi yang mendominasi sepanjang 2021, yaitu di sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya dengan total realisasi investasi sebesar Rp117,5 triliun (13,0%) hampir imbang dengan sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran yaitu sebesar Rp117,4 triliun (13,0%). Sedangkan, lokasi dengan realisasi investasi tertinggi yaitu Provinsi Jawa Barat sebesar Rp136,1 triliun (15,1%).
Target Investasi 2022
Presiden Joko Widodo meminta Kementerian Investasi menaikkan target investasi 2022 menjadi Rp 1.200 triliun, naik 30 persen dari target 2021, sebesar Rp900 triliun. Sementara itu, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2020-2024, target investasi Rp968,4 triliun.
Target Presiden Jokowi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen–5,5 persen pada 2022. Tahun 2020, ekonomi nasional tumbuh minus 2,1 persen dan tahun 2021 diperkirakan tumbuh 3,7 persen. Tahun ini ekonomi diprediksi tumbuh 5,2 persen dan tahun 2023 tumbuh 5,1 persen (Bank Dunia, Januari 2022).
Upaya mencapai target investasi di 2022 sepertinya akan banyak tantangan yang harus dihadapi. Di antaranya, di tengah kondisi yang tidak pasti ini terjadi proteksi ekonomi di banyak negara dan penurunan investasi global. Namun begitu, target investasi dari Presiden Jokowi bukan sesuatu hal yang tidak mungkin dicapai, karena Indonesia memiliki banyak daya tarik bagi investor.
Bank Dunia menyebut, pada 2020 ada 20 persen dari 270 juta jiwa penduduk masuk kelas menengah dan yang berpotensi menjadi kelas menengah berjumlah 115 juta orang. Mereka merupakan pasar sekaligus sumber tenaga kerja. Apalagi negara ini kaya sumber daya alam pertanian, laut, mineral, dan tambang. Industri pengolahan akan meminimalkan risiko siklus harga komoditas. Indonesia adalah negara dengan adopsi internet tinggi dan pasar digital masih berkembang.
Investasi menjadi sebuah keharusan, untuk penyediaan lapangan kerja berkualitas di sektor formal bagi 2,5 juta orang setiap tahun. Bahkan investasi juga menimbulkan kegiatan ekonomi ikutan.
Penulis: Eri Sutrisno
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari