Neraca pembayaran Indonesia diperkirakan tetap baik sehingga mendukung ketahanan eksternal pada 2023.
Perekonomian global pada 2023 diprediksi masih tetap melambat di tengah-tengah konflik Ukraina-Rusia, yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Di tengah kondisi itu, kinerja ekonomi Indonesia masih tetap resilien.
Tentu kondisi ini tidak terlepas dari kinerja ekonomi sepanjang 2022. Bayangkan, sepanjang 2022, perekonomian Indonesia tetap mencatat pertumbuhan 5,3 persen dengan pemulihan merata di semua sektor.
Pertumbuhan ekonomi yang tetap tumbuh 5,3 persen sebagai indikator bahwa ekonomi Indonesia masih dalam momentum yang kuat dibenarkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Indikator itu terlihat, dari pengumuman BPS, pertumbuhan ekonomi kuartal terakhir di 5,1 persen, sehingga secara keseluruhan sepanjang 2022 pertumbuhan ekonomi di 5,3 persen.
“Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5 persen pada lima kuartal berturut-turut. Ini adalah sebuah pola pemulihan yang resilien dan sangat meyakinkan,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Februari 2023 secara daring.
Demikian pula dengan kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV-2022 yang tetap solid dan mampu menopang ketahanan eksternal Indonesia. NPI pada triwulan IV-2022 mencatat surplus USD4,7 miliar, meningkat dibandingkan dengan kinerja triwulan sebelumnya yang tercatat defisit USD1,3 miliar. Penopangnya adalah surplus transaksi berjalan yang tinggi dan perbaikan defisit transaksi modal dan finansial.
Sebelum melangkah lebih jauh, apa itu neraca pembayaran? Neraca pembayaran adalah catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional, antara satu negara dengan negara lainnya, dalam jangka waktu tertentu. Neraca pembayaran memiliki keterkaitan yang erat dengan perkembangan sektor riil, fiskal, dan moneter. Kinerja pembayaran pada ujungnya juga berpengaruh terhadap posisi cadangan devisa.
Di sisi lain, dalam satu kesempatan, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pernah memprediksikan, bank sentral itu optimistis NPI mencatatkan surplus di 2022. Hal itu ditopang surplus transaksi berjalan di kisaran 0,4 persen--1,2 persen dari produk domestik bruto (PDB) di tengah defisit transaksi modal dan finansial akibat tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
"Perkembangan terkini menunjukkan neraca perdagangan Januari 2023 mencatat surplus cukup tinggi sebesar USD3,87 miliar dipengaruhi oleh kinerja ekspor nonmigas yang tetap kuat," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo, di Jakarta, Kamis (16/2/2023).
Aliran masuk modal asing di pasar keuangan domestik juga meningkat, tecermin dari investasi portofolio yang mencatat net inflows sebesar USD6,0 miliar hingga 14 Februari 2023. "Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Januari 2023 meningkat menjadi USD139,4 miliar, setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," ujar Perry.
Dari gambaran itu, Perry Warjiyo pun optimistis, neraca pembayaran Indonesia diperkirakan tetap baik sehingga mendukung ketahanan eksternal pada 2023. Baiknya NPI didukung oleh neraca transaksi berjalan yang masih berpotensi mencatatkan surplus.
“Prospek NPI 2023 diperkirakan tetap baik dengan transaksi berjalan yang terjaga dalam kisaran surplus 0,4 persen sampai dengan defisit 0,4 persen dari PDB,” katanya.
Khusus soal kinerja NPI triwulan IV-2022, Bank Indonesia dalam laporannya yang dirilis Senin (20/2/2023) menyebutkan, kinerja NPI selama triwulan itu tetap solid dan mampu menopang ketahanan eksternal.
Laporan itu juga menambahkan NPI pada triwulan IV-2022 mencatat surplus USD4,7 miliar, meningkat dibandingkan dengan kinerja triwulan sebelumnya yang tercatat defisit USD1,3 miliar.
“Kinerja NPI triwulan IV-2022 tersebut ditopang oleh surplus transaksi berjalan yang tinggi dan perbaikan defisit transaksi modal dan finansial,” tulis laporan itu.
Laporan itu juga melaporkan bahwa transaksi berjalan kembali mencatat surplus, didukung oleh surplus neraca perdagangan barang yang tetap tinggi. Transaksi berjalan tercatat sebesar USD4,3 miliar atau setara dengan 1,3 persen dari PDB, melanjutkan capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar USD4,5 miliar (1,3% dari PDB).
Kinerja transaksi berjalan tersebut bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang terjaga, didukung oleh harga komoditas ekspor yang tetap tinggi. NPI secara keseluruhan pada 2022 kembali membukukan surplus sebesar USD4,0 miliar, setelah pada tahun sebelumnya mencatat surplus USD13,5 miliar.
Posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2022 tetap kuat yakni sebesar USD137,2 miliar atau setara dengan pembiayaan 5,9 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional. Seiring itu semua diharapkan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.
Penulis: Firman Hidranto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari